~Lima Puluh Satu~

50 6 0
                                    

Sore harinya, Zayn pulang ke rumah. Ia disambut dengan hangat oleh orang rumah. Zayn dan yang lainnya duduk di ruang tamu. Ia mengedarkan pandangannya mencari Galaxy. Emrick dan Afwan tidak ikut karena mereka sedang ada urusan di perusahaan GAR CORP.

"Qilla. Bang Asa mana?" tanya Zayn.

"Qilla ga tau. Setelah nganter Qilla ke ruangan papah waktu itu, Qilla ga pernah liat bang Asa lagi."

"San. Bisa tolong telpon Galaxy?" Ikhsan mengangguk. Ia mencoba menghubungi Galaxy tetapi tidak bisa. Saat Ikhsan akan menyimpan hp nya, tiba-tiba handphonennya berbunyi dan menampilkan nama Asa dilayarnya. Dengan segera Ikhsan mengangkat telpon itu lalu menlodspeker nya.

"Pak Ikhsan maaf. Bang Gala nya lagi ga ada. Hpnya ga dibawa."

"Ini siapa?"

"Ali, Ridwan sama Bang Rashad."

"Kemana Galaxy?"

"Galaxy lagi ada urusan ,pak. Bapak ganggu aja. Orang lagi sibuk. Kalo ada tugas yang belum nanti aja di sekolah," ucap Rashad.

"Ini bukan waktunya bercanda Rashad. Mana Galaxy?"

"Ga ada pak. Astaghfirullah. Li, Lo deh yang ngomong ini ada sinyal darurat. Wan bantu gue," ucap Rashad frustasi.

"Li. Ini om Zayn. Galaxy dimana?"

"Oh,om Zayn. Ini om maaf bang Asa nya lagi ga ada. Hp nya ga dibawa karena takut dil---

"Jangan kasih tahu bego," ucap Ridwan.

"Gue mau ngasih tempe bukan tahu."

"Udah matiin aja."

"Om maaf ya. Kami sibuk. Nanti bang Asa pulangnya bakal ke rumah om dulu deh kayaknya."

"Cepet sembuh om." Ali mematikan sambungan telponnya. Zayn dan Ikhsan menghela nafasnya.

"Gimana san? Gue khawatir"

"Abang tenang aja. Okey? Kan nanti Galaxy katanya mau kesini." Zayn mengangguk.

"Sudahlah. Jangan kau urusin dia," tukas Freya dengan wajah yang tak ada rasa bersalah.

"Apa maksudmu?" tanya Zephyr.

"Dia sudah membuat Zayn terluka."

"Sudah ku bilang berapa kali itu bukan salah dia."

"Tetep aja dibela."

"Tau, papah juga bang Asa terus. Emangnya anak papah bang Asa doang?" Rai menatap datar Zayn.

Cakra,Rai,Raka,Fawnia,dan Freya masuk ke kamarnya masing-masing.

"Bangsat," umpat Qilla.

"Hey. Siapa yang mengajari seorang Quen berbicara seperti itu?" tanya Ikhsan.

"Hehe. Keceplosan, " ucap Qilla sambil nyengir.

"Papah istirahat aja yu." ajak Qilla. Zayn mengangguk.

"Kita tidur dikamar bang Asa,Qil." Qilla mengangguk lalu mereka pergi ke kamar Galaxy. Zephyr dan Ikhsan pun pergi ke kamarnya masing-masing.

Cklek. "Assalamualaikum" mereka berdua masuk ke kamar Galaxy. Kamar itu sangat rapi. Harum parfum Galaxy sangat menyengat sekali. Mereka sangat merindukan Galaxy. Padahal baru 2 hari tidak berbicara langsung dengan Galaxy tapi mereka sudah merasa rindu. Zayn duduk ditempat tidur Galaxy diikuti Qilla.

"Pah. Qilla rindu tidur disamping bang Asa," ucap Qilla sambil mengelus potonya dan Poto Galaxy yang berada di pantai.

"Papah juga. Padahal baru tadi siang ketemu. Tapi cuma dari jauh sih."

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang