~Dua Puluh Tiga~

58 10 0
                                    

Sore harinya, Zephyr baru pulang dari kantor bersama Raka. Mereka menghampiri Freya, Fawnia, dan Cakra yang sedang menonton televisi. Zephyr duduk disamping Fawnia, sementara Raka duduk disamping Cakra.

"Zayn belum pulang?" tanya Zephyr dengan mengedarkan pandangannya.

"Belum, yah," jawab Freya.

"Qilla dan Rai kemana?"

"Ada dikamar Qilla," jawab Fawnia.

"Galaxy?"

"Dibawa Ikhsan," jawab Freya.

"Kemana?"

"Mana kita tahu," jawab Fawnia dengan mendelik.

Zephyr menganggukkan kepalanya dan pergi ke ruang kerjanya. Disana ia duduk dikursi kerjanya menghadap laptop. Zephyr melihat cctv rumah. Merasa ada yang mengganjal, Zephyr mengulang cctv.

Betapa terkejutnya ia saat melihat Ikhsan membawa Galaxy dipunggungnya. Bukan, itu yang membuat Zephyr terkejut. Tapi keadaan Galaxy yang sangat mengenaskan.

Dengan segera Zephyr menghubungi Ikhsan, akan tetapi tidak diangkat angkat oleh Ikhsan. Kemudian Zephyr mencoba menghubungi Zayn hasilnya sama, tidak ada balasan.

"Angkasa..." lirih Zephyr dengan memejamkan mata dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kerjanya.

"Ini semua ulah mereka!" geram Zephyr. Ia mengepalkan kedua tangannya dan keluar menghampiri Fawnia dan yang lainnya.

"KAU PASTI YANG MEMBUAT GALAXY TERLUKA KAN?!" bentak Zephyr didepan Fawnia.

"Apa maksudmu?"

"Gak usah pura-pura gak tahu! Kau pikir aku bodoh! Hah?!" Zephyr mengusap wajahnya frustasi.

"Aku lihat di cctv!!"

"Keji!! Kalian sangat keji sekali! Apa kalian tidak punya sedikit saja rasa kasian kepadanya?!" bentak Zephyr lagi. Wajahnya merah. Tangannya mengepal kuat. Zephyr memejamkan mata untuk mengontrol emosi.

"Dia pantas mendapatkan itu!" balas Fawnia. Zephyr menggeram marah dan menarik tangan Fawnia untuk ke kamar mereka.

Zephyr menghempaskan Fawnia ke sofa. "Asal kau tahu. Bukan Galaxy yang membunuh Aarav!"

"Dia yang membunuh putraku, Zephyr!! Kenapa kau malah membelanya?!" balas Fawnia. Ia berdiri dan berhadapan dengan Zephyr.

"AKU BILANG BUKAN DIA FAWNIA!!!!" Zephyr menendang meja didepannya.

"Harusnya sebagai nenek, kau selalu ada untuknya! Apa kau tahu dia sangat membutuhkan figur seorang nenek dan ibunya!!"

"Dia membutuhkan kamu dan Freya!!!!" runtuh sudah pertahanan Zephyr. Ia menangis dihadapan Fawnia. Fawnia pun merasa heran. Selama bersama Zephyr ia tidak pernah melihat Zephyr menangis, kecuali saat kehilangan Aarav dan Bintang. Dan saat ini ia melihat pria lansia didepannya itu menangis.

Zephyr membuang pandangannya. Ia mengusap air matanya kasar. "Saat disekolah, dia selalu membanggakan kamu dan mamahnya. Dia selalu menyebut kalian baik. Bahkan sangat baik. Sampai semua orang iri padanya!"

"Tanpa mereka ketahui keadaan Galaxy malah sebaliknya!!" Zephyr beranjak meninggalkan Fawnia untuk menuju kamar mandi.

"Ku harap kau perbaiki semuanya, sebelum terlambat." Setelah mengatakan itu Zephyr masuk ke kamar mandi.

Fawnia terdiam, ia mencerna semua kalimat yang Zephyr ucapkan. Baru kali ini Zephyr, terlihat sangat kecewa padanya. Apakah keadaan Galaxy memang semenyedihkan itu?

⭐⭐⭐

Keesokan harinya.

"San, Lo berangkat ngajar gih," titah Zayn.

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang