~Empat Puluh Empat~

44 5 0
                                    

Jangan tiru adegan negatifnya.

Happy reading!!!

⭐⭐⭐

Galaxy masuk ke kamarnya. Dan ternyata terdapat Raka, Cakra, dan Rai yang sedang duduk di sofa dan tempat tidurnya. Galaxy duduk di sofa balkonnya. Lalu ia memasang airpods ke telinganya untuk mendengarkan musik.

"Bang masuk. Diluar dingin," titah Rai. Tapi Galaxy tetap diam tak mengindahkan ucapan Rai.

"Dia kenapa?" tanya Raka menatap adik-adiknya satu persatu.

"Ga tau," balas Cakra sambil menggeleng dan mengangkat kedua bahunya.

"Itu si Feiyaz mau keluar negeri," timpal Rai.

"Hah? Serius?" Rai mengangguk.
Raka menghampiri Galaxy, ia melepaskan airpods Galaxy yang berada di telinganya.

"Ayo, masuk," ajak Raka sambil memegang pundak tegap Galaxy.

"Gue mau disini dulu. Liat bintang." Galaxy mendongak menatap bintang-bintang yang sangat cantik di langit sana.

"Ayo, Gal," ajak Raka. Galaxy menghela nafasnya.

"Mau apa?"

"Kita mau ngobrol." Tanpa aba-aba, Raka menarik tangan Galaxy. Ia duduk di sofa.

"Kenapa?"

"Tadi seru banget."

"Your head." Galaxy beranjak ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Diikuti Cakra, Rai, dan Raka.

Galaxy memejamkan matanya yang sudah sangat berat. Raka, Cakra, dan Rai menatap langit-langit kamar Galaxy.

"Kalian harus lebih deket sama Qilla. Dan kalo gue udah ga ada kalian harus jaga Qilla. Jangan buat dia nangis," ujar Galaxy dengan nada pelan dan lembut. Mereka bertiga saling pandang.

"Emang Lo mau kemana?" tanya Cakra disebelah Galaxy.

"No one knows the age. Who knows in a few weeks I will die," lirih Galaxy.

"Jangan ngaco kalo ngomong," ucap Raka tak suka.

"Sorry. Gue tidur duluan." Beberapa menit kemudian dengkuran halus keluar dari mulut Galaxy. Mereka terdiam dengan kalimat Galaxy.

Mereka bangkit dan menatap wajah Galaxy yang sedang tertidur. Raut lelah sangat kentara sekali di wajah tampan Galaxy.

"Gue minta maaf...." lirih Cakra.

"Gue juga minta maaf bang," timpal Rai. Mereka tertidur dengan berjejer.

⭐⭐⭐

"Mah. Asa izin pergi dulu ya." Galaxy mencium punggung tangan Freya dan Fawnia.

"Loh. Kamu ga sekolah?"

"Asa izin dulu. Mau nganter Fei sama Arvin ke bandara."

"Yaudah. Hati-hati." Galaxy mengangguk. Dan mengucapkan salam. Ia mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Galaxy pergi ke markas untuk menemui keempat sahabatnya terlebih dahulu, kemudian mereka pergi ke rumah Feiyaz.

Mereka bantu-bantu untuk memasukkan barang yang akan dibawa ke dalam mobil. Setelah itu, mereka pergi ke airport.

Diperjalanan, Feiyaz terus menatap Galaxy. Jujur ia masih mencintai Galaxy. Tapi ia kecewa karena Galaxy telah membohonginya. Gio menatap Feiyaz dan Galaxy bergantian. Ia tersenyum sendu. Ternyata kisah cinta kedua anak itu sangat rumit sekali. Kepercayaan yang berbeda, Arvin yang mencintai Feiyaz. Aish. Gio sangat merasa kasihan pada Galaxy.

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang