~Lima Puluh Tiga~

38 7 0
                                    

"Kamu udah buat papah kamu nangis, Sa. Galaxy Angkasa yang kita kenal ga pernah buat orang yang dia sayang nangis."

"I don't care," balas Galaxy sambil memasukkan tangannya ke saku jaket karena ia merasa dingin sekali.

"WOY!! AYOK BALIK!!!" teriak Rashad di balik helm. Galaxy mengangguk dan menaiki motornya lalu melajukannya.

"BASTARD!!!" teriak Zayn sambil mengacak rambutnya.

"Zayn. Tenang. Dia cuma butuh waktu. Dia bukan yang sebenarnya." Abqari menenangkan Zayn.

"Tau, bang. Abang sabar dulu," timpal Ikhsan sambil mengusap punggung Zayn.

Emrick terdiam. Ia merasa ada yang aneh dengan Galaxy. Itu bukan Galaxy yang ia kenal. Galaxy sudah sangat berubah. Dan bukan itu saja. Wajah Galaxy seperti ada yang menekannya atau mengancamnya. Mimik wajahnya seperti yang panik dan khawatir.

"Apa secepat itu dia berubah?" gumam Emrick. "Atau ada yang mengancamnya?"

Mereka kembali masuk dalam mobil dan pulang.

⭐⭐⭐

Keesokan harinya, Galaxy dan para sahabatnya masuk sekolah. Mereka berpenampilan sangat berbeda sekali. Yang biasanya mereka mematuhi semua peraturan sekolah kecuali baju yang dimasukkan ke dalam celana, mereka mengeluarkannya selalu seperti itu. Dan sekarang mereka melanggar peraturan itu. Saat istirahat tiba, El dan Rashad merokok dikantin. Pakaian mereka berantakan. 2 kancing atas mereka terbuka dan dasi mereka malah dililitkan ditangan mereka.

Para siswa dan siswi berbisik-bisik tentang mereka. Mereka berlima tidak menanggapi bisikkan-bisikkan tentang mereka berlima. Mereka malah bercanda dan tertawa.

"Bang Asa," panggil gadis cantik. Mereka berlima memberhentikan tawanya. El dan Rashad langsung mematikan rokoknya. Mereka menatap Qilla dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Papah sakit. Dia terus manggil nama Abang." Qilla duduk di samping Galaxy, ia menggenggam tangan Galaxy.

"Qilla mohon. Abang liat papah, sebentar aja," ucap Qilla dengan mata yang penuh harapan.

"Gue bukan bagian keluarga Lo lagi," ujar Galaxy. Ia melepaskan tangan Qilla.

"Bang, please. Kali ini aja bang." Galaxy tak menanggapi permintaan Qilla, ia pergi meninggalkan mereka untuk menuju Rooftrop sekolah.

"Bang El....Qilla mohon bujuk bang Asa. Papah sakit dari semalam sampai sekarang panasnya ga turun-turun." Qilla memohon pada El. Mereka berempat saling pandang.

"Quen. Nanti kita coba bujuk bang Asa ya. Quen jangan nangis. Quen balik aja ke kelas. Biar kita yang urus bang Asa," ucap Ali sambil tersenyum. Qilla mengangguk dan pergi.

Mereka langsung pergi ke Rooftrop tak lupa Rashad menyimpan uang di meja. Galaxy yang sedang di Rooftrop, ia menatap langit dengan tatapan kosong. Ia menyenderkan tubuhnya ke sofa dan menutup wajahnya menggunakan telapak tangan.

"Gal. Lo sebaiknya balik dulu deh," ujar Rashad seraya duduk di samping Galaxy.

"Iya. Bokap Lo kasian," timpal El.

"Kita ga maksa bang Asa ke sana. Tapi coba Abang pikirin dulu kondisi om Zayn," ucap Ridwan sambil tersenyum tipis.

"Semalam juga muka om Zayn kan pucet bang. Gue yakin cuma Lo yang om Zayn mau bang," ujar Ali. El merangkul Galaxy yang sedang menunduk dengan memegang belakang kepalanya.

"Gue juga maunya gitu. Gue pengen ketemu mereka. Tapi kalian tahu kan kalo gue deket mereka," balas Galaxy.

"Kita tahu. Tapi.....heh! Gal. Ini bukan Galaxy yang kita kenal loh. Galaxy yang kita kenal ga pernah takut apapun, termasuk ancaman." Rashad merangkul Galaxy.

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang