~Tiga Puluh Dua~

44 6 0
                                    

Setelah selesai melaksanakan sholat shubuh Galaxy duduk di sofa balkon menikmati angin yang berhembus, ia membaringkan dirinya di sofa tersebut lalu melihat angkasa.

Beberapa menit kemudian ia bersiap siap untuk pergi sekolah, saat membuka pintu kamar nya sudah ada Zayn yang membawa kotak P3k dan kompresan.

"Papah obatin lukamu dulu," ucap Zayn, saat akan menarik tangan Galaxy, Galaxy menghindar.

"Saya bisa sendiri, terima kasih." ia mengambil alih kotak P3k yang berada di Zayn.

Tetapi Zayn tidak tinggal diam ia menarik tangan Galaxy dengan kasar dan membawanya ke ruang tamu, diruang tamu terdapat Emrick, Abqari, Zephyr, Afwan, dan Raka. Zayn menghempaskan tubuh Galaxy ke sofa dengan sedikit kasar. Karena tak siap, kepala Galaxy terbentur dinding yang berada tepat di samping sofa itu. Galaxy menunduk sambil memegang kepalanya yang sangat sakit. Zayn yang melihat itu panik,

"Sa, m-maafin papah, Sa. Papah ga sengaja," ucap Zayn sambil memeluk tubuh Galaxy. Galaxy terus memegang kepalanya sambil menunduk, ia memejamkan matanya.

"Shit! obat gue, gue lupa minum dari kemaren," batin Galaxy.

"Arghhh." Galaxy mengerang karena saking sakitnya.

Abqari yang tahu Galaxy lupa minum obat, ia langsung membuka tas Galaxy dan mencari obat tersebut. Zayn melepaskan pelukannya lalu ia mengusap kepala Galaxy dengan lembut. Galaxy terus meringis yang membuat Zayn, Zephyr, Abqari, Emrick, Afwan dan Raka bertambah panik.

"Nih minum," titah Abqari seraya memberikan obat-obat Galaxy. Galaxy mengambil obat itu lantas meminumnya sekaligus, ia meneguk air putih hingga tandas. Mereka terdiam selama beberapa menit, ringisan Galaxy sudah tidak terdengar lagi. Mereka menatap Galaxy yang sedang mengatur nafasnya sambil menunduk.

"Maafin papah.."

Galaxy yang mendengar itu tersenyum tipis. "Bukan salah bapak. Ini memang kesalahan saya. Bukan begitu tuan Abqari?" ujar Galaxy sambil terkekeh. Ia berdiri dan melangkah ke kamarnya diikuti Raka dan Afwan. Dikamar, Galaxy hanya diam di balkon.

"Gue obatin luka Lo ya?" ijin Raka.

"Hmm"

"Dia marah sama kita," lirih Zayn, ia menutup wajahnya menggunakan telapak tangan.

"Engga, dia ga marah," ujar Zephyr.

"Maksudnya gimana om?" tanya Emrick.

"Dia hanya kecewa sama kalian yang tidak percaya dengan pernyataan dia kemarin. Kalian ingat?" Mereka mengangguk.

"Dan aku yakin kemarin dia ngerokok juga pasti ada masalah, Ri. Mangkanya dia lampiaskan ke rokok. Mungkin pagi itu dia ada masalah dan ditambah dengan masalah kita, Dia capek dengan ini semua tapi kemarin ga ada satupun dari kita yang ngertiin dia. Yang ada kita tambah masalah dia. Dan dia kecewa sama kita. Karena orang yang dia percayai malah menyakitinya." Mereka terdiam mendengar penuturan Zephyr.

"Angkasa nama gue tapi bedanya angkasa selalu pembawa keterangan sementara gue pembawa kesialan," gumam Galaxy Yang sedang menatap langit biru.

Afwan dan Raka terkejut mendengar ucapan Galaxy.

"Lo ngomong apa sih?" tanya Afwan sambil merangkul Galaxy.

"Gue capek. Gue bener-bener capek sama ini semua. Gue gu---

"Lo engga bawa sial," potong Raka sambil mengacak rambut Galaxy.

Galaxy terkekeh, lalu menatap Raka dengan tatapan sayu. "Mamah, bang Cakra, Nenek, dan Rayi pengen gue nyusul Om Arav bang. Abang juga mau ya, gue ma----

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang