🌟 50 🌟

6K 228 55
                                    

Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

-------------

Jam istirahat telah tiba, namun, istirahat kali ini berbeda, jika biasanya semuamurid akan pergi ke kantin tapi, tidak dengan saat ini. Semua murid kali ini berada di tengah lapangan dengan berbentuk lingkaran, banyak sorak-sorai yang terdengar yang ditujukan untuk gadis berkuncir satu, siapa lagi kalau bukan Ara.

Saat bel istirahat berbunyi, Mona dan antek-anteknya memasuki kelas dimana Ara belajar, dan dengan sengaja Mona menyeret tangan Ara hingga gadis itu sudah untuk mengimbangi seorang Mona.

Mona membawanya ke tengah-tengah lapangan, antek-anteknya yang yang juga ikut menyeret kemudian berteriak agar berkumpul dipapangan, Saat Rosa ingin membantu, dia dihadang oleh teman sekelasnya.

"WOY ... KUMPUL SINI SEMUA!" teriak Yura, sahabatnya Mona.

Dengan segera semua berbondong-bondong siswa dan siswi berkumpul.

Entah apa yang akan dilakukan oleh Mona.

Jauh dari keramaian disana terdapat empat orang yang sedang melihat dengan mata tajamnya ditambah bibirnya yang tersenyum miring, sepertinya mereka sedang menikmati pertunjukan.

"KALIAN TAU KAN? NIH CEWEK SIAPA?" tanya Mona.

"Jelas taulah, dia jalang yang semalam habis diobral,"

"Huu ..."

Mona mengeluarkan smirknya, didorongnya Ara, hingga jatuh. Rosa ingin menelpon Bagas, agar kekasihnya itu datang untuk membantu sahabatnya, namun, naas, handphonenya belum sempat ia bawa dan masih berada dalam tasnya.

Rosa, bingung, khawatir pada sahabatnya itu, ingin membantu namun, lagi dan lagi kedua tangannya dipegangi erat oleh teman sekelasnya yang mungkin juga benci pada Ara.

"Lo, itu Jalang gak cocok sekolah disini, masih beruntung lo sekolah disini dapat beasiswa--"

"Gak heran sih, ternyata murid beasiswa kelakuannya tidak sebagus reputasi seorang beasiswa!"

"Akh ... Lepas ..." mohon Ara, dengan diiringi rintihan.

Tangan Mona tetap menarik keras rambut Ara, hingga kepalanya ikut ketarik keatas. Sekuat tenaga Ara melepaskan tangan Mona dari rambutnya namun, nihil tenaga Mona terlalu kuat.

Tidak ada yang ingin membantunya, semua hanya menikmati pertunjukan, ada juga yang menontonnya sambil tertawa mengejek.

Rosa yang melihatnya tidak tega, ia pun ikut meneteskan air matanya. Gadis itu hanya bisa berdoa agar ada orang yang datang membantunya, jangan tanyakan kenapa guru-guru tidak ada yang membantunya--itu karena semua guru sedang rapat diluar sekolah sejak jam mata pelajaran ke dua.

"Jangan berhenti kak Mona!"

"Iya ... Biarin mati juga gapapa,"

"Kita ikhlas Mon, jalang kek dia gak cocok hidup!"

"Jangan biarin mati Mon, Gue belum nyobain dia anjir!"

"Huu ... Jangan sama dialah nyari yang lain!"

"Mimpi apa, Zav bisa tunangan sama dia."

Dan masih banyak cibiran-cibiran yang terdengar.

Zavier, laki-laki itu sedang berada dilantai dua bersama sahabatnya Radit cs, Bagas? Laki-laki itu tadi diajak oleh salah satu guru untuk membawa berkas keperluan rapat.

Zavier hanya melihat ke arah lapangan yang sedang dihuni banyak murid dengan raut wajah datar. Sepertinya dia juga sangat menikmati pertunjukannya itu. Rasa benci dan kecewanya sudah terlanjur sangat besar pada gadisnya itu, ralat, mantan gadisnya.

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang