🌟 29 🌟

5.6K 189 8
                                    

Haii Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

--------------

Pagi ini hawa dingin sangat terasa meski matahari sudah mulai meninggi diatas sana. Sudah lima belas menit berlalu, tetapi Zavier lelaki itu tengah asik memandangi wajah cantik gadisnya yang masih terlelap dalam tidurnya.

Tangan Zavier membelai pelan wajah kekasihnya itu. Betapa bersyukurnya lelaki itu mendapatkan gadis yang sangat cantik, bukan hanya cantik wajah tapi akhlaknya pun juga cantik.

Tidak salah orangtuanya dulu memilih gadisnya untuk menjadi anak angkatnya terlebih orangtuanya juga menjodohkan gadis itu dengannya.

Zavier tak keberatan karena sejatinya dia memang mencintai gadis yang dia temui bersama orangtuanya di lampu merah.

"Zav." suara lembut terdengar ditelinganya, membuat lelaki itu mengalihkan pemandangannya ke gadis itu.

"Kamu udah bangun." tanyanya.

Senyum terbit dibibir gadisnya, "Aku udah tadi kok bangunnya. Kamu aja yang ngelamun."

"Maaf ya, aku gak sadar kamu udah bangun." ujarnya dengan diiringi senyum kecil. Tangannya kembali membelai wajah Ara.

"Mau minum?" tawar Zav.

Ara menggeleng pelan "Kamu enggak sekolah hm?"

"Enggak aku mau nemenin kamu, hari ini kan kamu udah boleh pulang dari Rumah Sakit."

"Aku bisa pulang sendiri Zav, kamu sekolah ya hari ini." pinta Ara.

Lelaki itu menggeleng tegas. " Enggak! Sekali enggak tetap enggak."

"Ish kamu mah." kesal Ara, bibirnya mengerucut lucu.

"Kamu apa? Kenapa juga ni bibir di monyong-monyongin gitu minta dicium hm?!" ujar Zavier sedikit menggoda gadisnya.

"Ap--apaan sih Zav enggak ih." ujarnya terbata-bata.

"Bercanda sayang kalau kamu mau gapapa ayo." ujar Zav seraya memainkan kedua alisnya naik turun bibirnya pun tersenyum jahil.

"Males ah, jauh-jauh sana." kesal Ara.

"Gitu aja ngambek kan cuma bercanda sayang."

"Bercandanya gak lucu!"

"Iya maaf enggak lagi deh." tangannya terulur menarik tubuh Ara kedalam pelukannya.

Dielusnya kepala gadis--nya yang terbalut kain putih dengan pelan. Dengan dibumbui kecupan-kecupan kecil di keningnya.

Pemandangan itu tidak luput dari dua orang yang telah bangun setelah Ara memanggil Zav, Bagas dan Rosa orang itu.

"Ekhem! asik banget yah yang lagi pelukan." celetuk Bagas.

Membuat Zav dan Ara terjelonjak kaget dan melepaskan pelukannya.

"Sampe lupa kalau diruangan ini masih ada orang." sindirnya.

"Sirik aja lo." ketus Zav.

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang