🌟 52 🌟

5.9K 225 53
                                    

Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

-------------

Alvno mengangkat tubuh Ara, dan membawanya ala bridal style. Ara pingsan, dan langsung saja Alvino sebagai pelindung Ara, membawanya kedalam mobil untuk dibawa ke Rumah Sakit.

Alvino tidak ingin adiknya kenapa-kenapa, masa bodo dengan bajunya yang sudah basah dan  kotor, yang terpenting sekarang adiknya selamat.

Alvino membawa Ara, ke Rumah Sakit yang terletak tidak jauh dari sekolah SMA HARAPAN JAYA.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Alvino telah sampai ketempat tujuan dan membawa Ara kedalam dengan sedikit tergesa-gesa.

"Sus, tolong adik saya!" ucap Vino, saat melihat dya suser sedang membawa kursi Roda.

Kedua suster itu terkejut, akan kedatangan seorang laki-laki tampan yang membawa gadis dengan tubuh yang kotor, ditambah dengan beberapa lebam yang terlihat tubuhnya.

"Baik pak, duduk kan di kursi Roda saja pak."

Alvino menuruti perintah suster tersebut, kemudian dengan cepat dua suster itu membawa Ara ke ruang UGD.

"Maaf, pak, silahkan tunggu diluar! Biar kami akan menangani adik bapak!"

Alvino meraup wajahnya kasar, tidak dipungkiri raut cemas sangat terlihat diwajahnya. Alvino, menyandatkan punggungnya pada tembok, memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan rasa cemasnya agar tidak berlebihan.

"Ekhem ..."

Deheman seseorang membuat Vino membuka matanya, dan tampaklah seorang Davit, kepala sekolah dimana adiknya menuntut ilmu.

"Silahkan duduk, Pak!" titah Vino, ya, dia tahu siapa orang dihadapannya ini, saat ia membawa Ara, ia sempat melihat laki-laki dihapannya ini.

Davit, menganggukkan kepalany, kemudian mendudukkan dirinya di kursi tunggu depan ruang dimana Ara berada.

"Maaf, karena kelalaian saya sebagai Kepala Sekolah, salah satu murid sekolah jadi korban. Saya tidak akan tahu ada kekacauan di Sekolah jika tidak segera dihubungi oleh satpam."

"Karena, tadi pagi staf mendapatkan telpon jika ada rapat mendadak bagi seluruh guru maupun staf."

"Saya dan dewan guru tidak tahu, apa asal mula yang membuat mereka melakukan pembullyan pada salah satu siswi kami!"

Alvino, masih setia mendengarkan penjelasan Davit.

Davit menoleh pada Vino, "Kalau boleh tau, anda siapa?"

"Saya Alvino, kakak kandung dari korban pembullyan tadi, pak!"

Davit terdiam, pantas saja laki-laki muda dihapannya ini terlihat sangat asing dan juga tidak memakai seragam.

"Saya mendapatkan telpon saat berada dikampus dari salah satu siswi bapak, jika adik saya dibully ditengah lapangan,"

"Maka dari itu, saya langsung pergi dari jam mata kuliah saya untuk pergi ke Sekolah!"

Davit paham, laki-laki muda itu sangat sayang pada adinya terlihat dari raut wajahnya yang sangat mencemaskan adik nya, juga rela pergi meninggalkan kuliahnya demi adiknya.

"Kalau boleh tau, nama adik anda siapa? Saya belum sempat bertanya nama korban pembullyan tadi," tanya Davit.

Alvino menatap Davit sebentar, kemudian berkata. "Nama adik saya Frania Azahra atau yang lebih sering dipanggil dengan sebutan Ara, siswi kelas sebelah IPA 1."

Davit melebarkan bola matanya sejenak, kemudian menetralkan raut wajahnya. Bagaimana tidak terkejut jika siswi yang jadi korban pembullyan tunangan dari keponakannya sendiri.

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang