🌟 53 🌟

6.3K 243 105
                                    

Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

-------------

Laki-laki berseragam itu, terhuyung ke belakang kala ia mendapatkan bogeman keras saat dirinya baru saja datang.

Laki-laki berperawakan tinggi itu mengusap pipi kirinya yang terkena bogeman.

"Papa, kenapa tonjok Zavier?"

"Kemana saja kamu, om kamu telpon tidak diangkat, kirim pesan tidak dibalas!" tanya Kriss, dengan nada pelan namun, penuh penekanan.

Zavier diam, laki-laki itu masih setia mengusap pipinya yang masih terasa nyeri.

Sandra melangkahkan kakinya menuju sang anak, wanita itu terkejut, saat suaminya melemparkan sebuah tonjokan kepada sang anak untuk pertama kalinya, biasanya jika suaminya sedang marah, dia hanya akan memarahinya tapi kenapa sekarang tidak.

"Sakit?" tangan Sandra, memegang pipi anaknya dan mengelusnya pelan.

"Kamu dari mana? Om kamu dari tadi nelpon kamu kenapa gak diangkat?"

"Lagi dikamar mandi,"

Sepertinya Sandra tahu, anaknya ini sedang ada masalah, sesibuk apapun anaknya itu akan mengangkat telpon dari siapapun.

Sandra menuntun Zavier, untuk duduk di kursi sebelah Davit.

"Kamu ada masalah? Cerita sama mama, mama dengerin kok--"

"Siapa tau, mama ada solusinya."

Zavier tetap diam dengan wajah datarnya.

"Kalau belum siap cerita enggak papa, mama selalu siap untuk dengar keluhan kamu," Sandra tersenyum maklum, mungkin sang anak masih belum siap untuk bercerita.

"Kamu kenapa baru datang? Kamu enggak khawatir sama tunangan kamu?"

Zavier melirik kemudian berdehem. Jujur, berada disini sangatlah tidak nyaman, lebih baik berdiam di warjok bersama para sahabatnya.

Untuk apa dirinya repot-repot mengkhawatirkan gadis yang telah membohonginya. Zavier sudah hilang respeck pada gadis yang berpura-pura polos itu.

"Kemana aja kamu, tunangan kamu jadi korban bullying, kamu tidak ada melindungi, tunangan macam apa kamu!" sarkas Kriss.

Davit, Alvino, Bagas, dan Rosa hanya mendengarkan perdebatan ayah dan anak itu, Vino menatap Zavier.

Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa saat adiknya dibully, laki-laki itu tidak ada membantunya, apa karena foto-foto dan sebuah video itu yang membuat Zavier seperti ini?.

Jangan tanyakan Alvino bisa tahu, karena Sarah, kekasihnya yang memberitahukannya.

Marah, jelas, siapa yang tidak marah adiknya dipermalukan oleh oknum tidak bertanggung jawab, bahkan satu sekolah pun mungkin sekarang sudah tahu akan foto dan video itu.

Sepertinya Zavier tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari papanya, Zavier tetap setia menatap datar tembok yang berada didepannya.

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang