🌟 37 🌟

6K 235 10
                                    

Haii Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

-------------

Seorang remaja laki-laki sedang memegangi sudut bibirnya yang sobek karena tonjokkan seseorang, bukannya tak melawan tapi laki-laki itu kalah cepat dengan lawannya sehingga membuatnya jatuh saat tangan lawannya menyentuh permukaan wajahnya.

Berbeda dengan remaja laki-laki yang tadi memukulnya, remaja itu tampak menahan emosinya yang sudah memuncak, siapa yang rela jika kekasihnya dibully, bahkan mendapatkan kekerasan yang parah. Selama ini dirinya diam bukan berarti laki-laki itu tidak tahu, akan hal yang menimpa gadisnya.

Hanya saja laki-laki itu menunggu dan masih mencari bukti lainnya yang bisa disimpan, dan akan ada hal apa lagi yang akan dilakukan oleh sahabatnya kepada kekasihnya. Dan puncaknya saat laki-laki itu berada di negeri Jiran. 

Laki-laki itu kembali menarik kerah lawannya yang sudah terkapar dibawahnya, laki-laki itu sudah masa bodo dengan persahabatan yang telah terjalin bertahun-tahun.

Zavier laki-laki itu marah, kecewa, menyesal jadi satu,  marah karena gagal menjaga gadisnya, Kecewa karena sahabatnya yang melakukan pembullyan terhadap gadisnya, dan yang terakhir menyesal karena dirinya tidak ada disamping gadisnya saat mendapatkan perlakuan buruk dari sahabatnya.

Bugh!

"Bangun lo bangsat!" Zavier kembali melayangkan tonjokkan pada Radit.

Radit sekarang tak tinggal diam disaat sahabatnya menonjok dirinya, Radit kini membalas Zavier dengan tonjokan di pipinya.

Bugh!

Aksi saling tonjok menonjok pun terjadi, tidak ada yang membantu melerai mereka, karena yang lainnya juga masih terkapar di tanah, kecuali Bagas.

Bagas hanya diam menyaksikan sebuah perkelahian antara kedua sahabatnya, bukannya tidak mau meleraikan mereka tapi, menurutnya yang dilakukan oleh Zavier sudah benar, siapa yang rela jika orang yang kita sayangi mendapatkan kekerasan dari orang lain padahal orang yang menyanginya saja tidak pernah melakukan hal buruk pada orang yang kita sayang. Mungkin saja kalau hal itu terjadi padanya, dirinya juga akan melakukan hal yang sama seperti Zavier.

Meskipun telah melawan tapi, tetap Radit kalah dari serangan seorang Zavier. Tubuhnya terkapar, dadanya sesak saat kaki Zavier menerjangnya yang membuat tubuhnya jatuh. Radit merasakan sakit diseluruh tubuhnya.

Disaat Zavier kembali akan melakukan tonjokan pada Radit, dengan buru-buru Radit menganggkat tangannya dan berujar

"G--ue mi--nta m--maaf." suaranya tercekat ditenggorokannya.

Zavier mengurungkan niatnya untuk memberi tonjokan pada Radit namun, tangan Zavier masih setia memegangi kerah Radit.

"ARA PUNYA SALAH APA SAMA LO, HAH!!" teriak Zavier, laki-laki itu benar-benar emosi.

"KALO LO GAK SUKA SAMA GUE BILANG! JANGAN ARA YANG LO BENCI."

Dengan sekuat tenaganya Radit berusaha melepaskan tangan Zavier dari kerahnya "G--ue cum--ma gak suka lo jauh dari kit--a Zav."

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang