🌟 2 🌟

17.8K 771 53
                                    

Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

-------------

"Ara!" merasa ada yang memanggil dirinya, ia pun memutarkan badannya ke belakang dan ternyata para sahabat Zavierlah yang memanggilnya yaitu Radit, Aldi, Satria, dan Alfan tanpa ada Zavier dan Bagas.

Mereka berjalan kearah Ara dan berhenti di hadapan Ara.

"Lo gak ada kapok-kapoknya ya, kita kan udah pernah bilng ke lo! JAUH- JAUH DARI ZAVIER!!" Radit berkata penuh penekanan pada Ara.

Kening Ara mengerut dan berkata "Tapi---tapi kenapa?"

"Lo masih tanya kenapa? lo sadar gak sih, lo itu siapa? lo itu gak pantes buat Zav, ngotak dong!" balas Satria sambil menunjukan raut tak sukanya kepada Ara.

"Kenapa? Kenapa kalian begitu benci sama aku? Aku ada salah? Sama kalian?" tanya Ara, seraya menatap mereka satu-persatu.

"Lo masih tanya alasannya kenapa? Denger, lo itu gak sepadan sama kita, apalagi buat Zav, jauh--- jauh banget kalo lo mau tau," ucap Alfan sambil menunjuk nunjuk wajah Ara.

"Udahlah gak usah sok polos, buang muka lugu lo itu, kita tau kok kalo lo cuma mau manfaatin Zav doang kan, lo mau ambil uangnya zav doang, karena lo orang miskin!" tuduh Aldi pada Ara yang sedari tadi diam memperhatikan Aldi cs.

Ara yang dituduh seperti itu hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam dan menahan air matanya supaya tidak jatuh di hadapan mereka.

"Heh! Lo bisu? Jawab!!" sergah Alfan pada Ara.

"Percuma kita ngomong ke dia, gabakalan didenger orang dia tuli," ucap Satria.

"Yaudah yok, kita udah di tunggu sama Zav, daripada disini gak guna!" sambung Satria mengajak sahabatnya pergi dari hadapan Ara.

"Sekali lagi lo masih deketin Zavier, ABIS LO SAMA KITA!" sambung Aldi, penuh penekanan sambil mendorong bahu ara sampai Ara jatuh ke lantai.

Ara mengangkat kepalanya sebentar, guna untuk menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Enggak papa, Ra. Tidak sekarang tapi nanti, iya nanti, mereka pasti bisa nerima kamu, semangat,"  batin Ara menyemangati dirinya sendiri.

Tidak lama kemudian ia berdiri seraya membersihkan rok sekolahnya yang sedikit kotor karena jatuh di dorong ole Aldi tadi.

--------

Dilain tempat Zavier dan Bagas sedang menunggu ke empat sahabatnya yang belum datang berkumpul dengan keduanya di warung mbok Suti. Iya, warung yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul atau membolos sekolah.

"Mereka kemana, dah?" tanya Bagas pada Zav

Zav hanya menaikkan kedua bahunya, menandakan ia juga tidak tau dimana ke empat sahabatnya berada.

Tidak lama kemudian terdengar suara grusak grusuk dari arah pintu masuk warung dan terlihatlah Alfan yang sedang di dorong oleh Aldi agar segera masuk ke dalam warung.

Atensi keduanya beralih pada pintu masuk.

"Dari mana kalian? lama amat, abis nyapu lapangan, ha?!" cibir Bagas pada ke empatnya.

"Enak aja, enggaklah mana ada, nih gegara Alfan lama masukin buku-bukunya lama," elak Radit, pada bagas tentunya berbohong tidak mungkin kan? Laki-laki itu bilang yang sebenernya pada Zav dan Bagas kalo mereka barusaja menghadang Ara.

"Gue lagi yang kena, salahin aja gue teros," ujar Alfan sedih, yang sekarang bibirnya maju beberapa senti.

"Mau sampe kapan kalian berdiri disana, duduk, pesen makanan sama minuman gih," ujar Zav dengan nada perintah.

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang