🌟 25 🌟

6.9K 231 22
                                    

Haii Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

--------------

Bagas dan Rosa memasuki ruangan dimana didalamnya ada serorang gadis terbaring lemah. Ya, dia Ara, yang sekarang masih belum sadar dari pingsan yang di alaminya karena kekerasan yang di dapat dari Radit dan teman - temannya.

Setelah mengetahui bahwa seseorang yang tergeletak di pinggir jalan, Bagas dan Rosa dengan segera membawa Ara ke Rumah Sakit agar segera dapat penangan medis. Rosa, gadis itu tidak berhenti menangis melihat sahabat terbaiknya tak berdaya seperti itu.

Bagas hanya bisa menenangkan gadisnya agar tidak menangis lagi seperti saat ini. "Udah jangan nangis, Ara baik - baik aja kok." ujarnya pada gadisnya dengan tangan mengusap bahu Rosa.

"Tapi hiks Ara kapan bangunnya?"

"Sebentar lagi pasti bangun kok!"

"Siapa sih yang buat Ara jadi kaya gini!"

"Ya aku enggak tau, nanti setelah Ara sembuh kita nanya ke dianya."

Rosa menganggukan kepalanya seraya melihat kepala Ara yang dikelilingi perban karena luka benturan yang diterima Ara sangat dalam sehingga lukanya harus di jahit. Beruntungnya Ara segera dibawa ke Rumah Sakit, jika saja mereka telat sudah dapat dipastikan Ara akan kekurangan darah karena lama mendapatkan pertolongan.

Sekarang jam telah menunjukan pukul 23.45 namun, belum ada tanda - tanda Ara akan bangun dari pingsannya.

Bagas dan Rosa pun memutuskan untuk menginap di Rumah Sakit, mengingat Ara hanya sebatang kara yang telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.

Mereka berdua juga sudah meminta ijin kepada orang tuanya masing - masing bahwa mereka tidak akan pulang malam ini untuk menjaga Ara tentunya. Mengenai sekolah, besok hari sabtu dimana anak sekolah libur. Jadi, Bagas dan Rosa tidak perlu khawatir akan terlambat ke Sekolah.

Bagas membawa Ara ke sofa panjang yang terdapat di dalam ruang rawat Ara dan menyandarkan kepala gadisnya di bahunya. "Tidur ya? Udah malam ini." ujarnya lalu menghapus air mata yang tersisa di mata gadis itu.

"Tapi Ara gimana?"

"Ara enggak papa! Percaya sama aku. Nanti Ara kalau udah bangun aku bangunin."

"Gas, Zav gimana? Dia enggak di kasih tau?!" tanyanya.

Bagas hanya diam, entah dirinya pun bingung harus memberi kabar tentang Ara yang sekarang terbaring di Rumah Sakit atau tidak. Bagas ingin memberi kavar kepada Zavier, tapi dirinya takut jika Zavier masih belum selesai urusannya membantu ayahnya.

"Nanti aja, aku kasih tau mamanya Zav aja, kalau ke Zav takut dia masih sibuk." jawabnya.

"Sekarang kamu tidur ya! Biar aku yang jaga Ara." final Bagas.

Pagi - pagi sekali Sandra ibu dari Zavier pergi ke Rumah Sakit setelah mendapat kabar bahwa Ara anak angkat sekaligus calon menantunya sedang dirawat di Rumah Sakit. Terkejut? jelas! Sehingga membuat Sandra ingin segera melihat calon menantunya saat itu juga kalau saja Sandra tidak ingat jika tadi itu subuh.

"Permisi sus! Ruangan pasien bernama Ara dimana ya?" tanyanya.

"Bentar ya bu?!"

"Pasien yang yang bernama Ara ada di ruang melati nomor 24 bu!"

"Oh baiklah, terimakasih ya sus."

Dengan segera Sandra mencari alamat yang diberikan perawat tadi.

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang