🌟 EXTRA 🌟

11.2K 253 36
                                    

Jangan lupa Vote dan Coment yaa !!!!

Jangan Lupa Follow juga 😙

-------------

Seorang gadis cantik dengan tubuh yang dibalut dengan jas putih ala dokter, bukan hanya ala. Tetapi, memang gadis itu sudah menyandang gelar dokter.

Sudah lama sekali rasanya ia meninggalkan tanah kelahirannya, dan kemarin, gadis berusia 25 tahun itu tiba Indonesia.

Setelah lulus SMA, gadis itu melanjutkan kuliahnya di Universitas terbaik yang ada di Inggris. Sejak kecil, ia memang sudah mendambakan menjadi seorang dokter, maka tak ayal jika ia rela meninggalkan keluarga demi bisa berkuliah di kampus terbaik.

Dan kini, gadis itu sedang berada disuatu tempat, tangannya mengelus batu putih yang bertuliskan nama seseorang.

Kemudian, ia menaburkan bunga yang ia beli dipinggir jalan, saat ia pulang dari Rumah Sakit.

"Hai, apa kabar?" ucapnya. tangannya juga tak henti untuk mengelus sebuah nisan itu.

Air matanya menetes, kala mengingat kejadian lima tahun silam, sebuah kecelakaan yang memang sudah direncanakan oleh seseorang untuk dirinya.

Ya, harusnya ia yang berada di bawah tanah ini, bukan dia.

"Lama ... Ya, aku gak jenguk?"

"Oh, iyah, aku mau ngasih kabar, aku udah jadi dokter, aku juga jadi lulusan terbaik dikampusku,"

"Jangan, khawatir ... Aku udah maafin kamu kok,"

"Kamu, udah bahagia ya... Disana?"

"Semoga, kamu bahagia selalu ya, tenang disisi Allah,"

Gadis itu masih setia, menatap nisan putih dengan air mata yang bercucuran, sehingga tidak menyadari bahwa sudah ada orang dibelangkangnya.

"Ra, udah mau hujan, ayo pulang," ucap seseorang kepada Ara.

"Iya, bentar,"

Seseorang itu menghembuskan napasnya pelan, kemudian menghampiri gadis yang kini masih setia berjongkok dengan lutut yang di tumpu pada tanah.

"Udah, jangan nangis lagi, kasian dia!"

Laki-laki itu menarik gadis itu kepelukannya.

"Mau, nikah kok masih sedih-sedih aja."

"Dia, pasti sedih kalo kamu nangis terus,"

"Sekarang pulang, ya?"

Ara mengangguk, "Tapi, kita baca doa dulu, buat dia,"

Laki-laki itu mengangguk menuruti keinginan gadis itu, setelah selesai keduanya beranjak pergi meninggalkan gundukan tanah itu.

Tiga puluh menit telah, mereka tempuh dan kini keduanya sudah sampai dirumah.

"Mandi sana, udah sore," titah Alvino, yang langsung diangguki oleh adiknya itu.

"Vin, baru pulang?"

"Aku, gak suka ya ... Kamu manggil nama doang!"

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang