🌟 13 🌟

8.1K 325 17
                                    

Haii Jangan lupa Vote dan Coment yaa klo suka sama Ceritanya !!!! Sesusah itukah untuk memvote.

Jangan Lupa Follow juga 😙

---------------

"Loh Ara," Suara Bagas mengagetkan mereka  yang sedang berjalan bersama Rosa kekasihnya.

"Kenapa rame-rame gini?" sambungnya ketika ia sampai tepat di depan Zav dan Ara.

Mereka hanya diam dan tak ada yang membalas ucapan Bagas.

"Kok pada diem sih?"

"Eh, enggak papa kok gas, ros." ucap Ara.

"Sekali lagi gue ngeliat lo semua kaya gitu lagi ke Ara, gue gak jamin bakalan mau temenan sama kalian!!" tukas Zav penuh penekanan di setiap kata.

"Udah jangan gitu Zav." Ujar Ara seraya mengusap lengan cowok itu pelan.

"Enggak bisa ra, mereka gak bisa di biarin kaya tadi, aku nggak mau kamu di tindas sama. mereka."

Bagas dan Rosa hanya bisa diam mencerna perdebatan yang ada di depannya, karena mereka pun tidak tau permasalahannya, dan mereka juga baru datang.

"Ini ada apa sih Sebenernya? bingung gue." ujar Bagas dengan menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Tanya aja tuh sama mereka." ketus Zav.

"Udah-udah nggak usah ribut, aku nggak papa kok, kalian mau pesan apa? Biar aku ambilin."

"Samain aja ra kaya mereka." jawab Rosa.

"Yaudah aku mau balik kerja lagi ya?" pamit Ara pada semuanya

Ara berjalan beranjak dari tempat mereka menuju dapur untuk membuatkan pesanan Bagas, Rosa dan Zab yang baru datang.

"Diah aku boleh minta tolong enggak?" tanya Ara pada Diah, yang sedang duduk.

"Iya, minta tolong apa ra? " jawabnya diiringi senyuman.

"Ini aku minta tolong bawakan pesanan ini ke meja itu." ujarnya dengan menunjuk meja yang di tempati oleh tunangannya dan para sahabatnya.

"Oh oke." jawabnya dengan membentuk tangan jempol dan telunjuk menyatu. Dengan cekatan ia mengambil nampan yang berada di tangan Ara dan berjalan mwnuju meja yang ditunjuk Ara tadi.

"Permisi!" ucap Diah membuat Zav dan yang lainnya memperhatikan dirinya.

"Ini pesanannya mas mbak."

"Oh iya, terimakasih ya." ucap Rosa sopan.

Diah memperhatikan mereka satu persatu dan bola matanya berhenti pada Zav yang sedang menegak minumannya. Diah terus memperhatikan Zav sampai ia lupa jika harus kembali bekerja.

Rosa yang memergoki pelayan yang menurutnya masih seumuran dengannya langsung menegurnya

"Hey!! Kenapa bengong!" membuat Diah terkejut dan gelabakan karna ketahuan bengong.

"Eh eh enggak papa kok." ucapnya terbata-bata.

"Kamu suka ya, sama dia?" goda Rosa seraya  menaikkan sebelah alisnya dengan melirik Zav yang sama sekali tak terganggu.

"Eng .. Enggak kok." pipinya memerah

"Enggak papa kali, Zav noleh dong! Sibuk banget sih?" ucapan Rosa membuat Zav menoleh ke arah Diah dengan alis terangkat.

Diah menahan nafas sebentar kala matanya bertubrukan dengan mata tajam milik Zav.

"Apa."

"Hah, eh em anu, anu boleh kenalan nggak."

The Secret ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang