YS High School.
Awal semester 1, 2019.Tahun ajaran baru, kelas baru dan teman baru, segalanya serba baru, hanya wajah kucel seorang pemuda bername-tag Nino Martana yang tak pernah terlihat baru.
Cuaca indah, angin semilir serta cuitan burung tak membuat Nino tersenyum, pemuda itu benar-benar terlalu mencintai masa-masa libur sekolahnya.
Nino menyeret kaki malas menuju kelas barunya, berdiam diri sejenak membaca tulisan 2A1 yang terukir diatas pintu kelas, pemuda itu menghela nafas kemudian mencoba meruntuhkan rasa malasnya.
Saat kaki kanannya tepat memasuki kelas, seorang pemuda reflek berteriak yang juga membuat Nino ikut berteriak.
"SEKELASSSSS!!!"
Nino dengan cepat menghampiri sipemuda yang tadi berteriak dengan ceria, kemana wajah lusuh dan malasnya? tentu sudah hilang hanya karena kembali dipertemukan dengan sahabat satu jiwanya, Han.
Sedangkan dua orang dipintu kelas mencibir dengan kedua tangan terlipat didepan dada, sama-sama tergelitik geli menyaksikan dua sejoli yang sudah seperti hilang bertahun-tahun dan baru dipertemukan.
"Woy Haksa!, ini juga Jidan kan nama lo? Minggir! ngapain coba ngejogrog didepan pintu? enggak aja gue jorogin" dumel Clara mengibaskan rambut panjangnya diikuti Naomi yang langsung menendang Shaka didekat meja guru.
"Apa ya sat maen tend— eh, le? Kita sekelas?" tanya Shaka pada Naomi yang hanya menaikan alis menjawabnya.
Dua orang memasuki kelas, yang satu berwajah datar yang satunya kelebihan senyum, sudah centil sana sini berasa lagi jalan di red carpet karna dia jalan sambil lenggak lenggok dadah dadah persis selebriti ditambah kaca mata hitam bertengger simetris diatas hidung mancungnya, nama dia Stella dan yang berwajah datar adalah Aksa, dua sepupu keluarga Wilson. Orang kaya nih, senggol dong.
"Aku sudah riduuuuuuuuu~" Eira berjalan masuk kelas bersama Yoshi disusul Yuna menyahut ikut bernyanyi.
"Kepadamu.... Kekasih~, gitu bukan si liriknya? Gue lupa" ucap Yuna.
"Berisik!, Minggir ah manurios mau lewat" kata Rafa berjalan santai sedikit menyenggol Yuna yang hampir terjerembab, gadis jangkung itu emosi dan langsung menarik kerah belakang seragam Rafa yang lebih pendek darinya.
"Heh pendek!, elo mah manula bukan manurios!" katanya sadis.
Rafa mengumpat, "Diem lo belalang sembah"
"Mulut lo minta di blender ya!" tangan Yuna sudah naik hendak menggeplak Rafa, tapi tertahan saat tangan seorang pemuda berwajah tampan bak pangeran itu menahan.
"Udah, mau upacara" ucap pemuda itu.
Yuna mengerjap melongo hilang kata, benar-benar tidak berkutik sama sekali, gadis jangkung itu menelan ludah dalam hati bersorak bahagia.
"Udah Tin, tremor tu dia abis dipegang orang ganteng" ucap Bayu yang baru datang bersama Kai diikuti Alma dibelakangnya.
Justin tersadar kemudian langsung melepaskan pegangannya, "Sorry" katanya.
"Gapapa sumpah gapapa" ucap Yuna tersenyum ramah hingga setelahnya gadis itu melengos memberikan tatapan tajam pada Rafa dan Bayu sebelum menaruh tasnya ke bangku paling belakang.
"Eh" suara seorang gadis diluar pintu terdengar, membuat Kai yang dasarnya kepo itu langsung mengintip lewat jendela diikuti Han dan Bayu.
Ada Ana dan Misya disana, saling menatap seperti sedang berbicara lewat sorot mata, kedua gadis itu tersenyum canggung kemudian sama-sama berjalan memasuki kelas.
Dua ratu berjalan bersama.
Apa yang terjadi?
Para cowok tentunya Han, Bayu dan Kai si buaya cap kadal itu menatap penuh puja, mata mereka kembang-kembang, langsung gemerling gemerling kayak ngeliat berlian berjalan.
"Weh pegangin gue pegangin gue" ucap Han pada Bayu disampingnya.
"Ana cantik banget anjir, gue jadi susah memilih" Shaka berbisik pelan pada Naomi yang mendecih.
"Emang dia mau sama lo?" Sarkasnya.
Sedangkan senyum satu pemuda dipojokan yang menyaksikan kedua gadis itu berjalan bersama langsung pudar seketika.
Dalam hati berharap tidak bertemu kecanggungan karena mereka disatukan dalam kelas yang sama kini.
"WOY KELUARRRRRR!!!!!!!! UPACARA ATAU GUE GANTUNG SATU SATU DITIANG BENDERA!!"
-2A1-
(Urutan tempat duduk)
•••
Tangerang, 05 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
2A1 √
Fiksi RemajaKetika para visual line sekolah berotak einstein disatukan dalam satu kelas, gimana jadinya? Saat para penyumbang piala olimpiade dengan berbagai kisah yang mereka miliki terungkap secara perlahan. Kata Jidan, sebenernya ini tuh kisah persahabatan t...