23 : Didalam Mobil Ana

682 102 0
                                    

"Clara kemana sih, katanya ketoilet doang, enggak mungkin nyasar kan?" Yuna menoleh kesal pada Alma disampingnya.

"Yakali"

Para murid kelas 2A1 sedang berkumpul diloby sekolah kini sedang menunggu Clara yang belum juga muncul.

"Noh! dasar sancawati, abis dari mana lo? malah cengar cengir lagi" sembur Haksa saat Clara berjalan santai menghampiri teman-temannya.

"Udah, ayo gak enak Stella nungguin" katanya langsung berbalik menuju parkiran.

"Si anjing" umpat Rafa kemudian mengikuti.

"Yang ikut mobil Jidan siapa aja?" tanya Alma.

"Gue, Yuna sama Naomi" jawan Rafa sudah berdiri siap disamping mobil Jidan.

"Misya ikut mobil Ana ya, jangan sama Haksa" kata Jidan memperingati.

Misya mengangguk mengerti, dalam hati was was, entahlah perasaannya sekalut itu bahkan hanya saat mendengar Jidan menyuruhnya untuk ikut dengan Ana, yang artinya mereka akan berada di dalam satu mobil.

"Emang kenapa, Ji?" tanya Eira.

"Enggak papa, kasian aja takut kepanasan"



—•—




"Yu, lo paham enggak sih kenapa Jidan nyuruh Misya biar enggak sama Haksa?" tanya Eira sedikit mencondongkan badan kedepan agar Bayu bisa mendengar suaranya dari balik helm yang pemuda itu kenakan.

"HA?! APAAN BAKSO?!" Bayu malah berteriak, Eira diboncengannya reflek langsung menggeplak helm yang Bayu kenakan yang otomatis membuat pemuda itu mengaduh.

"GAK JADI, LU GOBLOK!" ucap Eira balas berteriak.

Mobil Jidan ada dipaling depan memimpin, diikuti mobil Ana setelahnya, yang lain dengan motor masing-masing kini berada di belakang mobil Ana, sudah seperti pawai.

Haksa bersebelahan dengan Shaka dan Nino yang membonceng Alma, dibelakannya ada Kai dan Bayu yang menboceng Eira, sedangkan dideretan paling akhir ada Justin, Yoshi dan Han.

Aksa yang seharusnya menjadi penunjuk jalan kerumah Stella malah sudah pergi terlebih dahulu setelah menerima telpon mendadak, pemuda itu langsung berpamitan pada teman-temannya kemudian melesat pergi dari sekolah.

Didalam mobil Jidan sedang terjadi keriuhan, seperti biasa Rafa dan Yuna yang menjadi oknum pembuat onarnya.

Yuna yang berada dibangku belakang bersama Rafa kini sudah saling tendang hanya karena masalah sepele.

Efek ig.

Yuna sedang asik selfi dengan efek lucu malah terus-terusan diganggu oleh Rafa yang selalu mengacaukan, pemuda manis nan imut itu menggantinya dengan efek lain—babi.

Rafa bilang lebih cocok buat Yuna.

Tentu saja Yuna tak terima, gadis itu langsung menggeplak Rafa yang setelahnya terjadilah keributan saat ini.

Naomi diam santai sedangkan Jidan menghela nafas lelah, pemuda itu berdehem dan sukses membuat dua makhluk dikursi belakang langsung senyap, mengatupkan bibir masing-masing karena takut kena sembur lagi.

Berbeda dengan mobil Ana yang adem ayem, Misya sibuk dengan ponselnya sedangkan Ana dan Clara sibuk mengomentari apapun dijalanan yang mereka lewati.

"Sya" Clara memanggil Misya yang langsung mengangkat kepala menatap kedepan kini.

"Ceritain dong, awal mula lo sama Haksa bisa jadian"

Ana melirik kaca mobil yang menunjukkan wajah gugup ragu-ragu Misya, gadis yang mendapat julukan ratu itu diam sejenak sebelum akhirnya berucap, "Ceritain dong Sya, gue juga kepo" katanya.

Misya semakin gugup, pasalnya ini Ana yang berucap demikian.

Gadis yang menjadi penyebab hubungannya sempat kandas dengan Haksa.

Ah. Salah.

Gadis yang menjadi korban dari hubungannya dengan Haksa.

Misya menelan ludah, gadis itu memberanikan diri bercerita, "Waktu itu... kelas sepuluh pas osn" katanya memulai.

"Ah, pas sama Aksa juga ya? bertiga" kata Clara.

Misya mengangguk, "Kita emang bertiga, tapi Aksa lebih sering kerja sendiri, gue gak tau alesannya yang jelas dia selalu buru-buru pulang, karena itu gue lebih sering ngabisin waktu bareng Haksa, kemana-mana berdua, ngerjain tugas berdua, bahkan Haksa gak jarang beliin gue sarapan semisal gue gak sempet sarapan dirumah"

"Aduh, Haksa cute banget sih padahal biasanya juga judes" kata Clara menanggapi.

Misya tertawa, tanpa sadar menerawang jauh mengingat segala kenanganya bersama Haksa kala itu.

"Haksa emang gitu, diluar dingin padahal aslinya lembut banget, dia gampang kesentuh, gampang nangis juga" katanya diakhiri kekehan setelahnya.

"Yaila, akang tsundere" masih Clara yang menanggapi. "Eh terus-terus abis itu gimana lagi, Sya?"

"Karna kita sering bareng jadinya kita sadar sama perasaan masing-masing, tepat setelah medali emas dikalungkan, Haksa langsung narik gue keluar dari keramaian terus ngakuin perasaan dia detik itu juga"

"Anjir gentle juga si judes, kapan gue digituin" kata Clara gantian ia yang menerawang jauh.

Ana sedari tadi diam menyimak, gadis itu tidak berani berekspresi atau menyahuti ucapan Misya, takut jika Misya malah akan terganggu dengan celotehannya.

Ana menelan ludah sejenak, kembali melirik kaca mobil, kemudian berucap.

"Long last ya Sya, semoga Haksa bisa terus ngebuat lo senyum bahagia"

Ana memang tidak berani menyahuti apapun perkataan Misya, tapi untuk sekedar mengucapkan kalimat diatas tidak masalah kan?








-2A1-

















Tangerang, 26 Mei 2022









2A1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang