Pemuda tampan dengan dasi yang masih menggantung dileher itu diam menatap seseorang yang sudah berteriak frustasi di depan pintu kelas meneriaki orang-orang yang masih dengan acuh tak acuhnya berjalan pelan menuju lapangan.
"BAYU, PAKE DASINYA!!"
Pemuda itu mengerjap tersadar, menatap Jidan yang tadi berteriak didepan pintu.
"Cepet Yu, kalo pak Bedu dateng terus lo kena semprot gua gak tanggung jawab ya" katanya kemudian berbalik, melangkah menuju lapangan.
"JIDAN ANJIR GUA GAK BISA MAKE DASI, PAKEIN!!!" teriak pemuda itu yang kini langsung mengatup saat melihat pak Bedu didepan pintu menatapnya garang.
"Bayu kamu masih disini?! Pake dasi terus kelapangan sebelum bapak botakin" ucap pria berkumis besar itu.
Bayu mengerjap, pemuda itu sedikit memelas memegang dasi yang masih menggantung dilehernya, "Bapak tau gak alesan saya belom pake dasi?" tanyanya yang langsung ia jawab sendiri, "Karna saya gak bisa pake dasi"
"Ya belajar lah makanya! kamu ini udah kelas sebelas, cepet kelapangan sebelum bapak habis kesabaran" ucap pria itu yang membuat Bayu bergidik langsung berjalan cepat keluar kelas.
Pak Bedu masih menatapnya didepan kelas, melihat Bayu yang kini malah ikut berbaris asal dibarisan kelas 11 IPA 2.
Pemuda itu menepuk pundak salah satu gadis dibarisan paling belakang, "Pakein gue dasi cepet" pintanya yang tentu mendapat delikan gadis berambut sebahu itu.
"Apasih? pake sendiri"
"Lo liat botak bercula yang berdiri didepan kelas gue?" tanya pemuda itu yang langsung dituruti gadis disebelahnya.
Gadis itu mendecak saat matanya melihat Pak Bedu tak tenang ditempatnya, pria itu seperti sedang menggeram marah menatap kearahnya.
"Cepet Re, gue gak bisa make dasi" gadis itu menoleh kemudian mendelik, dengan cepat memakaikan pemuda itu dasi saat matanya melirik Pak Bedu berjalan menghampiri mereka.
Gadis itu gelagapan, cepat-cepat menyelesaikan simpul dasi, menarik dasi sampai membuat pemuda itu tercekik.
Pak Bedu datang, langsung menyeret Bayu yang kini berteriak tertahan memegang lehernya yang tercekik, guru yang Bayu panggil botak bercula itu mengehentikan langkah saat sudah berada tepat di deretan kelas 11 IPA 1.
"Ini kelas kamu, gak usah nyari-nyari kesempatan godain cewek dikelas lain" Pak Bedu berbalik langsung berjalan hendak bergabung dengan guru-guru didepan lapangan.
Bayu mendelik, "Kelewat pak" katanya, pemuda itu sedikit menurunkan dasi sampai membuatnya bisa bernafas lega kini.
Han menoleh kebelakang melihat Bayu sedang membuka mulut bernafas sambil memegang lehernya.
"Abis minum racun?" tanyanya.
"Atau abis menghirup karbon dioksida?" tanya Kai disebelah Han.
Bayu menatap dua pemuda di hadapannya, mendelik kesal, "Ini salah lo pada ya! ninggalin gue dikelas"
"Disemprot Pak Bedu karna gak bisa make dasi?" tanya Han santai.
"Lebih serem"
"Terus?"
"Dicekek jir gue, ampe gak bisa nafas untung gak mati" ucap Bayu masih mengendalikan pernafasan.
"Dicekek sibotak?" tanya Kai.
"Bukan"
"Terus?" tanya keduanya kompak.
"Rere noh, kurang ajar banget jir" katanya menunjuk Rere yang kini malah saling geplak dengan Alaska ditempatnya.
"Ganas banget mirip temennya" kata Han memegang kepalanya, mengingat kembali tarikan maut Clara pada rambutnya kemarin.
Bayu menahan tawa, pemuda itu kembali menoleh kedepan memperhatikan kepala sekolah mereka yang kini sedang berpidato sekaligus mengumumkan alasan para murid dikumpulkan.
"Apa tadi katanya? Pensi?" tanya Shaka dibarisan tengah menoleh pada Yoshi yang mengangguk.
"Terus kita kudu ngasih persembahan gitu? nampilin sesuatu?" tanya Rafa dibelakang Haksa.
"Raf, kayaknya lo seneng banget ya berlindung dibelakang punggung Haksa" kata Eira dibelakang Yoshi.
"Emang anak anjing" sahut Haksa mendelik kesal.
"Gak boleh anjing anjingan, anjing" balas Rafa yang tidak diperdulikan oleh pemuda didepannnya itu.
"Ngasih persembahan apa nih kira-kira?" tanya Ana disebelah Eira.
"Sesajen" sahut Shaka.
"Bener juga, yang penting kan persembahan" kata Yoshi kemudian ber-tos ria dengan Shaka.
"Tumpeng lah sat, lo mau ngadain ritual apaan emang bawa-bawa sesajen?" tanya Clara dibelakang Ana.
"Ritual cari jodoh, biar sekalian mandi kembang" katanya kembali ber-tos ria bersama Yoshi.
"Stres"
-2A1-
Tangerang, 19 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
2A1 √
Teen FictionKetika para visual line sekolah berotak einstein disatukan dalam satu kelas, gimana jadinya? Saat para penyumbang piala olimpiade dengan berbagai kisah yang mereka miliki terungkap secara perlahan. Kata Jidan, sebenernya ini tuh kisah persahabatan t...