Siang hari mereka habiskan dengan memainkan beberapa permainan seperti bulu tangkis, voly, monopoli, ludo, bahkan catur.
Yoshi, Aksa, dan Haksa sama-sama menunjukkan keahlian mereka dibidang seni melukis kemudian sengaja membuat pertunjukkan bakat.
Anak kelas 2A1 sangat antusias mengingat mereka yang akan menjadi juri, lukisan pertama dengan tema abstrak ditunjukkan, ini milik Yoshi, meskipun abstrak dan terlihat samar, tapi jelas Yoshi melukis dua puluh orang dengan judul 2A1, lukisannya menawan dan tentu saja membuat mereka terharu.
"OCI BAGUS BANGETTTTTT, HARUS KITA PAJANG DIDALEM KELAS" gas Nasya benar-benar terharu.
"Ish.. Pengen gue bawa balik" kata Han disebelah Kai yang juga menganga salut.
Yoshi hanya tertawa menanggapi ocehan teman-temannya yang saat ini masih berdebat ingin membawa lukisannya.
Lukisan kedua milik Haksa, tema aesthetic masih dengan judul 2A1, ia hanya melukis sebuah kelas lengkap dengan bangku dan papan tulis, tak lupa judul besar yang ia sisipkan dipapan tulisnya, terlihat sederhana namun memiliki makna.
"Anjirrrrr, Haksa sumpah?" Clara spechless, gadis itu sampai menepuk Yuna yang melotot ngegas.
"Gambar kelas doang tapi kok bagusssss?!!!" ucap Yuna.
Terakhir lukisan Aksa, bukan tema abstrak ataupun aesthetic dengan judul 2A1 karena yang Aksa lukis adalah seorang wanita.
"BENTAR, ENGGAK ASING NIH" Nasya antusias sampai maju semakin dekat memperhatikan.
"INI EIRA KAN?!" Gas Stella menunjuk tepat lukisan Aksa yang tentu sangat menarik perhatian.
Eira yang sedari tadi tertegun kehilangan kata-kata, gadis itu jelas melihat dirinya didalam lukisan cantik yang Aksa buat.
Tepukan Bayu dipundaknya menyadarkan gadis itu dari keterkejutan, "Selamat! Aksa mulai go public" bisiknya.
Eira tersenyum kemudian menoleh pada teman-temannya yang kini menatapnya, ia gugup setengah mati tapi senyum Aksa memberinya rasa percaya diri, percaya diri untuk tetap berada disamping pemuda itu meski tembok besar menghalangi.
"Aksa sumpah, beneran Eira?" tanya Naomi yang diangguki santai oleh Aksa.
Anak kelas melongo, berbeda dengan Jidan yang tersenyum bangga, Akhirnya.
"Iya, ini Eira" ucap Aksa, tatapannya masih pada Eira.
"WOY, GO PUBLIC APA ARTINYA KITA PERLU MINTA PJ?!" gas Rafa.
"Harus!" kata Shaka dengan pasti.
Aksa maupun Eira tak menanggapi, keduanya masih dengan dunianya, saling menatap seakan memberi tau jika memang keduanya saling mencintai.
-•-
Malam tiba, saatnya api unggun.
Mereka melingkar dengan Shaka yang memangku gitar, bernyanyi bersama menyalurkan rasa kebersamaan malam itu.
Pilihan lagu yang mereka nyanyikan adalah kepompong, lagu lama persahabatan.
"Eh gimana kalo sambil main ToD?" usul Ana disebelah Yoshi yang mengangguk setuju.
"Seru kayaknya"
Anak kelas setuju, Clara mengambil satu buah jeruk kemudian memberikan pada Bayu disebelah Shaka agar pemuda itu memulai.
Gitar kembali dimainkan, Ingatlah hari ini oleh Project Pop menjadi pilihan.
Kawan, dengarlah yang akan aku katakan
Tentang dirimu setelah selama ini
Ternyata kepalamu akan selalu botak
Eh, kamu kaya gorila
KAMU SEDANG MEMBACA
2A1 √
Fiksi RemajaKetika para visual line sekolah berotak einstein disatukan dalam satu kelas, gimana jadinya? Saat para penyumbang piala olimpiade dengan berbagai kisah yang mereka miliki terungkap secara perlahan. Kata Jidan, sebenernya ini tuh kisah persahabatan t...