"Moncong lu cablak banget heran" ucap Jidan pada Nasya yang tadi berteriak didepan pintu menyuruh seluruh penghuni kelas untuk bergegas mengikuti upacara.
"Bodo amat" ucapnya tak perduli.
"Najis, mentang-mentang pengurus osis" sinis Rafa yang masih membenarkan dasinya.
"Dih bodo, sewot amat lu"
"Udah ah berisik" sahut Stella, berjalan santai menarik tangan Aksa dan Eira agar mengikutinya.
Sementara Yuna dibelakang mesem mesen gak karuan, gadis jangkung itu sedang falling in love sendiri berjalan tepat dibelakang Justin yang berbicara bersama Shaka.
Gini ya kalo bucin? Cuma liat punggungnya aja salting.
"WOY YURI, CEPETAN!!!" teriak Nasya dibarisan paling depan memimpin teman-teman kelas barunya yang berjalan kompak seperti bebek tanpa ada yang mau menyebar.
Yuna kaget bukan main, udah tau dia lagi falling in love yang tentunya lagi gak fokus, malah tiba-tiba diteriakin gitu mana Justin nengok kebelang pula mandangin dia.
Ditambah tadi Nasya manggil dia dengan sebutan Yuri? Inget YURI!!
Yurina Sophia, kata Yuna 'ri' nya jangan dibawa soalnya Yuna gak suka.
Padahal 'ri' tuh keren loh, Republik Indonesia.
"YUNA, NASYA... YUNA!!!" ralatnya balas berteriak.
"IYA YUNA, CEPETAN ANJIR LU NGAPAIN SENDIRIAN DIBELAKANG?"
Shaka menoleh kebelakang, "Ngapain lu? Maju sini dempetan" titahnya yang tentu saja disambut penuh semangat oleh gadis itu.
"Maksud gue sini pinggir gue, ngapain nyelip ditengah sih anjir???" tanya Shaka kesal karena terdorong akibat gadis itu yang langsung berdiri ditengah-tengah antara Shaka dan Justin.
Ya,.. emang tujuan Yuna kan... Mepetin Justin.
—•—
Di lapangan upacara,
Haksa mengumpat kesal karena Rafa yang dengan sengaja berdiri dibelakangnya untuk berlindung dari sinar matahari.
Kata Rafa, cowok ganteng yang punya badan bagus tuh harus strong buat pasang badan dari sinar mentari. iya sih Haksa paham, tapi kalo yang dia lindungin cewek sih Haksa masih bisa dengan senang hati memaklumi, lah ini? Titisan dugong.
Nino dan Han berbisik asik berdua, entah sedang membicarakan apa karena yang jelas, dua sejoli itu sedang bergosip.
"Ana, makin cakep aja" ucap Haikal berkedip manja di barisan kelas 11 IPA 2.
Ana hanya tersenyum menanggapi, gadis itu beralih menatap kepala sekolah didepan yang sedang memberikan amanatnya.
"Sekian amanat singkat dari bapak, bapak harap kalian bisa menjaga dan terus melestarikan keasrian sekolah ini, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh"
"Amanat singkat" cibir Jidan.
"Padahal udah satu jam dia ngoceh" lanjut Haksa.
"Mana bahasannya itu-itu aja" ucap Clara.
"Selalu tentang menjaga keasrian, ketentraman, kedamaian serta kemakmuran sekolah ini, ampe hapal gue" sahut Stella.
Bayu menggeleng, ck ck ck.
"Ini bisa disebut pembohongan publik gaksih? Soalnya pak kepsek bicara enggak sesuai fakta, katanya singkat tapi panjang banget kayak jalan tol" gerutunya.
Sedangkan Misya, Yoshi dan Aksa yang berada dibarisan paling belakang adem ayem menikmati.
Tiga manusia kalem itu benar-benar tidak bersuara sama sekali, hanya diam mengikuti upacara, bahkan Justin yang pendiam saja sudah kasak kusuk sedari tadi karena kesal kelamaan berdiri.
"Tin, abis ini jangan masuk kelas ya" ucap Bayu menepuk pundak Justin yang menoleh kearahnya.
Justin mengerjap, pemuda tampan itu memasang wajah datar, "I fe— em... Lo dari tadi manggil gue tan tin tan tin terus, dikira klakson mobil apa?" ucapnya menyuarakan kegundahan hatinya.
Bayu nyengir, "Mang ngapa? nama lo Justin, jadi Tin, masa Ton? Lebih aneh lagi kalo Tol" kata pemuda itu asal.
Justin melotot, "Heh, mulut lo!"
"Bener lah, ya kan Ra" Bayu menyenggol Eira disebelahnya meminta pasukan pembela namun gadis itu justru mendecih kemudian menendang kaki kiri Bayu hingga cowok berdarah manado itu mengaduh.
"Gue tau lo kesel kan Jus, ini udah gue wakilin" Eira tersenyum cerah pada Justin yang memberikan jempol kanannya.
Gadis itu mengerjap, dalam hati ketar ketir.
Karena mau gimana pun, Justin adalah pemilik tahta tertinggi per-ambyaran para gadis.
Kayak Yuna yang langsung falling in love, kali ini Eira yang fangirlingan.
:)
-2A1-
Tangerang, 06 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
2A1 √
Teen FictionKetika para visual line sekolah berotak einstein disatukan dalam satu kelas, gimana jadinya? Saat para penyumbang piala olimpiade dengan berbagai kisah yang mereka miliki terungkap secara perlahan. Kata Jidan, sebenernya ini tuh kisah persahabatan t...