"Tin, Justin Bieber kan disingkat jadi JB, kalo lo apa?" tanya Kai tiba-tiba.
Justin mengerutkan dahi berfikir kemudian menoleh pada Kai yang menunggu jawaban, "JNF?"
"Justin Noah Frederick, baru ngeh nama lu bagus juga" sahut Yoshi.
"Kenapa engga JNT ajasih Tin, sekalin lo buka jasa jadi kurir" sahut Bayu ngakak sendiri ditempatnya.
Justin mendelik tapi kemudian menepuk Yoshi menyuruhnya agar sedikit mendekat, "Ngeliat Ana sama Clara kesana yuk" ajaknya.
"Kan disini juga keliatan"
Justin menggeleng, "Kurang jelas, pengen lebih zoom"
"Astaga"
Yoshi nurut, pemuda itu berdiri diikuti Justin kemudian mendudukkan diri disamping Shaka yang sudah selesai berlatih tadi, gantian kini bagian tim dance yang mulai berlatih.
Ana mulai meliukkan badan kekiri dengan Clara yang meliuk kearah berlawanan, keduanya kompak bermain ekspresi.
Clara jongkok mengetuk ujung kaki dengan kepala yang juga mengikuti ketukan irama, sedangkan Ana menggerakkan badan sendiri yang tentu semakin menarik perhatian teman-temannya yang menonton.
Setelahnya Ana yang berjongkok, gantian Clara menggerakkan badan sendiri, gerakannya cukup cepat serta bertenaga.
Riuhan tepuk tangan teman-temannya semakin ramai saat keduanya kini menari bersama, saling menatap dengan chemistry yang mereka buat.
Tepukan tangan masih riuh bahkan setelah keduanya selesai.
"ANJIR KEREN BANGET KALIAN!!!"
Eira, Stella dan Nasya langsung menghampiri Ana dan Clara kemudian memeluk keduanya erat.
"BANGGA BANGET GUE!" teriak Alma ikut mendekat, seperti seorang ibu yang tersenyum menatap kedua putrinya, Alma langsung menepuk pundak Ana dan Clara yang menoleh setelah melepaskan pelukan tiga temannya tadi.
"Kalian hebat" katanya.
Ana dan Clara tersenyum, keduanya langsung memeluk Alma, "Makasih mah" katanya kompak.
"MONYETTTT!!!"
Sesi haru itu terhenti saat Rafa dengan gaspol nya berteriak, terjengkang karena terdorong oleh Han dan Bayu yang sedari tadi tak tahu meributkan apa.
Mereka yang disana kompak menertawai, berbeda dengan Kai dan Yuna yang masih fokus menghabiskan cookies serta brownies buatan umi-nya Han.
Haksa menarik Misya mendekat pada Yuna kemudian mencomot brownies terakhir dipiring.
"Bagi-bagi, lo berdua gentong banget heran"
Yuna mendelik, gadis jangkung itu langsung menepuk Han kemudian mengadu, "Browniesnya diabisin Haksa"
Han menoleh pada piring yang tadinya penuh dengan kue itu sekarang kosong, "Oh, selow" katanya kemudian keluar dari studio.
"UMIIII... BROWNIESNYA MASIH ADA ENGGAK? KATA YUNA MAU NAMBAH!"
Yuna yang mendengar teriakan menggelegar dari Han itu langsung melotot, bisa-bisanya nama dia disebut dengan lantangnya.
"Cablak banget sih" kata Naomi disebelah Nino.
"Udah biasa, Umi juga enggak jarang jewer telinga Han karena emang berisik banget" ucap Nino kini berdiri.
"Mau kemana lo?" tanya Yoshi.
"Ngambil camilan dikamar Mas Bian, stok dia banyak" katanya kemudian langsung melenggang pergi.
"Agak gak tau diri sih kita namu ngabisin makanan doang" ucap Haksa.
"Dih, Kai lah dari tadi gak berenti-berenti, gue aja belom nyoba" sahut Jidan yang memang belum merasakan enaknya brownies buatan Umi-nya Han itu.
"Yuna noh, enak aja nyalahin gue" kata Kai tak terima.
Yuna mendelik, "Si acil lah, kecil juga mulut dia gede, bisa muat sekontener"
Rafa mengumpat tak terima, pemuda itu menepuk pundak Yuna keras kemudian langsung melipir pergi mendekat pada Jidan dipojok.
Yuna melotot, gadis jangkung itu langsung mengejarnya kemudian berusaha membalas, tapi Rafa gesit bersembunyi dibalik punggung Jidan.
Keributan terjadi sampai akhirnya Jidan tak tahan, pemuda itu menghela nafas sebelum menyuarakan kekesalan, "Kayak manusia sehari aja bisa gak sih?" katanya.
Anak kelas kicep.
Jidan jika sudah marah memang seram, pemuda itu santai tapi ucapannya kadang bisa seberpengaruh itu.
"Ini dirumah orang loh, kalian gak malu berisik gini?" tanyanya.
Yuna menunduk, dengan Rafa yang langsung diam mengulum bibir takut.
"Iya Ji, maaf" kata Yuna.
Jidan diam, pemuda itu menghela nafas sejenak kemudian kembali melembutkan ekspresi, "Maapan!" titahnya pada Yuna dan Rafa yang langsung menurut.
Rafa menjulurkan tangan diikuti Yuna yang juga melakukan hal sama, "Maaf Cil"
-2A1-
Wkwk kasian dimarahin🤣
Ya gimana engga takut, Jidannya begini
Tangerang, 22 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
2A1 √
Ficção AdolescenteKetika para visual line sekolah berotak einstein disatukan dalam satu kelas, gimana jadinya? Saat para penyumbang piala olimpiade dengan berbagai kisah yang mereka miliki terungkap secara perlahan. Kata Jidan, sebenernya ini tuh kisah persahabatan t...