"Pagi anak-anak" sapa seorang guru tampan dengan rahang tegas itu, Pak Kino.
"PAGI PAK!!!" jawab para siswa kelas 11 IPA 1 serentak.
"Jangan bilang guru muda tampan nan gagah mempesona ini bakal jadi walas kita?" tanya Clara pada Ana dibelakangnya.
Ana mencondongkan tubuh sedikit mendekatkan diri pada Clara kemudian berbisik, "Kayaknya sih iya"
"Nama saya Sukino"
"UDAH TAU PAK!!!" gas para siswa itu.
"Saya akan jadi wali kelas kalian mulai sekarang"
"Tuh kan!"
"YEYYY!!!" seru Eira bersemangat dibelakang Ana yang kaget karena Eira menepuk pundaknya dengan keras.
"Semangat amat bu" sahut Han dibelakang yang tentu saja membuat gadis itu diam malu sendiri.
"Eh tapi serius pak?" tanya Kai yang diangguki Pak Kino.
Tidak ingin Eira malu sendiri, Bayu bersorak riang diikuti murid sekelas yang juga akhirnya menyalurkan rasa bahagianya.
"Sumpah ya Raf, gue gak pernah seseneng ini selama sekolah disini" ucap Yuna pada Rafa disebelah kirinya.
"Gue dah overthingking dari pagi takut botak bercula yang jadi walas kita" kata Rafa pada Yuna yang mengangguk setuju.
Pasalnya 'Botak bercula' adalah sebutan mereka pada Pak Bedu, guru penegak disiplin botak dengan kumis tebal seperti pak Raden, makanya disebut bercula:)
"Oke, sekarang kita buat struktur kelas" ucap Pak Kino didepan kelas.
"Pertama ketua kelas, ada yang mau mengajukan diri?"
Semua penghuni kelas 11 IPA 1 saling lirik, tidak ada yang mau sampai akhirnya Han mengangkat tangan, tapi tertepis begitu saja oleh Naomi disebelah kanannya.
"Jangan elu, kagak pantes!" ucapnya pedas.
Kai mengangkat tangan.
"Oke, Kaita mau ngajuin diri?" tanya pak Kino.
Kai menggeleng, "Enggak pak, saya mau ijin ke toilet" ucapnya cengengesan yang tentu mendapat sorak ramai dari teman-teman satu kelasnya.
"Yaudah silah—"
"Enggak jadi deh pak, masih bisa saya tahan soalnya saya kepo" ucap pemuda itu kemudian duduk tegak menunggu siapa yang akan mengajukan diri menjadi ketua kelas.
Selang beberapa detik Jidan mengangkat tangan, bersamaan dengan Haksa yang juga mengangkat tangan.
"Voting pak voting" seru Stella.
"Gue tim Jidan, soalnya tadi pagi ngasih tumpangan" ucap Rafa menggebu dikursi belakang.
"Gue tim Haksa, awas aja utang pulsa lo kagak bayar mah" ucap Alma menunjuk Haksa yang mendelik.
"Mari kita buat partai persatuan Jidan dandelion, sama Haksa sambalado" sahut Han tertawa sendiri merasa geli dengan kalimatnya.
"Slogannya : Kelas aman, tentram dan tertata bersama Jidan" Eira ikut bersuara.
"Kalo Haksa mah slogannya : Kelas ribut, semrawut dan rarungsing, gelut yuk!" timpal Bayu yang membuat semua penghuni kelas tergelak.
"Coblos nomor 1, Andrea Jidan Geovan, kalo menang traktir mie ayam sekelas" kata Shaka yang tentu saja membuat Jidan mendelik.
"Coblos nomor 2, Haksa Biantara, kalo menang antar jemput gue selama seminggu" Clara menimpali.
"Enak di elu enek di gua" ucap Haksa.
"Udah wey ini jadinya siapa yang menang?" tanya Naomi.
"Gue" tunjuk Bayu pada dirinya sendiri.
"Enggak pantes, muka lu cocoknya jadi catetan kas bendahara" ucap Shaka.
Bayu mengumpat kecil, takut terdengar Pak Kino yang sedari tadi diam memperhatikan perdebatan anak muridnya.
"Serius guys, jadi siapa?" tanya Misya yang sedari tadi diam.
Cewek cantik yang dapat julukan bidadari udah ngomong, maka berakhir sudah perdebatan unfaedah para penghuni kelas itu.
"Nah tuh guys lu pada berisik banget heran" kata Kai menyilangkan tangan didada.
"Tau tuh, ribet banget dah pemilihan ketu doang, iya kan Sya?" timpal Han, menaikan sebelah alisnya menatap Misya.
"Gue tim Jidan" ucap Ana tiba-tiba.
"Anastasia kamu tidak kesambet kan?" tanya Eira dibelakang gadis itu.
Ana mengangguk, "Lebih cocok Jidan" ucapnya.
"Gue juga Jidan" sahut Misya.
"WAHHHHHHH!!!" Seru sebagian murid ramai.
"Jidan laku bener dah, pake pelet apaan? bagi-bagi" Yuna dibelakang menoleh pada Jidan yang mengangkat dagu jumawa.
"Biasa, orang ganteng" ucap pemuda itu.
Haksa menipiskan bibir, kemudian berucap, "Jidan aja deh, sebagai murid baik hati jadi gue mengalah"
"Najis!" ucap Clara.
"Enggak seru luh, padahal gue udah jadi tim sukses Haksa sambalado, masa mengalah gitu aja" ucap Han tak terima.
"Tau lu, masa bertempur ditengah kekalahan" sahut Nasya.
"Kebalik bodoh"
"Bodoamat" kata Haksa menanggapi.
"Yaudah berarti Jidan ketua kelasnya, sekarang wakil ketua kelas" ucap Pak Kino.
"Yoshi aja Yoshi, karena Jidan begajulan jadi kita butuh waketu yang lemah lembut" ucap Shaka yang diangguki Bayu.
Jidan sekuat tenaga menahan umpatan karena tempat duduknya yang berada dipaling depan juga pas didekat Pak Kino berdiri sekarang.
"Jangan gue ah, berat" kata Yoshi berbalik badan menoleh pada Shaka.
"Jihhh kek Dilan lu" sahut Nasya disamping kiri pemuda itu.
"NINO AJA PAK!!!" teriak Kai menunjuk Nino yang terlonjak kaget setengah mati karena pemuda itu sedari tadi hanya diam memperhatikan, tapi tiba-tiba tertunjuk.
"Nah, pas tuh namanya mirip sama bapak" ucap Eira.
"Apa hubungannya anjirrrr?!!" tanya Clara dibangku paling depan.
"Ada, nama kan doa, siapa tau karena namanya mirip jadi kepemimpinannya juga mirip" jawab gadis cantik itu meyakinkan.
"LAH IYA, NINO AJA PAK!!" gas Bayu, Kai, Shaka juga Yuna serentak.
Nino yang masih melongo bingung harus bagaimana, dengan akal sehat yang masih melayang, pemuda itu mengangguk, "Iya, saya aja pak"
-2A1-
dan ini walas tampan kita
Pak Kino (FC: Mino WINNER)
Tangerang, 07 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
2A1 √
Teen FictionKetika para visual line sekolah berotak einstein disatukan dalam satu kelas, gimana jadinya? Saat para penyumbang piala olimpiade dengan berbagai kisah yang mereka miliki terungkap secara perlahan. Kata Jidan, sebenernya ini tuh kisah persahabatan t...