45 : Tenda dan Senam

624 99 1
                                    

Pagi itu Nino bersenandung sambil dua tangannya sibuk mendirikan tenda, pemuda itu berdecak berkali-kali karena tak tau cara mendirikannya.

Lagu yang sedari tadi ia senandungkan berganti setiap kali ia berdecak, sungguh ternyata mendirikan tenda tak semudah yang terlihat.

Nino sampai harus menonton tutorial dari youtube, bahkan sempat lama mencari digoogle, mencoba memahami tapi tak bisa mempraktekkan:)

Rafa yang memang ikut ekstrakurikuler pramuka itu sangat dibutuhkan untuk saat-saat genting kali ini, tapi pemuda itu bahkan belum terlihat batang hidungnya.

Halaman belakang rumah Stella yang menjadi tempat camp mereka, bukan karena usul dari Kai, tapi memang Stella sendiri yang menyarankan, sebab jika bukan dirumahnya maka secara otomatis ia tidak akan mendapat izin untuk bisa bergabung, begitupula dengan Aksa.

Enam tenda akan mereka dirikan, tetapi sudah hampir satu jam tapi belum satupun yang berhasil terbentuk.

Shaka mendecak berkali-kali mengumpat kesal karena terus gagal, pemuda itu beralih pada makanan dimeja panjang yang sudah tersedia kemudian mencomot satu buah apel.

"Ah.. Sepertinya apel ini telah diracun" katanya drama memegang leher kemudian bersimpuh dikarpet yang tergelar disana.

Haksa dan Jidan didekatnya mendelik sedangkan Yoshi yang sedari tadi hanya fokus mendirikan tenda bersama Aksa dan Justin tersenyum sumringah, "Akhirnya" tenda yang mereka dirikan benar-benar sudah berdiri.

Jam sembilan pagi Rafa datang bersama Han disusul Bayu dan Eira yang berlari kecil menghampiri Ana dan Stella.

"Ini nih si anjir baru dateng, gece diriin tenda!" kata Nino langsung menghampiri Rafa.

"Diriin sendiri kenapa sih? manja amat"

"Bukan manja ya jamblang! tendanya nolak buat diri"

"Kan bisa liat google, emang dasar alay aja" ucap Rafa yang tentu saja mendapat delikan tajam dari Nino.

Rafa menaruh tas besar yang sedari tadi bertengger dipunggungnya kemudian dengan cekatan mulai mendirikan tenda dengan Nino dan Kai sebagai asisten.

"Masih pagi nih, enaknya goyang" ucap Yuna memutar radio dengan lagu Bang Jali.

"Asekkk" sahut Eira yang ikut serta, dua gadis itu maju kini berdiri bergerak lincah sudah seperti sedang senam.

Nasya, Kai, Bayu, Han serta Shaka dan Rafa tak mau kalah ikut bergabung.

Justin sampai gatal berkali-kali menepuk Yoshi dan Nino agar mau ikut serta.

Shaka menarik Clara dan Naomi yang akhirnya diikuti Ana serta Alma yang juga menarik Stella.

Niatnya dangdutan malah jadi senam dengan Yuna dan Eira sebagai pemimpin.

Senam pagi bertema dangdut.

"Selesai senam enaknya ngapain teman-teman?" Yuna memegang mik yang sengaja ia bawa dari rumah khusus untuk acara kali ini.

"MAKAN!!!" jawab mereka kompak.

"Betul!" Yuna mengacungkan jempol kemudian menoleh pada Alma yang langsung bersiap.

"Masak indomie pake telor jangan lupa tambahin daun bawang, sayur kol plus cabe rawit" ucap Alma yang dengan senang hati mulai memasak mie dipanci besar bersama Misya dan Nasya yang menjadi partner pembantu.

Stella mencolek Aksa disebelahnya berbisik pelan, "Tapi gue gak pernah makan mie" ucapnya ragu.

Aksa menoleh, ia juga sama tak pernah sekalipun mencicipi rasa mantap indomie yang dicampur telur serta daun-daun pelengkap.

Han disebelah Aksa menepuk bahu pemuda itu kemudian berucap, "Sesekali lah Sa, nyicip makan ala anak komplek" katanya menaik turunkan alis.

Aksa tersenyum menanggapi, ia menoleh pada Nino yang dengan tenang memotong bakso bersama Clara yang juga tengah memotong sosis untuk mereka masukan kedalam mie.

"No, udah belom?" tanya Alma yang langsung mendapat anggukan dari Nino.

"Bentar" Bakso terakhir selesai dipotong, pemuda itu berdiri menyerahkan bakso tak lupa sosis yang juga selesai dipotong.

"Demen banget gue tuh sama gaya pacarannya Alma Nino, adem nyantuy enggak alay gitu" ucap Nasya pada Naomi yang mengangguk setuju.

"Enggak kayak si menjijikan Haksa"

"Gue denger ya" sahut Haksa yang memang berada tak jauh dari dua gadis itu.

"Jangan ngambek, kan fakta" kata Nasya yang tentu mendapat delikan tajam Haksa serta kekehan renyah Jidan disebelahnya.

"Makanya kalo pacaran yang normal-normal ajalah, Sa"

"Jadi maksud lo gue gak normal gitu?"

"Bukan gitu, tapi ya gitu" Jidan bingung sendiri dengan kalimatnya.

"Bodoamat"








—2A1—








Tangerang, 17 Juni 2022


















2A1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang