12 : Sesi Rumpi

736 111 5
                                    

"Wey, wey bentar dulu deh pending dulu orat aretnya" Han mengibaskan kedua tangan ketengah, menyuruh agar teman-temannya berhenti sejenak mendengarkan ceritanya.

"Apa dah orat aret?" tanya Shaka.

"Gue mau buka sesi dulu bentar" ucap Han tidak memperdulikan pertanyaan Shaka.

"Sesi apaan gaya lu kek gentong nyaring" sahut Rafa diujung menyandar pada tembok.

"Rumpi" ucap Han.

"No secret" sahut Bayu.

"Eh gak boleh plagiat!" kata Kai ikut menyahut, kini mulai mendekat setelah mendengar kata 'rumpi' barusan, jiwanya terpanggil.

"Oke ganti, Rumpi... Keep secret" ucap Han membuka tangan disamping wajah seakan memberi kesan sedang membuka pintu.

"Dih, Unlock lah goblok" timpal Yuna disofa, masih asik bersama Clara dan Stella yang kini bergabung.

Han membulatkan mulutnya kemudian menepuk pundak Bayu dan Kai dikedua sisinya, pemuda itu berbisik pelan memberi aba-aba sebelum berucap.

"Rumpi.."

"Unlock the secret!" jawab Kai dan Bayu bersamaan dengan kedua tangan terbuka tak lupa kedipan mata manja keduanya.

"Oke itu selogan sesi gue, kasih tepuk tangan dong baru debut nih" ucap Han yang tentu mendapat delikan dari teman-temannya.

"Sesi dimulai" ucap Han memulai.

"Tadi gue udah rundingan sama dua astisten gue, kalian semua ngerasa gak sih kalo Misya sama Haksa itu ada apa-apa?" tanya Han.

Nasya yang sedari tadi memikirkan itu langsung berapi-api sampai maju mendekat menepuk pundak Han kencang.

"IYA ANJIR GUE DARI TADI MIKIRIN!" gasnya.

Han meringis, tapi langsung kompak ikut berapi-api.

"Dari awal diem-dieman kayak lagi musuhan" sahut Bayu.

"Kemaren pas pulang sekolah juga gue liat Misya kayak ngehindarin Haksa gitu" ucap Rafa.

"Kalian inget pas pemilihan ketua kelas?" tanya Kai.

"Paham ni gue, waktu Haksa langsung mundur pas Misya sama Ana bilang lebih milih Jidan kan?" tanya Nino menanggapi pertanyaan Kai.

"Lah, Ana juga?" tanya Rafa.

"Gue agak ngerasa aneh sih, karna Ana kayak beneran ngehindarin Haksa sama Misya gitu, waktu itu kan gue nganter dia tuh terus ketemu Misya sama kakaknya, Ana kayak pura-pura gak liat terus langsung narik tangan gue pergi dari sana" jelas Eira.

"Waduh, prahara rumah tangga macam apanih" kata Shaka.

"Ah, perasaan kalian aja kali, gue gak ngerasa gitu" ucap Alma.

Jidan dan Aksa saling melirik satu sama lain seakan memberi kode lewat tatapan mata, tapi sayang kode yang keduanya buat tertangkap jelas oleh Eira yang memang berada disebelah Aksa.

"Eh apanih lirik-lirikan"

Yang lain langsung terfokus, Clara, Yuna bahkan Stella yang tadi asik membalas chat dari Biru langsung beringsut mendekat.

"Apanih? kasih gue penjelasan!" titah Clara menepuk pundak Bayu.

"Lo pada kenapa sih kepo amat sama urusan orang?" tanya Jidan.

"Kalo enggak kepo, kita gak bakal tau kejadian apa yang sedang terjadi di dunia ini, Ji" kata Kai menerawang jauh.

Aksa mendelik, pemuda itu mendecak malas, "Tanya langsung, gak usah rumpi" katanya jelas, singkat dan tentunya menancap tepat.

Benar juga.

"Ah, gak seru l—"

"Permisi, paket"

Ucapan Stella terpotong saat Ana datang bersama Yoshi yang meneteng plastik kantong besar dikedua tangannya.










—•—













"Ana enggak salah, Sya"

Misya tersenyum sinis, mengankat wajah memandang pemuda didepannya, "Bahkan sampai sekarang pun kamu masih belain dia? kenapa, Sa? karna dia selingkuhan kamu?!"

Haksa diam.

"Jawab Haksa! kenapa?" desak Misya.

Haksa masih diam.

"Kalian berdua emang sama aj—"

"Ini salah aku, Sya" kata Haksa memotong.

Haksa diam, kemudian kembali melanjutkan. "Aku manfaatin dia"

"Maksud kamu?"

"Saat itu Silas mulai tau kalo aku punya pacar, mereka mulai ngancam bakal nyakitin cewek yang jadi pacar aku dan saat itu juga mas Alan nyuruh aku buat jauhin kamu, aku takut Sya, disatu sisi aku enggak mau jauh dari kamu, tapi disisi lain aku gak mau kamu kenapa-kenapa"

Haksa menunduk, kembali melanjutkan, "Silas diketuai oleh Leo yang faktanya adalah sepupu Ana, jadi aku mulai deketin Ana dan ngebuat Silas terkecoh, mereka ngira kalo Ana itu pacar aku, aku tau segimana sayangnya Leo sama Ana jadi pasti Silas gak akan berani nyentuh Ana barang sesenti pun"

"Karna itu kamu manfaatin Ana?" tanya Misya.

Haksa mengangguk, "Aku gak mau kita berakhir, Sya"

"Tapi gak gitu caranya, Haksa, kamu ngorbanin perasaan Ana buat ego kamu sendiri"

Haksa mengangguk, "Iya aku tau, karena itu aku jelasin semuanya ke dia, kamu bisa liat sekarang, Ana bahkan gak sudi ada dideket aku"

"Kamu bisa bilang sekarang kalo aku cowok paling brengsek disini" katanya mengacak rambut frustasi.

Misya menggeleng, gadis itu mendekat kemudian tanpa kata langsung memeluk Haksa yang tertegun.

Misya berbisik pelan ditengah pelukannya, "Saat itu kamu lagi kalut, dengan kamu berani ngakuin kesalahan kamu itu jelas ngebuktiin kalo kamu bukan cowok brengsek, kamu cowok baik, Sa. dan Aku masih..."











"... sayang sama kamu"














-2A1-












Tangerang, 16 Mei 2022









D-1 menuju debut

Justin apa tidak cape tampan terus???Enggak deng, KALIAN SEMUA ITU TAMPANNNN👏🏻👏🏻👏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Justin apa tidak cape tampan terus???
Enggak deng, KALIAN SEMUA ITU TAMPANNNN👏🏻👏🏻👏🏻
















Karena besok TNX debut, janji dah gua double up🤟🏻










2A1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang