17 : Rapat Penting

690 118 1
                                    

"Eh jing" Kai meloncat dari tempat duduknya berjalan cepat menghampiri barisan pojok kelas.

"Mulut lo Kai, jangan gitu lah umi gak suka" celetuk Han yang langsung ditendang Kai keras.

"Sakit nyet"

"Elo jing"

"Lo tuh pig"

"Iya lo berdua emang binatang" sahut Nino tak tahan juga dengan kegaduhan kedua orang disampingnya.

Jidan berjalan tenang kedepan kelas kemudian memukul papan tulis dengan spidol hendak menarik perhatian seisi kelas.

"Wey.. wey.. diem!! Mau rapat penting" Nasya memukul meja kemudian duduk tegak memperhatikan Jidan didepan kelas.

"Rapat apaan dah?" tanya Naomi tak tau menau.

"Ituan tadi yang apasih? gue lupa namanya" kata Clara dikursi depan.

"Yang kepsek bilang tadi, soal pensi" ucap Ana mewakilkan.

"Oh iya, jelasin Ji cepet!" titah Nino.

"Kita rundingan dari sekarang, mau jualan apa?" tanya Jidan kalem.

"Ha? Kok jualan? katanya pensi" tanya Eira tak paham.

"Bolot sih, ntar lebaran beli baju yang ada gratis paculnya ya Ra, buat ngorek kuping lu" kata Haksa yang langsung mendapat delikan tajam Eira serta tepukan Misya pada pundaknya.

"Gini Ra, tadi pas pengumuman kepsek bilang sekolah mau ngadain pensi sekalian bazar juga, makanya dari sekarang kita pikirin apa yang mau ditampilin sekaligus mau jualan apa dibazar nanti" jelas Alma dikursi depan mewakilkan Jidan yang sebenarnya malas berbicara itu.

"Tupperware mak gue" sahut Nasya mengangkat tangan.

Rafa berdiri mengangkat tangannya memberi usul "Makanan aja"

"Nah tuh lebih pas, ntar gua bagian icip-icip" kata Han.

"Han kurus kering kalo urusan makanan nomor satu, heran gue" sahut Yuna menimpali.

"Heh badan lo juga kurus ya nyet" umpat pemuda itu kesal menatap Yuna yang menjulurkan lidahnya meledek.

"Diem" Jidan kembali memukul papan tulis, "Fix nya apa? Makanan apa barang?"

"MAKANAN!"

"Oke, makanan ya" ucapnya masih kalem.

"Eh tapi makanan apa?"

Jidan melirik gadis yang tadi bertanya, pemuda itu tersenyum simpul, "Al, gue tau lo pinter masak, jadi buat bazar ini lo yang ketuain ya, gue tugas mandorin" ucapnya sedikit meringis tak enak pada Alma yang langsung mengangguk semangat mengiyakan.

"Yaudah nanti kalo urusan itu gue rundingan sama cewek-cewek deh, tugas cowok nyiapin minumnya" ucap Alma santai, gadis itu memang tidak pernah neko-neko asal ia bisa yasudah setuju-setuju saja.

Tau gak gimana reaksi Nino ditempatnya? Hampir kayang karena saking bangganya punya pacar seperti Alma yang dewasa, pandai memasak, rajin serta mudah memahami orang lain, makanya Alma dapat sebutan mamah muda-nya 2A1.

Jidan mengangguk kembali melanjutkan, "Terus siapa yang mau ambil peran dipertunjukkan?" tanyanya yang tidak mendapat sahutan dari penghuni kelas.

Kai mengangkat tangan semangat menunjuk Bayu, "Dia aja, drama jadi babu Eira"

Bayu mendelik langsung beranjak dari tempat duduknya menghampiri Kai kemudian memiting pemuda itu diketeknya.

Yoshi mengangkat tangannya, "Gimana kalo Ana sama Clara aja, nampilin dance" usulnya.

Clara mengerjap, "Gue sih mau-mau aja, tergantung Ana" katanya.

"Nah tuh, gimana Na?" tanya Rafa dipojokan.

Semua orang dikelas langsung bertepuk tangan riuh saat Ana menganggukkan kepalanya menyetujui.

"Karna kepsek bilang satu kelas minimal harus dua tampilan, gue ada saran kita nampilin band aja gimana?" tanya Jidan.

"Nah tuh, dikelas kita ada anggota eskul band kan?" tanya Eira.

"Gimana, Ka?" tanya Jidan pada Shaka yang memang menjabat sebagai ketua eskul band sekolah.

Shaka menoleh pada tiga temannya, Haksa, Han dan Nino, ketiganya kompak mengangguk yang setelahnya pemuda itu kembali menoleh pada Jidan, "Sejuta buat semenit ya" candanya.

Shaka mungkin hanya bercanda, tapi tidak dengan Aksa.

"Nanti gue kasih sepuluh juta, kalian tampil dua lagu ya, biar agak lama"

Kicep gak tuh.
















-2A1-












Tangerang, 20 Mei 2022










2A1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang