Bayu menghentikan motor bersarnya di depan teras rumah Clara, pemuda itu mematikan mesin motor memandangi beberapa kendaraan teman-temannya sudah sampai, Misya turun dari boncengannya, gadis cantik itu membuka helm kemudian menyerahkannya pada Bayu yang tersenyum ceria dengan semangat mengambil helm ditangannya.
"Yu, kayaknya kita paling akhir ya datengnya?" tanya Misya.
Bayu mengamati satu persatu kendaraan teman-temannya disana sampai BMW putih memasuki gerbang rumah kemudian berhenti tepat disebelah motor besar milik Han yang katanya malas keluar rumah itu,-ujung-ujung dateng juga.
Eira membuka pintu mobil, memasang wajah malas saat melihat Bayu yang tersentak ditempatnya berdiri.
"Ra, lo sama- Aksa?" tanyanya tak percaya saat melihat Aksa turun dari mobil.
Eira mendelik, dengan tak perdulinya langsung melenggang pergi memasuki rumah Clara diikuti Aksa setelahnya.
"Lo gak baca grup emang?" tanya Misya.
Bayu memiringkan kepala tak paham, "Grup?"
Misya mengangguk, "Jujur gue gak enak banget pas lo bilang mau jemput, jadi gue baru aja mau bales gak usah jemput tapi tiba-tiba Aksa muncul digrup terus bilang mau jemput Eira" jelasnya.
Bayu mengerjap, "Serius?" tanyanya tak percaya.-dalam hati bersorak bahagia karena sepertinya ini akan menjadi langkah baru dikehidupan sahabatnya itu.
Bayu tahu, bahkan sangat mengetahui apa yang terjadi pada hati Eira. pemuda itu tahu jika Eira menyukai Aksa.
Tidak ada rahasia diantara keduanya, dari Bayu yang masih sering mengompol hingga kini tumbuh menjadi pemuda tampan petakilan yang lenjeh sana sini.
Persahabatan mereka tidak seperti yang orang-orang bicarakan, tidak ada istilah laki-laki dan perempuan tidak bisa berteman. Karena keduanya membuktikan bahwa mereka memang pure hanya berteman.
Bayu mengakui kalau Eira memang cantik, bahkan sangat cantik, tapi pemuda itu murni hanya menganggap Eira sebagai sahabat yang harus ia lindungi, tetangga sebelah rumahnya yang sudah ia anggap seperti saudari.
"Yu"
Bayu tersentak dari lamunannya, menoleh pada Misya yang sedari tadi memperhatikannya.
"Ayo masuk, kenapa bengong?"
"Oh iya ayo"
"KAITA BALIKIN!!!!" Baru menginjakkan kaki didepan pintu rumah, Misya terhunyung kaget mendengar teriakan melengking yang keluar dari mulut Stella, gadis dengan lesung pipit kecil disudut bibirnya itu mengejar Kai yang dengan bahagianya mengacungkan ponsel Stella yang menunjukan foto Biru disana.
Stella tidak akan berteriak sekencang itu jika yang diperlihatkan adalah foto wajar, tapi kini yang semua orang lihat adalah foto Biru sedang tidak mengenakan baju, itu adalah foto saat Biru selesai berolahraga, saat itu karena gerah dan hawa panas, Biru melepas kaos yang menempel ditubuhnya dan dengan jahilnya langsung Stella abadikan.
Stella kan gak rela tubuh atletis indah yang dimiliki oleh kekasinya itu dilihat orang lain secara cuma-cuma.
Dilain sisi, Yuna dan Clara benar-benar bersantai seperti yang Clara katakan digrup kelas saat itu.
Han asik berjoget tiktok bersama Nino, sedangkan Shaka dan Rafa berada dipojokan bermain game.
Aksa dan Eira yang tadi baru datang langsung ikut bergabung ketengah menghampiri Jidan, Alma, dan Haksa yang sedang mengerjakan struktur kelas kini.
Bayu dan Misya saling pandang, tidak aneh sih. Karena disetiap kerja kelompok atau apapun itu yang membutuhkan kerja grup, yang kerja pasti seperempat bahkan hanya salah satunya, bener gak?
Misya mendekat pada Eira yang kini memotong origami ditangannya.
"Rame banget dah bikin struktur doang" ucap Bayu duduk disebelah Haksa yang sedang menggambar sesuatu bersama Aksa untuk membuat tampilan cantik pada strukturnya.
"Diem lu, deteng-dateng gak guna" celetuk Nasya dipintu rumah, baru datang.
"Elu yang gak guna" sahut Bayu.
"Ini kalo ada Oci guna banget sih, dia pinter bikin doodle" celetuk Haksa menghentikan perdebatan Bayu dan Nasya yang mulai menjadi.
"Oh iya baru ngeh, Yoshi kemana?" tanya Alma.
Jidan mengangkat wajah, menghentikan aktifitas gunting-mengguntingnya, "Katanya nemenin ibunya dirumah, lagi sakit"
"Weish.. Anak baik" puji Bayu.
"Kalo Ana, Justin sama Naomi juga gak dateng?" tanya Misya.
Kembali Jidan yang menjawab, "Justin sama Ana ada acara, kalo Naomi mendadak nelpon katanya bokap dia tiba-tiba ngabarin ada dibandara baru balik dari belanda"
"Seneng banget pasti tuh" ucap Nasya.
"Iyalah, denger-denger Naomi disini tinggal sama neneknya ya?" tanya Eira.
"Hooh, bapaknya masih dibelanda karena ngurus bisnis, kalo Naomi masih diindo jelas karena mau nyelesain sekolah" jawab Alma.
"Enggak gitu guys, Naomi katanya kurang suka dibelanda, bokapnya berkali-kali nyuruh dia balik dan pindah sekolah disana tapi Naomi nolak, dia betah diindo" jawab Jidan.
"Beda lagi kalo Justin yang ditawarin balik ke aussie, seratus persen gak nolak" sahut Haksa.
"Loh, kenapa emang?" tanya Nasya.
"Justin bilang dia susah adaptasi, ortu dia disini tapi dia lebih deket sama kakek neneknya di aussie, makanya dia pengen banget balik kesana" masih Jidan yang menjawab.
"Tau banget ya lo soal anak-anak" celetuk Bayu.
Jidan mengangguk tersenyum kesil menanggapi, "Peran gue leader disini, sekali gue mutusin buat berdiri paling depan mimpin kalian maka gue juga harus bisa perlahan ngerti satu persatu dari kalian" ucapnya.
"Ji" panggil Aksa.
Jidan mengakat wajah, "Apa?"
"Kayaknya peran lo sebagai ketua kelas emang gak salah"
-2A1-
Tangerang, 13 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
2A1 √
Teen FictionKetika para visual line sekolah berotak einstein disatukan dalam satu kelas, gimana jadinya? Saat para penyumbang piala olimpiade dengan berbagai kisah yang mereka miliki terungkap secara perlahan. Kata Jidan, sebenernya ini tuh kisah persahabatan t...