24 : Rumah Stella

651 101 2
                                    

"Ini bener rumah Stella?" tanya Han melongo takjub didepan gerbang rumah yang menjulang tinggi itu.

"Kaga Han, ini mah bukan rumah tapi istana" sahut Kai.

Gerbang tiba-tiba terbuka lebar, mereka yang disana otomatis kaget, sebenarnya semua orang yang kini berada disana punya gelar 'sultan' masing-masing, tapi kenapa saat berdiri didepan rumah Stella malah jadi norak gini sih?

Percaya gak kalo rumah dengan gerbang besar menjulang ini tidak ada yang menjaga?

Tidak heran jika mereka semua kaget, karena memang tidak ada yang membukakan gerbang.

"Ini otomatis apa gimana sih jir, kaget banget gue kaga ada yang jaga tapi tiba-tiba kebuka" ucap Yuna disamping Rafa yang masih melongo.

"Biasanya gerbang rumah gedongan gini enggak bakal sembarangan kebuka, tapi ini tiba-tiba kebuka pas kita dateng berarti emang udah dipersilahkan masuk" kata Alma.

Ana yang sedari tadi diam tersenyum gemas, lucu juga menyaksikan teman-temannya yang berdebat hanya karena persoalan gerbang rumah Stella yang terbuka tiba-tiba, gadis itu melipir kesamping gerbang, ada layar yang menunjukkan wajah Stella sedari tadi, yang juga diam karena lucu memperhatikan ocehan teman-temannya.

"Guys udah, ini Stella nih" kata Ana menghentikan perdebatan tak berujung teman-temannya.

"Eh, aduh malu banget gue norak gini" ucap Clara langsung melipir kesebelah Ana.

"Guys, langsung masuk aja nanti bakal ada penjaga yang nunjukin jalan" ucap Stella dibalik layar.

"Takut nyasar gue" celetuk Bayu.

"Kaga udah, ayo" ucap Jidan kemudian menaiki mobilnya, pemuda itu memasuki gerbang rumah diikuti teman-teman lainnya.

Ada dua penjaga yang menghentikan kendaraan mereka, salah satu penjaga disana diam sejenak seperti sedang mendengarkan perintah yang kemudian dua penjaga itu langsung menunjuk satu jalan lurus kearah kiri—garasi.

"Ke arah sana" katanya.

Jidan mengangguk, mengucap terimakasih yang setelahnya menaruh mobil di lahan luas khusus tempat kendaraan yang biasa kita sebut dengan tempat parkir✌🏻

"Weh anjir, ini baru sampe gerbang doang, rumahnya masih jauh buset" kata Haksa setelah turun dari motornya.

Tiga mobil penjemput menghampiri mereka, salah satu sopirnya berucap ramah menyuruh mereka agar mau mengikuti.

"Temen-temennya non Stella kan? ayo naik biar kami antar"

Mereka menurut, langsung naik yang setelahnya berhenti tepat didepan pintu rumah Stella.

"Ini kayaknya kalo jalan dari gerbang pas subuh, nyampe pintu rumah ketemu subuh lagi" ucap Rafa.

"Berasa ngelewatin benteng takeshi anjir, jauh bener" sahut Naomi.

"Rumah Haksa gede tapi kalo dibandingin sama rumah Stella mah jadi kek dompet jir, dilipet bisa dah, kaga ada apa-apanya" ucap Shaka sedikit mendorong bahu Haksa yang langsung mendelik.

"Gak boleh rumah shaming, Ka" sahut Yoshi menepuk bahu Shaka.

Diantara para murid 2A1 memang Haksa yang istilah 'sultan'nya sedikit diatas, karena jika ada satu keluarga dengan sebutan sultannya para sultan diantara lima keluarga lain, maka Biantara lah orangnya.

"Satu istana Jodha Akbar sama isi-isinya ini mah" kata Nino tepat saat pintu rumah dibuka, Stella muncul dengan senyum khasnya.

"Welcome to my house guysssss" katanya merentangkan tangan menyambut.

Bayu langsung meloncat mendekat, "Stella, apa lo gak mau nyari selingkuhan? atau gak papa deh gue jadi selir"

Jidan mendelik, "Cih, penjilat" sarkasnya.

Kai ikut mendekat pada Stella, "Atau lo gak mau nampung gelandangan gitu disini? gue siap beneran deh"

Kali ini dua pemuda itu langsung mendapat jitakan dari Nino.

"Udah sih, malu-maluin banget heran"

Stella mah anteng saja, gadis itu menuntun teman-temannya memasuki rumah sampai tepat diruang tamu yang sudah ia persiapkan.

"Lo bilang ini dikit?" tanya Yuna pada Stella yang sudah duduk disofa.

"Ini mah mau hajatan, Stella" ucap Eira.

Mereka yang disana benar-benar dibuat takjub dengan hidangan yang tersedia, ada tiga meja prasmanan panjang yang tersaji, satu untuk minuman, satu untuk buah-buahan dan satunya lagi untuk makanan.

Bayu berbisik ditelinga Eira yang langsung menegak, gadis itu merinding seketika.

"Katanya rumah Aksa lebih gede karena itu rumah utama"

Bukan merinding karena kaget, lebih tepatnya insecure.

Langsung berkecil hati.

Merasa tak pantas.

Bisa dibayangkan segimana sultannya keluarga Willson?









-2A1-












ini kalo ada yang nonton drakor Mine, kira2 kek gitu lah gambaran rumah Stella cuma versi hiperbola dari gua🤣

Tapi emang rumahnya jauh banget dari gerbang, asli dah kudu make mobil yang jemput gitu, mobilnya warna kuning✌🏻











Tangerang, 27 Mei 2022
















2A1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang