4 : Patungan

1.1K 136 6
                                    

"Perhatian semuanya..."

Clara memukul papan tulis dengan spidol, meminta perhatian seluruh anggota kelas agar teralih padanya, gadis bermata runcing itu menghela nafas saat anggota kelas hanya sedetik fokus padanya kemudian kembali mengalihkan pandangan pada kegiatan masing-masing.

"Perhat—"

"WOY PADA PUNYA KUPING ENGGAK SI LU PADA?!! HEH, MONYET MONYET!!!" tak bisa sabar, itu yang Eira rasakan, gadis cantik dengan nama panjang Eira Fresca Anuhea itu mendecak, namanya mungkin full memiliki arti dingin, tapi nama tidak selalu sama dengan kelakuan, pribadi, serta sifatnya, lihat saja apa yang dilakukan Eira saat ini.

Gadis itu menaruh kedua tangan dipinggang dengan satu kaki yang ia goyangkan berniat ingin menambah kesan sangar, namun yang ada? justru mengundang gelak tawa Justin dipojokan yang tentu saja membuat para murid sekelas heran.

"Kesurupan lo?" tanya Shaka yang membuat Justin tersadar, pemuda yang katanya pendiam tak banyak bicara itu tiba-tiba tertawa hanya karena melihat Eira menggoyangkan satu kakinya.

"Eira, your so funny, jadi kayak anak gemes yang sok sangar mau malak duit" ucap Justin masih dengan kekehannya.

Sedangkan Eira yang masih anteng didepan kelas bersama Clara melongo takjub, bingung mau malu atau baper karena dipuji gemes, inget ya! Garis bawahi apa yang Justin bilang, GEMES!

"Ya emang mau malak duit" ucap Clara enteng.

"Eira, lo bisa enggak ngegoyangin kaki lo dulu gak sih? Ini lama-lama kesel juga nontonin Justin cekikikan terus, ngerih kelewat terus beneran kesurupan" sahut Han yang memang berada dibelakang Justin saat itu, sedang duduk ditempat Naomi yang saat ini menempati bangku Clara, katanya sih sengaja mau ngobrolin masalah vlog baru bareng Jidan yang bakal jadi bintang tamu, asoy.

"Eh, oh iya maaf" kata Eira.

Sedangkan Yuna menghembuskan nafas apinya, sedang terbakar.

"Oke back to topic, karena sekarang gue sama Eira itu bendahara kelas dan barusan pak Kino nyuruh bikin struktur kelas plus beli alat-alat kebersihan kelas atau apapun itu yang menyangkut kelas, gue mau minta duit" jelas Clara singkat langsung pada point intinya. Minta duit.

"Jadi maksud lo ini kita sekelas patungan gitu?" tanya Nasya yang diangguki oleh Clara serta Eira.

"Berapa-berapa?" tanya Haksa.

"Ji, berapa?" Clara justru bertanya pada Jidan karena Eira juga hanya diam.

"Lima ribu perorang cukup kali ya?" tanyanya.

"Ah enggak cukup!" sahut Kai.

"Terus berapa?" kini Eira yang bertanya.

"Lima ratus ribu sekelas cukup enggak?" tanya Yoshi.

"Kebanyakan lah anjir, yang ada sisa duitnya dipake foya foya sama tu orang berdua" sahut Rafa.

"Rafa bacot banget, bongkar bongkar niat busuk orang aja heran" kata Nino mulai memancing.

Clara mendelik dengan Eira yang langsung mengumpat.

"Gue kasih sejuta karena kebetulan lagi bahagia, sisanya lo pake foya foya aja gue ikhlas" ucap Stella yang kemudian langsung berdiri menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan kepada dua gadis didepan kelas yang melongo.

"Gue ijin ketoilet, kalo semisal kurang bilang aja ke Aksa, biar dia yang nambahin" kata Stella yang kemudian melenggang pergi meninggalkan area kelas.

Bayu meneguk ludah susah payah, pemuda itu menepuk bahu Shaka diseberang kanannya kemudian berucap, "Crazy rich parah inimah"

Kai yang memang berada ditengah-tengah antara bangku Stella dan Aksa mengerjap, bule yang tak bisa berbahasa inggris itu menoleh pada Aksa kemudian menipiskan bibir, "Kutu banget gue ada ditengah-tengah sultan gini"

"ASIK TUH JADI FOYA-FOYA!" gas Shaka yang mendapat sahutan meriah anggota kelas.

"AYA MEREUN!"

"Jangan curang lah Cla, bagi-bagi"

"Berisik, ini duit Stella" ucap Clara yang diangguki Eira.

"Kita gak bisa nerima gitu aja, karena ini buat kelas yang otomatis kalian juga harus main andil dong ikut serta" kata Eira.

"Gue setuju" sahut Alma.

Naomi menjentikan jari kemudian berdiri, "Ceban pertama" katanya menaruh selembar uang sepuluh ribu dimeja guru tepat didepan Eira berdiri.

Melihat Naomi membuat Yuna dan Misya mengikuti, dua gadis itu berdiri kemudian melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Naomi barusan.

"Oke lah, ceban ceban" kata Nino, berdiri diikuti yang lainya.

Sementara sepupu Stella yang menyaksikan itu mengulas senyum, pemuda berdarah jepang itu merasa bahwa teman-teman barunya kali ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya.

Menjadi orang terakhir yang maju memberikan selembar uang pada Eira yang langsung mendongak kala pemuda itu tanpa kata dan tanpa ekspresi berdiri dihadapannya.

"Aksa, entar gue sama Clara yang ngasih langsung ke Stella apa lewat lo aja?" tanya Eira pada pemuda yang masih berdiri dihadapannya itu.

"Simpen aja"


















—2A1—










Tangerang, 08 Mei 2022







2A1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang