[56] Pisang goreng dan Es teh

1.4K 219 82
                                    

"sudah puas mainnya?"
Tanya Xavier pada gadis kecil yang tengah bermain ayunan.

Yang ditanya hanya mengangguk sembari menunjukkan senyum tipisnya, "sudah"

"Baiklah, ayo kita pulang. Makan malam sudah menunggu" ucapnya menggandeng tangan mungil (y/n).

......

"Lah.... Kok?"
(Y/n) termangu, jelas-jelas tadi ia pingsan setelah bertarung melawan Kokushibo.

Ah tidak, lebih tepatnya (y/n) sekarat. setidaknya semuanya Impas.

Tapi kenapa sekarang ia berada di alam bawah sadarnya? Langit bertabur bintang luas dan lautan sebening kaca yang memantulkan pemandangan luar angkasa.

Oh, jangan lupakan pohon Sakura besar yang menjulang tinggi di tengah-tengahnya, pohon Sakura yang terus mekar tanpa mengenal waktu.

Oh, jangan lupakan pohon Sakura besar yang menjulang tinggi di tengah-tengahnya, pohon Sakura yang terus mekar tanpa mengenal waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Y/n) mendongak ke atas, menatap bulan yang berada di dimensi alam bawah sadar membuatnya berfikir. "sudah berapa lama aku tidak datang ke mari?"

"Eh bentar dah, perasaan tadi abis gelud Ama Mbah koku, kok sekarang ada di sini ya?" Gumamnya berfikir.

"Waduh jemuran gue belom diangkat! Eh bukan! Haiiss..." (Y/n) memijat pelipisnya, kepalanya terasa dihantam palu karena saking sakitnya.

(Seperti nasib Saia yang tengah pusing tujuh keliling akibat tugas ༎ຶ‿༎ຶ)

"Astaga, apakah aku sudah mati!? Mana bisa gitu anjir!! Kalo Mujan belom mati ya gue juga gak boleh mati dulu kali! Gak Aci ini mah!"

"Woooy! Xavier! Bantuin gueeeee!
Au--!!?" Pekik (y/n) ketika seseorang menjitak dahinya, ternyata pelakunya adalah...

"Kau sangat berisik"
Desis Nilakandi menjitak dahi adiknya.

"Lo dateng-dateng kok malah ngajak gelud sih!?" Marah (y/n) mendapat jitakan gratis untuk kedua kalinya dari sang kakak.

Wanita cantik itu menatap tajam wajah adiknya yang semakin pucat. Seandainya tatapan bisa membunuh maka harusnya (y/n) saat ini sudah reuni bersama malaikat maut.

"Padahal yang aku panggil kan Xavier, kenapa justru kau yang muncul!? Salah server ya!?" Sengit (y/n) menatap tajam sang Kakak.

"Masih untung aku datang untuk membantumu, seharunya kau berterimakasih pada kakakmu ini (y/n)" Nilakandi dengan bangga melipat tangannya di dada.

"Dih siapa Lo ngaku-ngaku!? Perasaan tadi gue minta bantuan Lo gak mau!" Sinis (y/n) membalas perkataan kakaknya.

"Ya maap"
Datar Nilakandi sukses membuat (y/n) semakin esmochi, "yah mari kesampingkan masalah ini, bukankah ada hal yang lebih penting daripada berdebat?"

"Ck, kau benar. Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah aku mati?"
Tanya (y/n) mendapat tatapan yang tidak bisa diartikan dari Nilakandi.

"Antara iya dan tidak. Kau masih hidup, lebih tepatnya hanya hilang kesadaran untuk sementara" jawabnya mengalihkan pandangan "Tapi disaat yang sama, kau sudah mati"

。*♡𝚃𝚎𝚊𝚌𝚑 𝙼𝚎 𝙷𝚘𝚠✧*。 [ᴋɴʏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang