ENAM BELAS

3.8K 111 6
                                    

Hai semuanya!!

Gimana nih kabar para readers gue? Everything okay, right?

So, i trust you can give me your love. It's like vote, babe.

Plis. Sorry Kalo banyak typo. Jujurly, rada maksain gue bikin ini.

Happy Reading 💕

––––––––––

"Tante! Tante mau kemana?!"

Bella membalikkan badannya saat Cecil memanggilnya dengan cara berteriak. Ia tersenyum kikuk ke arah gadis kecil itu, tak kala tangan nya di genggam erat oleh Cecil.

"Tante, 'kan udah janji mau main sama Cecil. Jangan kabul dong." Gerutu Cecil dengan pipi gembul nya.

"Tante Bella mau kuliah dulu, sayang. Nanti kalo Tante udah selesai, Cecil boleh main lagi sama Tante Bella."

Bella menatap Sera dengan penuh harapan, saat Kaka iparnya itu datang dengan semangkuk bubur untuk menyuapi Cecil.

Sera terkekeh. "Maaf, Bel. Cecil jadi bikin repot."

Beruntung, Bella tak membawa kebiasaan nya saat bersama Amanda. Jika iya, maka nilainya akan buruk di mata keluarga Dewa.

"Nggak mau! Mau main sama Tante! Tante, hks, main sama Cecil ayo!"
Bella membulatkan matanya melihat rengekan Cecil.

Tangan bergerak untuk menggaruk tengkuknya sebentar guna menghilangkan rasa bingung nya.

"Om sama Tante Bella mau berangkat, Cecil. Nanti pulang nya kita main."

Mata Bella melirik pada Dewa yang baru saja keluar dari dapur. Ia dengan segera mengalihkan pandangannya saat tak sengaja bertatap langsung dengan Dewa.

Sera mengangguk. "Tuh. Kasian nanti kalo Tante nya telat, dimarahin Bu guru. Iya 'kan, Tante?"

Cecil menoleh pada Bella, dan tentu saja Bella langsung mengangguk seraya mengeluarkan wajah sedihnya.

"Cecil mau kalo Tante dimarahin Bu guru? Ntar, Tante makin lama main sama Cecil, nya." Ujar Bella berjongkok depan Cecil.

Entah memang ia yang terlalu berlebihan, atau memang bakat Cecil sangat banyak. Gadis itu langsung menangis dan berhasil membuat Bella panik.

"Y-yah... Kok Cecil nangis?" Tanya Bella.

Mata Bella menatap Sera yang tertawa, dan Dewa hanya tersenyum kecil.

"Tante jangan dimalahin Bu guru. Nanti Cecil jadi nangis. Kan Cecil sayang sama Tante." Ujar Cecil mengelap ingus yang keluar.

Bella terkekeh, lalu memeluk Cecil. "Uh, sayang. Iya, Tante juga sayang Cecil. Jangan nangis lagi, 'ya?"

"Uhm, kalo Cecil mau Bu gurunya nggak marahin Tante, boleh dong Tante berangkat sekolah?" Tanya Bella.

Cecil mengangguk-anggukan kepalanya dengan tangan yang masih sibuk mengelap air mata dan juga ingus yang tak kunjung berhenti.

Dewa hampir saja meledek Cecil, jika ia tidak mengingat situasi saat ini. Begitupun dengan Bella.

Sera mengelus rambut halus Cecil, kemudian menggendong anak gadis nya itu. "Cecil pinter."

Senggolan kecil di bahu Dewa, membuat pria itu menoleh dan melihat Aldri yang datang di sampingnya.

"Istri Lo udah cocok jadi ibu. Kapan gue punya ponakan?" Tanya Aldri dengan senyum jahil nya.

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang