EXTRA PART

4.5K 148 2
                                    

HALLO!! Siapa yang nungguin extra part nya? Nih gue kasih 🤗

Before that, don't forget to click vote, okei? Nggak lama kok, only 🌟

Happy Reading 💕

-------------

7 tahun kemudian...

"Hahahaha!!!"
Suara tawa yang berasal dari luar rumah minimalis itu, terdengar oleh seorang wanita yang tengah memotong bahan-bahan yang akan dimasaknya.

Kepalanya menyembul sedikit pada jendela, untuk melihat kegiatan apa yang terjadi di luar.

"Mami Bella!!"

Wanita yang dipanggil 'Mami Bella' itu terkejut, saat seorang anak kecil berusia tujuh tahun, baru saja mengangetkan nya.

"Astaghfirullah, Kaka! Mami kaget." Ujarnya seraya mengelus dada nya.

Anak kecil bernama Ryzal itu tertawa, membuat Bella berkacak pinggang. "Seneng ya, isengin Mami nya?"

"Hahaha, habisnya Mami serius banget masak nya. Muka nya sama kaya Berlina."

Secara otomatis, Wanita itu melirik ke arah belakang sang anak, dan melihat seorang gadis kecil dengan raut wajah cemberutnya tengah memainkan alat masak-masakan.

"Kok muka nya Berlin kaya gitu? Kaka isengin ya?" Tanya Bella dengan mata menyipit nya.

Gadis kecil berumur 3 tahun itu berdiri, lalu bersedekap di dekat Kaka nya. "Iya, Mami. Kak Ijal gangguin Berlin masak."

Bella hampir tertawa melihat bagaimana tatapan mata Berlin, yang seolah tajam. Padahal, dari sudut pandang nya, itu sangat menggemaskan.

Ryzal menurunkan sedikit badannya, agar bisa sejajar seperti Berlin. "Kaka nggak ganggu Berlin, kok. Kaka 'kan cuman niruin apa yang Berlin masak. Nih, Wek Wek."

"Ish! Berlin masak ayam! Bukan bebek."

"Sama aja. Bunyi nya juga sama."

"Beda, Kaka! Mami!! Tuh liat Kak Ijal. Cayangi aja, Mami!"

Tawa Bella pecah akhirnya melihat bagaimana wajah Ryzal yang dibuat-buat seperti bebek, membuat Berlin semakin memanyunkan bibirnya.

"Kok Berlin bibirnya kaya Kaka?" Tanya Bella dengan kekehan nya.

"Hah? Nggak, Mami! Beyin lagi kecel sama Kaka." Ujar gadis kecil itu, lalu menghentakkan kakinya mendekati kompor mainannya. "Biarin aja, nanti Beyin kasih tau ke Papi, biar Kak Ikal di cayangi."

"Biarin aja, wle! Nanti Berlin yang Kaka cayangi."

"Ih! Nggak mau!! Kaka suka ada Iler nya."

Lagi-lagi Bella tertawa. Cayangi yang mereka maksud adalah, pipi yang dicium dengan gemas. Perbedaannya, Ryzal selalu membuat pipi Berlin basah, jika dicium.

"Kaka, udah. Kasian Ade nya tuh, kalo ngambek gitu." Sela Bella lalu, menumiskan masakan nya.

"Nggak apa-apa, Mami. Muka Berlin jadi lucu." Ucap Ryzal membuat sang Mami harus menggelengkan kepalanya.

Dengan segala tingkahnya, Ryzal kembali mendekat ke arah Berlin lalu berjalan lenggak-lenggok di depan adik nya itu. "Kamu juga kaya gini. Mulut nya juga diginiin, nih."

"Mami!!!"

Bella menyisir helaian rambut nya. "Gue nggak tau, dari mana sifat turunan mereka. Pak Dewa nggak kaya gini perasaan, apa dari gue ya?"

Jika saja Bella ingin mengakui dan bertanya pada baik Astrid maupun Vino, pasti jawaban mereka adalah kejujuran.

Karena faktanya memang, kedua anak itu menurunkan sifat iseng, dan ngambekkan nya Bella. Ehm, lebih tepat nya, sebelum ia masuk SMA.

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang