TIGA PULUH TUJUH

3.2K 139 16
                                    

HALLO SEMUANYA!! 

Gimana kabar kalian guys? everything okey, right?

part ini sengaja gue update pagi, karena emang malem nya gue bikin. daripada ketunda ampe tengah malem ini 'kan, ya?

so? jangan lupa bayar parkirnya ya🌟, coment juga kalo ada typo.

spoiler dikit. ada something di part ini, hahaha

Happy Reading💕

----------

"Mama..."

Dewa yang tengah menidurkan kepalanya dengan tangan yang berada di atas tangan Bella, langsung mengangkat kepalanya.

Matanya sontak terbuka. "Kamu udah bangun?"

Bella memejamkan matanya sebentar, lalu terbuka lagi. "Pak Dewa..." Rintih nya.

Dewa mengusap kepala Bella, lalu menekan tombol panggilan dokter yang berada tak jauh dari sana.

Dewa tersenyum begitu melihat mata sayu itu menatapnya. Ia sedikit merasa sedih melihat kepala gadisnya yang diperban.

Tak lama, dokter dan satu suster datang. Dewa mundur sedikit menjauh dari brankar Bella, namun tetap mengawasi gadis itu.

Matanya melirik ke arah jam dinding disana. Butuh waktu sekitar 5 jam, untuk ia bisa melihat Bella yang membuka matanya.

Dokter memeriksa Bella. Beberapa kali ia berbicara pada Bella, yang terkadang dijawab dengan anggukan kepala yang lemah.

Setelah selesai dengan sedikit pemeriksaan, Dokter itu mendekati Dewa. "Gimana kondisi istri saya, Dok?"

"Alhamdulillah, kondisi istri bapak sudah membaik. Hanya mungkin masih merasa lemas saja karena cedera sedikit. Untuk selebihnya, tidak perlu ada yang dikhawatirkan."

Dewa bernafas lega. "Kapan istri saya bisa dipulangkan, Dok?"

"Saya meralat perihal pasien yang menginap untuk beberapa waktu. Pasien, dapat pulang besok jika kondisinya sudah benar-benar pulih."

Dewa tak bisa menahan senyumannya. Ia menjabat tangan Dokter itu. "Terimakasih banyak, Dok."

"Sama-sama. Kalo begitu, saya permisi."

Setelah itu, dokter pun pergi diikuti oleh perawat nya. Dengan tak sabar, Dewa mendekat ke arah Bella yang kini juga menatapnya.

"Saya kenapa, Pak?" Tanya Bella dengan suara lemah nya.

Dewa mengusap kening kemudian membelai rambut halus gadis itu. "Kamu jangan khawatir soal kondisi kamu. Sebentar lagi, kamu juga bakalan pulih."

"Saya jatuh, Pak."

Kepala Dewa mengangguk. "Iya. Saya udah denger semua ceritanya."

Bella mengalihkan pandangannya dari Dewa. Jujur, ia merasa tak enak dengan pria itu, karena dirinya yang selalu menyembunyikan semua masalahnya sendirian.

Genggaman pada tangan nya, membuat kepala Bella menoleh lagi. Ia melihat Dewa yang mengusap seraya melihat tangan nya.

"Tangan kamu lebih kecil dari saya, Bella." Ujarnya dengan suara pelan, lalu melihat ke arah Bella. "Bukannya saya meragukan kamu, untuk bisa ngadepin suatu masalah. Tapi, kamu juga harus inget kalo kamu punya saya. Kamu nggak sendirian, Bella."

"Jangan nahan masalah kamu sendirian. Kalo kamu terus kaya gitu, gimana orang mau tau kondisi kamu? Bahkan saya sendiri pun, nggak bakal tau kalo kamu selalu berusaha nutupin diri kamu."

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang