DUA PULUH EMPAT

3K 108 4
                                    

Hai hallo!! Gimana kabar kalian semua para readers gue??

Minta vote nya dong kawan🌟. Ah, boleh minta ucapan 'HBD' tidak? Tulis di komentar yakk

Dijamin gue langsung senyam-senyum dewekan 🤣

Siap ramaikan part ini, 'kan?
Let's go!!

Happy Reading 💕

———————

"Hah? Magang, Pah?"

Bella menganga kecil kala ia dan Vino tengah berbicara di ruang tengah rumahnya.

Ya. Karena permintaan Bella, yang merindukan kedua orang tuanya, gadis itu meminta Dewa untuk sekedar mengantarnya setelah ia menyelesaikan jam kuliahnya.

"Iya. Karena kamu sekarang ada disini, Papa ngomong soal ini ke kamu. Lagian, skripsi kamu juga 'kan udah selesai. Papa nawarin kamu buat magang ke kantor Papa." Jelas Vino.

"Gimana? Kamu mau? Kalo mau, besok kamu bisa siap-siap ditugaskan di divisi marketing. Kalo belum ada minat juga, ya gapapa." Tambah nya lagi.

Bella menggaruk kepalanya sejenak, karena pertanyaan yang menurutnya mendadak. "Kalo Bella masuk ke kantor, mulainya hari apa? Besok 'kan hari Jumat."

"Ya, masuknya Senin. Tapi, pas di hari Jumat nya itu, kamu dikasih tau, beberapa tugas kalo masuk divisi marketing."

"Kenapa harus masuk divisi itu, Pah?"

Alis Vino berkerut. "Kamu mau masuk divisi lain? Mereka berhubungan sama angka-angka. Papa tau, kamu males dan nggak mau mikir soal itu."

Cengiran manis khas Bella keluar, kala tebakan Vino terlalu benar. "Iya, sih. Tapi, aku 'kan belum tau apa-apa soal dunia kerja. Niatnya, tunggu kelulusan dulu, baru bisa kerja."

"Kan Papa bilang, magang. Kalo magangnya udah selesai, kamu bisa cari referensi kerja lain. Mau di kantor Papa lagi juga, bisa. Nanti jadi karyawan tetap disana."

Bella tampak berpikir. Jika ia magang, apa waktunya dengan Dewa akan berkurang? Tapi jika menolak pun, ia jadi tidak tahu-menahu soal dunia kerja lebih awal.

Vino yang mengetahui keraguan Bella, menghela nafas pelan. "Kamu bisa pikirin lagi. Diskusi juga sama Dewa soal ini, karena sekarang 'kan harus ngurusin Dewa juga."

Iya, benar. Ia memang harus berdiskusi dulu dengan suami nya. Saat ini, Dewa memang masih ada kerjaan di kantornya.

Yang sejujurnya, Bella pun belum bertanya lebih lanjut soal dimana kantor Dewa, dan apa profesi pria itu.

Astrid datang dengan membawa satu piring coffle dengan toping eskrim bersirup madu itu.

"Jangan terlalu jadi beban, sayang. Kalo kamu emang berminat, Papa bisa bantu kamu. Tapi, kalo kamu emang mau kerjanya setelah lulus, ya kita juga nggak bisa larang kamu." Ujar Astrid memberi pengertian.

Kepala Bella mengangguk walau ada sedikit keraguan disana. "Nanti Bella pikirin. Besok, Bella kasih tau jawabannya."

***

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam lewat 15 menit. Hari ini, Dewa kembali disibukkan dengan berbagai tugas nya selama di kantor.

Tangannya bergerak untuk mengurut keningnya yang terasa pening. Berdiam diri di depan laptop saja, sudah membuatnya kelelahan.

Dewa memang sangat membutuhkan banyak istirahat sekarang.

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang