EMPAT PULUH SATU

3.5K 131 41
                                    

Hai semuanya!! Balik lagi sama gue disini!!

Gila-gila!! Hari ini tuh deg-degan banget, karena pengumuman buat yang nungguin hasil UTBK 😣

Doa aja ya, apapun hasilnya, semoga aja bisa diterima dan mungkin itu yang terbaik🙏

Voment kemaren masih sedikitttt bangett. Ramein lah 🌟

Happy Reading 💕

——————

"Hah~"
Hembusan nafas itu baru saja keluar dari mulut Bella, yang mendudukkan dirinya di sofa dengan sapu ditangan nya.

"Ternyata, selama ini gue pemalas banget. Masa, baru nyapu ngepel aja, udah cape?" Tanyanya yang merasa aneh sendiri.

Bella menggaruk tengkuknya sebentar. Rumahnya saat ini, hanya ada dirinya saja. Itu dikarenakan Dewa ada kegiatan di kampus, dan mungkin siang nya akan berada di kantor.

"Nggak kebayang sih, cape nya Pak Dewa kalo harus kerja di kampus sama di kantor juga."
Kini ia termenung. Menidurkan kepalanya di kepala sofa, melihat ke arah langit-langit rumahnya.

Terlintas ucapan pria itu kemarin, ketika Bella menanyakan apa yang diinginkan Dewa darinya. "Ya, nggak salah sih. Gue juga kasian ke Pak Dewa, yang mungkin udah nahan banget."

Dilihat dari sisi manapun, Bella menyadari bahwa Dewa ingin berhubungan dengannya. Hanya saja, ia yang selalu menunda dengan alasan belum lulus.

Kepala Bella menggeleng kecil, lalu ia berdiri. "Itu pikirin nanti aja, lah. Bisa bahaya kalo gue mikirin itu pas lagi sendiri gini."

Akhirnya, ia pun bergerak menuju kamarnya. Untuk sekedar menyapu beberapa bagian di kamar mereka itu.

"Ah, iya. Gue kepikiran soal hadiah." Gumamnya langsung melihat ke arah lemari.

Karena rasa penasarannya, Bella mengambil beberapa kotak diatas lemari itu, dengan kursi disana. Sekitar ada 3 kado, yang belum terbuka dengan bingkisan nya yang bewarna merah.

"Okei, gue harap ada skincare sih. Biar muka gue makin cakep." Kekeh nya.

Ia pun membawa kardus ukuran sedang itu, dan duduk di karpet buludru nya. "Hm~ini dari siapa ya? Nggak ada nama nya lagi."

Tangan Bella membuka kardus kado pertama. Ia tersenyum melihat beberapa botol kaca dengan isian... entahlah. Bentuknya bulat bola dengan beberapa varian warna.

"Ini apaan? Pewangi?" Ia menemuka surat, dan langsung membacanya. "Dari si Amanda, astaghfirullah. Dia ngasih barang, tapi gue nggak tau ini apaan."

'Hello rakyat jelata nya gue!! Selamat ya, buat pernikahan Lo nich. Ish, anjir, nggak nyangka Lo nikahnya sama si dosen kulkas berjalan, hahaha. Oh, iya! Nih, gue kasih kado. Gue tau, Lo nggak tau nih benda apa, 'kan? Gini-gini, Lo pake nya pas mandi aja ya, jamet. Malem-malem aja, biar wangi. Lo udah wangi sih, tapi wangi nya bayi. Gue 'kan jadi gemes, Hahaha. Mandi pake ini, direndem gitu ya, biar wanginya kek ngajak kawin. Hahaha.'

"Hah~ngajak kawin? Apaan sih nih, bocah?" Namun Bella tak kuasa menahan tawanya. Ia tertawa kecil melihat tulisan Amanda untuknya.

"Oke, gue ikutin deh saran Lo. Emang wangi gue kaya bayi, ya?"

Setelah itu, ia membuka kotak kedua. "Oh? Ini dari Mama deh kayanya. Gue inget dikit-dikit."

Dugaannya benar. Karena, ada nama Astrid yang tertera disana, alias Mama nya. "Hm? Surat juga?"

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang