SEMBILAN BELAS

3.1K 141 2
                                    

Hallo semuanya?!! Apa kabar kalian di bulan puasa ini?

Semangat jalanin puasanya ya. Biar nggak gabut, cus baca couple ini.

Parkirnya jangan lupa ya, kawan semua🌟. Ibadah juga loh kalo dukung author🤣

Happy Reading 💕

––––––––––

Tok tok!

Lamunan Dewa buyar, saat seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk."

Pintu terbuka, dan terlihat sekretaris Dewa yaitu Dinda dengan membawa 2 buah map berwarna coklat.

"Selamat pagi, Pak."

"Pagi." Jawab Dewa.

"Saya mau memberitahu jadwal pagi ini, bahwa bapak akan ada rapat bersama Direktur." Ujar Dinda.

Dewa memijat keningnya sebentar, lalu mengangguk. "Siapkan berkas yang akan dibawa ke ruang rapat. Ruangannya sudah ditentukan?"

"Sudah, Pak. Ada di lantai 8."

"Rapat akan mulai jam berapa?" Tanya Dewa.

Dinda mengangkat tangannya untuk melihat jam arloji nya. "15 menit lagi, sebelum rapat di mulai, Pak."

"Baik. Kita kesana sekarang."

Dewa pun segera bangkit dari kursinya, keluar ruangan diikuti oleh Dinda.

Melihat wakil Direktur keluar dari ruangan, beberapa karyawan langsung berdiri dan membungkuk hormat. Tentu saja Dewa membalasnya.

Walaupun sedikit melelahkan, karena harus membungkuk berkali-kali namun ia senang. Bahwa ia dan yang lainnya masih saling menghormati.

Satu hal yang perlu diketahui. Bukan hal yang asing untuk Dinda saat melihat beberapa karyawati disana tersenyum malu-malu.

Bahkan tak jarang, Dinda melihat wanita yang bekerja disana tersenyum dan menyapa secara terang-terangan.

Seperti,

"Pagi Pak Wakil."

"Selamat pagi, Pak Wakil."

"Semangat kerjanya, Pak Wakil"

"Pak Wakil, apa kita akan mengadakan makan malam team?"

"Apa kabar, Pak Wakil?"

"Semoga hari Pak Wakil menyenangkan."

Bagi Dewa, hal itu biasa. Di kampus pun, hal itu bukanlah sesuatu yang baru untuknya.

Hanya saja, sikap Dewa dalam menanggapi karyawan dan mahasiswa nya jelas berbeda.

Ia harus pandai-pandai menempatkan dimana dirinya berada.

Sejujurnya untuk Dinda, Dewa adalah wakil Direktur yang sopan dan berwibawa. Maka banyak karyawati nya yang mungkin menyukai Dewa diam-diam.

Tidak termasuk Dinda, karena wanita itu sudah memiliki suami.

Dan lagi, ia tau bahwa Dewa sudah menikah dan memiliki istri. Hanya saja pihak keluarga mereka meminta Dinda untuk tidak menyebarkan informasi tersebut.

Ting!

Dewa dan Dinda masuk bersama di lift khusus direktur.

"Bapak punya banyak penggemar." Ujar Dinda.

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang