TIGA PULUH SEMBILAN

2.7K 141 2
                                    

Hai! Ada yang belum tidur?

Kaget nggak, update nya cepet-cepet gini? Lagi ngejar sesuatu nih, doain aja semoga kesampen ya

Vote sama Coment kemaren masih kurang banget, padahal gue berharap naik loh😣

Jadi, jangan lupa buat tinggalkan jejak ya🌟

Happy Reading 💕

–––––––––

Hari terus berganti. Entah perasaan nya saja, atau memang terjadi, Bella merasa bahwa Dewa lebih banyak diam hari ini ketimbang kemarin.

Seperti pagi ini. Disaat Bella tengah memakai make up nya di depan cermin, matanya melihat Dewa yang melewatinya begitu saja sambil membawa dasi.

Karena biasanya, pria itu selalu menunggunya selesai berdandan, atau jika ingin keluar lebih dulu pun, pasti menyapa nya.

Tidak seperti saat ini.

Tentu saja, itu tanda tanya besar untuk Bella.

Karena itu, ia buru-buru menyelesaikan make up nya, dan mengikuti langkah kaki Dewa keluar kamar.

Pria itu meletakkan tas kerja nya di kursi, lalu pergi ke dapur. Bella tetap mengikuti nya, sampai tangan bergerak menghentikan lengan Dewa yang ingin memasak.

"Pak Dewa mau saya masakin apa?" Tanya Bella dengan senyum manis nya.

"Apa aja yang ada di kulkas."
Setelah itu, Dewa pergi dan duduk di meja makan, dengan ponsel ditangan nya.

Tangan Bella bergerak untuk menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Apa aja ya?" Gumamnya.

Dengan perasaan bingung, Bella tetap memasak. Hanya sarapan ringan yang ia buat, seperti roti bakar dengan isian telur dan juga daging beef, dengan beberapa sayuran.

Mata Bella tetap melihat Dewa yang masih disibukkan dengan ponselnya. "Pak Dewa lagi sibuk banget kali ya?"

"Ini, Pak. Kita makan dulu."
Gadis itu menyajikan nya depan Dewa. "Makasih." Ujar pria itu.

Tak ada percakapan yang keluar setelah itu. Bella memakan roti itu seraya diam-diam melihat pada Dewa. Namun, pria itu tak kunjung mengangkat pandangan untuk melihatnya balik.

Rasanya, Bella merasa sedikit jengkel dengan hal itu. Ia yang biasa mendapatkan hal-hal manis dari pria itu, seketika merasa kehilangan.

"Perasaan, gue nggak bikin salah apa-apa deh, sama Pak Dewa. Tapi, kenapa gue ngerasa dicuekin gini ya?"

"Kamu udah selesai?"
Pertanyaan Dewa membuat Bella buru-buru memakan sarapannya ketika pria itu berdiri.

"T-Tunggu, Pak."
Bella hampir saja terjatuh, jika ia tak memegang sofa disana untuk mengejar langkah kaki Dewa.

Pria itu tak membalikkan tubuhnya sama sekali. Ia berjalan seperti biasa, dan masuk begitu saja ke mobil membiarkan Bella mengunci secara buru-buru dan masuk mobil pun dengan cepat.

"Pak Dewa ada rapat? Kok buru-buru banget?" Tanya Bella akhirnya.

"Nggak ada."

"Tapi kok buru-buru?"

"Takut kena macet."

Bella terdiam. Jawaban singkat dari Dewa membuatnya harus menahan rasa sesak walau sedikit.

Karena itu, ia lebih memilih untuk melihat ke luar jendela tanpa mau bertanya lebih lanjut alasan Dewa pagi ini.

Sedangkan Dewa, hanya melirik sejenak gadis itu dan menjalankan mobil nya meninggalkan pekarangan rumah.

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang