TIGA PULUH EMPAT

2.6K 155 40
                                    

Hai hai hallo!! Apa kabar kalian semua para kesayangan gue??

Gimana nih hari nya? Masih sama gabut nya kah, dengan gue? Iya deh. Sumpah, ngejalanin simulasi kelulusan tuh, nggak enak banget😣

Info buat kalian yang minta update. Jadi, gue update cerita tuh, seminggu 2 kali. Khusus cerita ini tuh, setiap hari Senin sama Kamis. Okey?

Tulis motivasi kalian kedepannya dong, buat awal bulan ini🤭♥️

So? Parkirnya jangan lupa kasih reaction juga buat part ini

Happy Reading 💕

----------

Ringisan kecil keluar dari mulut Bella, kala seorang suster mengoleskan obat pada luka bakar kecil di dekat dada nya.

"Maaf, Mba. Tolong tahan sebentar."

Kepala Bella hanya mengangguk kecil patuh. Ia merelakan bibirnya yang harus terasa sedikit sakit, karena ia yang menahan ringisan nya.

"Nah, udah."
Suster itu pun membantu Bella untuk memakaikan baju khas rumah sakit untuk Bella. "Luka ini akan hilang sempurna dalam jangka waktu 1 Minggu, jika rutin mengoleskan obat."

"Kenapa lama banget, Sus?"

"Karena ini luka bakar. Walau kecil, tetap membutuhkan waktu untuk benar-benar hilang."

Tangan Bella bergerak untuk mengusap bagian yang berada di dekat luka itu. "Terimakasih, Sus."

"Sama-sama. Mba bisa tebus obat nya di apotik. Kalo gitu, saya permisi."

Bella memberikan izin untuk suster itu keluar. Selepas Suter itu keluar, ia berdecak kala mengingat kejadian pagi tadi.

"Vina, sialan. Bener-bener tuh orang ya. Main senggol bacok sama gue." Gumam Bella kesal.

Ceklek.

Pintu yang terbuka menarik atensi Bella, dan ia menemukan Dirga yang datang dengan wajah khawatir nya.

"Gimana kondisi kamu? Sudah lebih baik?" Tanya Dirga mendekat.

Bella duduk dengan sopan, menghadap Dirga lalu mengangguk kecil. "Iya, Pak. Sudah lebih baik."

"Syukur kalo begitu."

"Maaf, membuat Pak Dirga kerepotan dan melewatkan rapat nya, Pak."

Dengan cepat Dirga menggelengkan kepalanya. "Tidak masalah. Lagipula, ada Yova yang menggantikan saya sebentar."

Walau ia merasa tak enak, Bella tetap tak menunjukkan nya. Ia takut, atasannya itu menjadi merasa bersalah atau semacamnya.

"Apa kamu ada masalah dengan Vina, belakangan ini?"

Pertanyaan Dirga membuat sepenuhnya Bella melihat ke arah pria itu. Ia berdehem sebentar. "Bukan masalah besar, Pak."

"Kalo memang bukan masalah besar, kenapa dia bertindak seperti itu ke kamu?" Ujarnya seraya memijat keningnya. "Apa karena saya memberikan laporan kamu untuk di revisi dia?"

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang