DUA PULUH DUA

3K 130 3
                                    

Annyeonghaseyo Chingu semuanya!!!

Gimana puasanya? Lancar kah? Apa udah ada yang libur?

Sebelum ramein, jangan lupa bayar parkir nya dulu ya sayangnya gue😘🌟

Happy Reading 💕

———————

Hari terus berganti. Siang dan malam, terus bergiliran mengikuti waktu yang sudah diatur.

Bella termenung dengan tangan yang memangku kepalanya. Pandangannya jatuh lurus pada pepohonan rimbun yang tumbuh tak jauh dari rumah Dewa.

Ya. Kini, dirinya tengah berada di balkon kamar Dewa. Merasakan bagaimana sejuknya udara yang bersih di pagi ini.

Tidak sepenuh nya awal buta. Sekitar pukul 9 pagi.

Kepalanya bergerak miring. Matanya turun melihat beberapa anak kecil yang baru saja dimandikan, tengah bermain dengan sesamanya.

Senyum nya terbit, kala ia mengingat masa-masa kecil nya. Waktu dimana ia berharap segera dewasa karena memiliki banyak uang. Namun, jika mengingat sekarang, ingin rasanya ia menjadi anak kecil lagi.

Tentunya tanpa tau segala beban yang terus berjalan.

"Bocil sekarang kalo lagi main, main apa ya?" Tanyanya dengan pandangan melihat ke anak kecil yang tengah tos-tosan.

Perhatian nya teralihkan saat pria yang ia tunggu lewat. Lebih tepatnya, berada di bawah balkon kamar ini, yang bertepatan langsung pada halaman belakang.

Bella bangun dari duduknya. Ia berdiri di pembatas balkon, guna melihat kegiatan apa yang dilakukan Dewa.

Dibawa sana, Dewa tengah merapikan tumbuhan dan juga tanaman liar yang menggangu keindahan tanaman milik Raffa.

Ya. Ayahnya itu sangat menyukai tanaman. Terutama tanaman hias. Hanya saja, Tina lebih menginginkan tanaman dengan menyediakan bahan dapur.

Seperti tomat, kunyit, jahe, cabai, dan lain nya lagi. Jadilah, tanaman hias yang di rawat pun, tak banyak.

Sebatas anggrek, lidah mertua, dan mungkin ada beberapa jenis lainnya.

Dewa dengan telaten mencabut segala rumput yang jadi perusak. Ia juga tak lupa untuk menyirami tanaman-tanaman itu dengan air dan juga pupuk.

"Kalo dilihat-lihat lagi, emang Pak Dewa tuh serba bisa." Gumam Bella. "Hah~seharusnya gue jalan sama Pak Dewa hari ini."

Kenyataan memang seperti itu. Hari ini, Bella libur dan tentunya Dewa juga libur. Walau bukan akhir pekan.

Bella sangat menginginkan ia dan Dewa pergi bersama untuk melihat rumah yang dibangun oleh pria itu. Namun rasanya, sangat sulit.

Dewa sebenarnya tak mengetahui jika Bella sudah bangun sedari tadi. Bella hanya, enggan untuk keluar dari kamar ini, karena rasa malas yang mengikutinya.

"Ck! Jangan bilang, Pak Dewa lupa? Atau, ada alesan lain? Nyusun materi lagi? Aish! Nggak jadi-jadi ini, mah." Ujarnya kesal.

Bella mengusap wajahnya dengan gusar. Ia mengingat lagi, bahwa skripsi sudah mendekat. Mungkin, sekitar 1 bulan lagi.

Tentu saja, Bella sudah menyiapkan beberapa hal yang perlu diisi dalam skripsi nya. Hanya saja, ia masih butuh bimbingan dari Dewa yang juga memiliki kesibukan lainnya.

"Kalo jalan hari ini sama Pak Dewa, bisa nggak ya?" Tanyanya sendiri.

Karena penasaran, Bella pun bergegas keluar dari kamar itu. Kaki jenjangnya dengan cepat menuruni anak tangga guna menghampiri Dewa.

HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang