Hello everyone!! Siapa nih yang always nungguin cerita ini?
Vote nya dulu, sebelum baca yakk. Biar gue nya bisa senyam-senyum dewekan 🤣
Happy Reading 💕
––––––––––
"Hah? Serius sama yang kamu bilang itu, Div?"
Diva menyeruput lagi jus buah naga nya, lalu mengangguk kecil.
"Iya. Bella sendiri yang bilang kalo dia itu, adiknya Pak Wakil." Ujarnya sekali lagi.
Mulut Vina terbuka menganga tak percaya. "Serius kamu, Div? Aku bahkan sempet kepikiran kalo Pak Wakil itu, anak tunggal loh."
"Aku juga awalnya mikir gitu, Senior. Cuma, mana mungkin 'kan, Pak Wakil udah menikah? Maksud aku, Bella tinggal di rumah yang sama, sama Pak Wakil. Pikir aku awalnya, dia adik nya dan ternyata bener." Jawab Diva seraya melihat ke atas berpikir.
Jari Vina mengetuk beberapa kali di meja kantin. "Kalo gitu, apa Bella magang di perusahaan, lewat Pak Wakil?"
"Mungkin, aku nggak terlalu tau soal itu."
"Jadi, waktu dia keluar dari ruangan Pak Wakil itu, karena ngomongin soal magang dia, dong?"
Kening Diva berkerut. "Keluar ruangan Pak Wakil?"
"Iya. Minggu kemarin, aku sempet liat Bella keluar dari ruangan Pak Wakil. Heran 'kan? Mana ada anak magang yang ketemuan secara pribadi di ruangan Pak Wakil." Umbar nya.
"Senior nanya sesuatu waktu itu, sama Bella?" Tanya Diva heran. Ia tertarik dengan pembicaraan yang menyangkut Wakil Direktur nya itu.
Vina mengendikkan bahu nya. "Mba Dinda yang jawab. Dia bilang, Pak Wakil mau ketemu anak magang. Sempet ngerasa aneh, tapi aku nggak komentar apa-apa."
"Ternyata bener..."
Decihan kecil keluar dari mulut Vina, membuat Diva melirik lalu berdehem sebentar. "Aku tau, hal yang berbau orang dalem itu, sensitif buat senior."
Mata Vina beralih, lalu ia menghela nafas dengan punggung yang bersender dan tangan yang bersedekap. "Bukannya udah jelas, 'ya? Orang kaya gitu, emang gampang banget buat masuk ke perusahaan besar kaya gini."
"Padahal, kita susah-susah buat seenggaknya jadi anak magang dulu."
Kepala Diva mengangguk kecil. "Aku setuju soal itu. Sedangkan yang pake jalur orang dalem itu..."
"Nggak perlu dibahas. Aku terlalu males buat mikirin orang kaya gitu."
Tanpa berkomentar lebih panjang, Diva hanya terdiam. Sempat terlintas dipikirannya, rasa khawatir karena telah membocorkan fakta yang seharusnya ia sembunyikan.
Ya, walaupun itu bukan fakta sebenarnya.
Tepat saat itu, baik Vina maupun Diva melihat Yova yang datang dengan Bella disebelahnya.
Yova menaik-turunkan alisnya pada kedua wanita disana, lalu menoleh pada Bella. "Kita makan bareng mereka aja, yuk."
"Iya."
Bella tersenyum manis.Entah perasaan nya saja, atau memang dilakukan oleh Vina, Bella dapat melihat adanya sedikit tatapan sinis dari seniornya itu.
"Wah, udah pada habis setengah aja." Ujar Yova mendudukkan dirinya di samping Vina, sedangkan Bella diantara Yova dan Diva.
Diva melirik pada Bella. "Gimana tugasnya? Udah kelar?"
Kepala Bella menoleh, lalu terangguk. "Udah, Mba. Dibantuin Senior Yova juga, tadi." Ucapnya. "Makasih, Senior."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, MY TUTOR! [COMPLETED]
Romance[🔞🔞🔞] Follow akun dulu, karena ada beberapa part yang terprivate. Dingin, namun manis. Julukan yang tepat dari Bella Amalia sang 'Vanilla Ice Cream Girl' untuk dosen nya yang tampan bernama Dewa Reynanda. Keterhambatan nya dalam mendekati Dewa ha...