0503 || destiny (wonmin)

9.5K 185 10
                                    

Guyuran air hujan mengenai tubuh Wonwoo yang sedang berlari keluar dari perusahaan tempatnya bekerja menuju ke halte terdekat. Ia menghela napasnya panjang lalu mendudukkan dirinya di kursi halte setelah mengibaskan bajunya yang basah. Juga meletakkan tas kerjanya di sana.

Ia terdiam di sana, kesalahannya adalah, ia tidak membawa mobil atau pun payung. Padahal siang tadi hari begitu cerah dan malam ini, hujan begitu besar turun mengguyur kota Seoul dan sekitarnya.

Wonwoo menunggu bus, ia melihat jam yang melingkar di tangan kanannya, baru menunjukkan pukul 6 sore, tapi keadaan begitu sepi, jarang sekali pejalan kaki yang berada di sekitarnya, hanya kendaraan berlalu lalang di jalan raya.

Kepala Wonwoo menoleh saat mendengar suara pijakan kaki di genangan air. Mendapati seorang pria yang berlari ke halte tersebut dan berdiri di samping Wonwoo duduk. Ia mendongak, menatap pria yang sedang mengibaskan bajunya.

Pria itu menoleh, membungkuk sedikit sembari tersenyum dan Wonwoo pun melakukan hal yang sama. Lalu ia berjalan melewati Wonwoo, mendudukkan dirinya di samping Wonwoo.

Kedua mata rubah Wonwoo memperhatikan pria yang sedang mengusap tasnya, memakai celana jeans dengan jaket berwarna hijau. Membawa tas hitam yang tadi ia gendong di punggungnya.

Pria itu, Mingyu menoleh, menatap Wonwoo yang memakai jas berwarna abu-abu. Keduanya saling menatap dan tersenyum, lalu mengalihkan pandangan mereka menatap lurus ke depan. Sama-sama menunggu hujan reda dan bus.

Wonwoo merasa canggung, hujan seperti tak akan segera reda dan bus seperti tak akan segera berhenti di depan halte tersebut. Ia menghela napasnya dan menoleh ke arah Mingyu. "Hai.." Sapanya.

Mingyu menoleh. "Oh, hai.." Sapanya balik sembari tersenyum.

"Kau.. Akan pulang?" Tanya Wonwoo untuk memulai pembicaraan.

Mingyu menganggukkan kepalanya. "Iya, kau juga?" Tanyanya balik.

Wonwoo mengangguk. "Aku tidak membawa mobil jadi harus menggunakan bus, bahkan taksi pun tidak ada.." Balasnya.

Mingyu tersenyum tipis. "Mungkin karena hujan yang terlalu besar." Balasnya. "Ehm, aku Kim Mingyu." Ia mengulurkan tangan kanannya.

Wonwoo tersenyum dan menjabat tangan Mingyu. "Aku Jeon Wonwoo." Balasnya lalu kedua tangan itu saling terlepas. "Kau bekerja di mana?" Tanya Wonwoo.

"Tidak." Mingyu menggelengkan kepalanya. "Aku masih kuliah." Balasnya.

Wonwoo mengangguk paham, ternyata lebih muda darinya.

"Kalau kau sendiri, apa sudah bekerja?" Tanya balik Mingyu.

"Iya, di kantor itu." Jawab Wonwoo sembari menunjuk gedung yang berdiri di samping kanan belakang halte tersebut.

"Benarkah? Aku baru saja dari sana." Ucap Mingyu sembari tersenyum senang.

Kedua mata Wonwoo membulat. "Untuk apa?" Tanya Wonwoo.

"Magang, di bagian departemen media." Jawabnya.

Wonwoo terkekeh canggung. "Aku tidak tahu, aku bekerja di departemen pemasaran." Ucapnya.

"Jadi, kau sepertinya lebih tua dariku.. Wonwoo-ssi."

Wonwoo mengangguk. "Aku 24 tahun." Ucapnya.

"Aku 21 tahun.. Jadi, aku harus memanggilmu dengan sunbae.. Atau hyung?"

"Hyung saja tidak apa."

"Baiklah." Mingyu mengangguk paham sembari tersenyum. "Sudah berapa lama hyung bekerja di sana?"

Minwon 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang