1511 || not him (minwon)

6.8K 287 28
                                    

"...keadaan dia sekarang?"

"Dia belum sepenuhnya sadar.. Dokter bilang kita harus menunggu."

"Kasihan Wonwoo, kenapa harus kecelakaan seperti ini."

Samar-sama kedua telinga seorang pemuda yang sekarang terbaring di ranjang rumah sakit mendengar percakapan tersebut. Kepalanya terasa pusing tapi dirinya tetap berusaha untuk membuka kedua matanya dengan pelan.

Hal pertama yang ia dapatkan adalah sorot cahaya matahari yang memasuki ruangan tersebut. Kedua matanya menyipit melihat beberapa orang yang berada di sana. Tak ada yang Wonwoo kenal.

"Wonwoo?" seorang pemuda bermata sipit dengan rambut hitam legam menatapnya dengan bingung, tapi ada raut senang di sana. Mata itu menatap Wonwoo dengan lekat.

Lalu seorang wanita paruh baya yang berdiri tak jauh dari ranjang mendekat, ia berdiri di samping ranjang tempat putranya terbaring dan menatap sendu pemuda itu. "Nak, akhirnya kau sadar juga.." ucapnya dengan senang.

Kedua mata rubah pemilik pemuda bernama Wonwoo itu mengerjap bingung. Ia menatap sekeliling, selain wanita paruh baya tadi dan pemuda bermata sipit, ada dua orang pemuda lain yang juga mendekat ke arahnya. Tak ada yang dirinya kenal. "Kalian siapa?" itu kalimat pertama Wonwoo setelah ia tak sadarkan diri selama tiga hari. Tentu saja, membuat teman-temannya juga ibunya merasa bingung.

"Kau bercanda Wonwoo? Kami teman-temanmu.." ucap Jeonghan setelah ia lebih mendekat ke arah Wonwoo yang sedang berusaha untuk bangkit duduk.

Nyonya Kim, seorang wanita paruh baya itu mengusap air matanya, ia menatap Wonwoo dengan sedih. "Nak.. ini ibu nak.." ucapnya dengan sedih.

Wonwoo menatap wanita yang mengaku sebagai ibunya itu dengan lekat dan tatapan bingung. Ia menggelengkan kepalanya. "Nggak.. Tunggu.. Nama gue.. Siapa nama gue?" ia bertanya, meraih tangan Soonyoung yang berdiri di samping kanan ranjangnya.

Soonyoung mengerjapkan kedua matanya. Merasa bingung sendiri dengan sahabatnya. "Wonwoo.. Jeon Wonwoo." jawabnya.

Mata rubah itu membulat dengan lebar, ia menunduk dan menatap kedua tangannya sendiri, lalu menyentuh wajahnya. Ia mendongak lagi dan menatap Soonyoung. "Nama gue Dylan Wonwoo Arkana, bukan Jeon Wonwoo.." ucapnya dengan sedikit proters.

Keempat orang di ruangan tersebut selain Wonwoo bertambah bingung. Nyonya Kim meraih pundak Wonwoo dan tangannya langsung ditepis oleh pemuda itu. "Nak.. Ada apa? Ibu sendiri yang memberimu nama Jeon Wonwoo." ucapnya sedih.

"Nggak!" seru Wonwoo, ia menurunkan kedua kakinya, menarik paksa jarum infus di punggung tangan kanannya dan turun dari tempat tidur. Ia menyingkirkan beberapa tangan yang mencoba menahannya.

"Wonwoo!" seru Seokmin.

Sementara pemuda itu, berlari keluar ruangan, ia menatap sekeliling dan apa yang ia lihat, bukan seperti tempat tinggalnya. Ia berlari tanpa memedulikan kedua kakinya yang tak beralas, kepalanya yang diperban dan terus menghindari orang-orang di depannya juga kejaean keempat orang yang mengaku sebagai temannya dan ibunya.

Kedua kaki itu terus melangkah hingga Wonwoo sampai di lobi lantai pertama, ia langsung berlari keluar dari rumah sakit tersebut dan menatap sekeliling. "Nggak.. ini bukan tempat gue.." gumamnya dengan khawatir.

Ia mengerjap bingung, kembali berlari hingga tiba-tiba ia menabrak seseorang di area parkir yang ada di depan gedung rumah sakit. Kepalanya yang terasa sakit mendongak. "Alvaro?" lirihnya saat melihat seorang pria tinggi didepannya.

Mingyu mengernyitkan dahinya, lalu ia mendongak dan menatap ketiga sahabat Wonwoo dan sang istri juga beberapa perawat yang mengerjar Wonwoo. "Ada apa ini?" tanyanya.

Minwon 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang