Tepat di umurnya yang kedelapan belas tahun, ia baru sadar jika dirinya adalah reinkarnasi dari seorang pengawal pangeran.
Bangun dari tidurnya, Wonwoo langsung bersiap dan keluar dari kamarnya, tak lupa membawa pedang yang sudah ia terima sejak ia berumur delapan belas tahun dan digunakan untuk berlatih juga.
Langkah kakinya menuju ke arah Balai Timur--tempat tinggal putra mahkota-- di kerajaan tersebut. Ia mendapat sapaan dari beberapa dayang--pelayan wanita-- dan juga kasim--pelayan pria-- yang bertemu dengannya selama perjalanan yang tak cukup jauh itu.
Hingga kedua kakinya berhenti di depan kamar utama di Balai Timur. Kasim yang berdiri di sana membukakan pintu untuk Wonwoo dan ia melangkah memasuki kamar utama tersebut.
Kedua matanya menatap sang putra mahkota yang masih tertidur di kasur lantai. Ia membungkuk sedikit. "Selamat pagi Jeoha--panggilan untuk putra mahkota--, ini sudah waktunya anda bangun." ucap Wonwoo lalu mendongak lagi.
"Sebentar." jawab Mingyu, ia bahkan tidak tidur semalaman penuh, ia hanya memejamkan kedua matanya itu.
Mingyu menghela napasnya, membuka kedya matanya dan bangkit duduk, ia menoleh ke arah Wonwoo. "Hari ini aku melakukan apa?" tanyanya.
"Anda akan belajar mengenai silsilah kerajaan." jawab Wonwoo dengan sedikit senyuman tipis di wajahnya.
Mingyu mengangguk paham, ia bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arah pintu dan di bukakan oleh kasim yang ada di sana, Wonwoo berjalan mengikuti hingga keduanya sampai di ruangan khusus untuk membersihkan diri.
Mingyu memasuki bak mandi yang terbuat dari kayu, sedangkan Wonwoo berdiri tak jauh dari bak mandi tersebut, menatap Mingyu yang membuka bajunya yang basah dan menyampirkannya ke bak mandi tersebut.
Kepala Mingyu menoleh dan menatap Wonwoo. "Kemari." ucapnya dan diberi anggukan sedikit oleh Wonwoo.
Wonwoo sudah mengerti dengan apa yang Mingyu inginkan, untuk menggosok punggungnya. Ia melakukannya.
Mingyu terdiam dan menunduk, menatap air hangat yang merendam separuh tubuhnya. "Kau belum ada keinginan untuk menikah pengawal Jeon?" tanya Mingyu.
"Belum Joeha." balas Wonwoo.
"Aku sebenarnya belum siap menikah, semalaman aku hanya memikirkan tentang pernikahanku yang akan dilaksanakan minggu depan."
"Jadi semalam anda tidak tidur?" tanya Wonwoo dan Mingyu mengangguk kecil untuk menanggapi. "Kenapa anda belum siap menikah?"
"Kau tahu diriku Wonwoo." Mingyu menoleh dan menatap Wonwoo yang menampilkan wajah datarnya. "Kita sudah mengenal sejak kita berdua lahir." lanjutnya dan ia kembali menatap lurus ke depan.
Wonwoo tersenyum tipis meskipun Mingyu tak melihatnya, ia lahir di hari yang sama dengan Mingyu, umur keduanya sudah memasuki dua puluh lima tahun dan Mingyu akan segera menikah karena tuntutan kerajaan.
Ia mengulum bibirnya, kedua matanya tertuju pada punggung Mingyu yang sedang ia gosok dengan tangan kanannya. "Ini bukan hanya tentang kita Jeoha, tapi seluruh kerajaan." balasnya.
"Aku tahu." Mingyu tersenyum sedih. "Tapi tidak sehari pun kau tidak ada di sampingku."
Keluarga klan Jeon memang dekat dengan keluarga kerajaan, klan Kim, bahkan di hari pertama kelahiran mereka, ibunya Wonwoo membawa Wonwoo untuk bertemu dengan Mingyu. Ibu dari keduanya adalah sahabat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minwon 2022
FanfictionONE/TWO SHOT • 2022 EDITION Kumpulan one/two shot Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo yang penuh dengan kemesuman sang penulis dan terkadang berakhir dengan menyedihkan. start : january 2022 finish : december 2022 BL || GS 1821 • Kim Mingyu || Jeon Wonwoo ...