1705 || number one (minwon)

10.1K 296 40
                                    

Sebuah tetesan keringat mengenai bola basket yang sedang di dribble oleh salah satu murid paling populer di Seoul Senior High School, namanya adalah Kim Mingyu. Seorang murid dengan tinggi diatas rata-rata dari pada murid yang lain.

Ia memiliki tubuh atletis-karena sering berolahraga- dengan kulit tan yang begitu eksotis. Jangan tanyakan bagaimana wajahnya, ia tampan, siapapun yang melihatnya tahu bahwa pemuda itu, sangat tampan.

Selain bakatnya dalam bermain basket-yang menjadikannya sebagai pemain basket terbaik di sekolah tersebut saat ini- ia juga memiliki kepintaran yang ia peroleh dari ibunya yang seorang dokter dan ayahnya yang seorang arsitek.

Mingyu adalah sebuah wujud yang bisa di bilang sempurna, entah fisik, psikis, perilaku dan hal lain yang dimiliki oleh pemuda yang baru saja berhasil memasukkan bola basket itu dengan mendapat tiga poin.

"YESSS!!" tim sekolahnya bersorak, juga penonton di luar area lapangan basket itu. Anggota tim mendekat ke arah Mingyu, memberikan sebuah pelukan kemenangan.

Mingyu mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi, memberitahukan pada semua orang di sana bahwa dirinya dan timnya telah memenangkan kejuaraan nasional tahun ini. Setelah sekian lama sekolahnya tak memenangkan pertandingan tersebut.

Selesai dengan bersorak gembira atas kemenangan mereka, mentri olahraga yang turut andil sebagai juri, memberikan mendali, piala, piagam juga hadiah yang mereka dapatkan. Acara foto juga berlangsung setelah itu.

"Terima kasih banyak, kalian telah mengharumkan nama sekolah." ucap sang kepala sekolah dengan bangga, ia menepuk pundak tim bola basket satu persatu. Terharu, bisa melihat kemenangan mereka di turnamen nasional.

"Setelah ini, kalian akan saem traktir makan, sepuasnya." kali ini pelatih tim basket yang mengatakan hal tersebut.

Seluruh anggota tim bersorak gembira mendengarnya, mereka bersiap untuk keluar dari gedung tersebut, memasuki bus yang membawa mereka menuju restoran tempat mereka akan makan.

Sampai di restoran tersebut, Mingyu mendudukkan dirinya di sebelah kapten tim basket mereka, yang satu tahun lebih tua darinya. "Ah, akhirnya, perjuangan kita selama ini terbayarkan hyung." ucapnya dengan bangga.

Seungcheol menoleh dan menepuk pundak Mingyu. "Berkatmu.." ia menatap anggota timnya yang satu angkatan dengannya. "Mereka kembali semangat memainkan basket juga karenamu, terima kasih banyak Mingyu, ini akan menjadi hal terbaik yang pernah aku dapatkan selama sekolah menengah." lanjutnya.

Mingyu tersenyum dan mengangguk kecil. "Berkat hyung juga. Kau memimpin kami dengan baik." balasnya.

"Dan ini menjadi pertandingan terakhirku, aku juga sudah memikirkan siapa yang akan menggantikanku." ia menatap Mingyu dengan lekat. "Kau Mingyu."

"Tidak hyung." Mingyu menggelengkan kepalanya, membuat Seungcheol menatapnya bingung. "Jiwa pemimpinku tak sebaik dengan kau, aku lebih memilih Chan sebagai kapten tim basket untuk menggantikanmu."

"Chan?" Seungcheol menoleh ke arah murid yang sedang mereka bicarakan. "Dia anggota paling muda." ucapnya.

"Aku tahu.." Mingyu tersenyum sembari menatap Chan. "Tapi jiwa pemimpinnya begitu bagus, aku yakin ia bisa menjadi kapten yang baik." lanjutnya.

Seungcheol menghela napasnya. "Baiklah, akan aku pertimbangkan dan akan diskusikan dengan pelatih."

Setelah pesanan mereka datang, mereka mulai makan siang menjelang sore, begitu lahap karena mereka juga lapar. Di tempat tersebut, hampir satu jam lamanya mereka menghabiskan waktu bersama, sebelum akhirnya pulang dengan menurunkan mereka di sekolah.

Minwon 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang