6. Mengalah?

35K 3.1K 119
                                    

Selamat siang semua anak-anak emak 😍🥰

Gimana kabarnya? Manado sekarang lagi rintik-rintik manja. Malah udah otewe hujan sih ini namanya.

Daerah kalian gimna?

Panas?

Hujan?

Mendung?

Nah, kemarin maaf banget Daru dan Gisha nggak update 🥺🙏

Sesuai yang emak jelaskan di posesif Husband, emak nggak enak badan, setiap lihat hape bawaannya sakit mata.

Entah apa yang terjadi emak juga nggak tahu, nggak pergi ke dokter juga jadi cuman istirahat aja. Siapa tahu emak memang butuh banyak istirahat.

Kalian sehat-sehat kan? Emak harap gitu.

Nah, ini adalah update-an untuk episode 6, curhat sedikit kalau beberapa bagian percakapan ini adalah bagian dari sebuah cerita yang pernah emak publish tapi nggak dilanjut dan sudah emak tarik lagi.

Yang pernah baca cerita emak yang itu sebelum unpublis mungkin agak familiar dengan beberapa bagian heheheh.

Ya udah, semoga enjoy ya.

Mungkin terlalu banyak mengharapkan ketidakpastian akan membuat seseorang berhenti berharap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin terlalu banyak mengharapkan ketidakpastian akan membuat seseorang berhenti berharap.

~ Gisha ~

"Ini masalahku sama Gisha, kamu nggak perlu ikut campur To! Ini rumah tangga kami!" balas Daru emosi.

Dito terkekeh.

Mereka masih berdiri di ruang tengah.

"Kamu masih cinta sama dia kan?" tanya Dito.

Daru mengepalkan tangannya. Dia merasa kesal dengan ucapan Dito.

"Bukan urusan kamu!"

"Jangan ikut campur lagi To, aku berbaik hati kali ini nggak nonjok kamu."

Mendengar itu Dito semakin melebarkan senyumannya.

""Kamu cemburu kan? Kamu nggak suka aku dekatin Gisha."

Bersamaan dengan berakhirnya ucapan Dito, kepalan tangan Daru mendarat di pipinya. Dito sedikit tersentak namun setelah itu dia menyentuh pipi dan bibirnya yang terasa perih, laki-laki itu malah tertawa lebar.

"Pukulan ini, bukti kalau kamu masih cinta sama istri kamu Ko. Terima kasih tonjokkannya, jangan lupa beliin obat ya setelah ini," ucap Dito dengan santai, setelahnya laki-laki itu meninggalkan Daru di ruang tengah yang masih mencoba mengatur napasnya.

Jujur sekali dia kesal. Lebih kesal karena apa yang dikatakan Dito benar adanya. Dia cinta. Sangat cinta. Tapi bukan karena gengsi dia tidak ingin mengakui, tapi rasanya tidak pantas lagi dia bersanding dengan Gisha.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang