27. Hukuman

26.4K 1.8K 42
                                    

Selamat Malam sayang-sayang 💕💕

Apa kabar? Semoga selalu baik ya 😍☺️

Iya harusnya hari ini nggak bakal ada notifikasi, tapi karena kemarin nggak upadate jadi tebusnya hari ini 🤗🤗

Ya udah jangan lupa tandai typo kalau ada ya.
Terima kasih 💕🥰🤗

Enjoy!!!

Ketika memasuki kawasan elit kediaman keluarga Tano, Daru menjadi sedikit was-was

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketika memasuki kawasan elit kediaman keluarga Tano, Daru menjadi sedikit was-was. Oke, dia memang tidak setakut itu hanya saja sepanjang perjalanan pikirannya terus dipenuhi wajah marah Mami.

"Kamu turun duluan Gis," ujar laki-laki itu ketika mobil mereka berhenti tepat di depan halaman luas rumah Mami dan Papi.

Tanpa menanggapi ucapan Daru, Gisha melengos keluar dari mobil. Perempuan itu benar-benar marah dan merajuk. Setelah beberapa saat, akhirnya Daru memutuskan untuk ikut keluar dari mobil.

Saat Gisha melangkah hendak masuk ke dalam rumah perempuan melihat Mami sedang berada di taman bunga depan rumah. Seperti biasa, perempuan itu akan merawat bunga-bunga cantiknya yang harganya mencekik leher.

"Mi!" teriak Gisha.

Perempuan nampak hendak melaporkan apa yang dirasakannya hari ini. Daru menghela napas saat melihatnya.

Mami yang melihat keberadaan Gisha dan Daru langsung datang menghampiri. Gawat. Jantung Daru mulai berpacuh dengan cepat.

Hingga akhirnya Mami sampai di depan mereka.

Perempuan itu nampak melototkan matanya ketika melihat wajah Gisha. Dia langsung menatap Daru dengan pandangan tajam.

"Kamu apain Gisha?" tanya Mami dengan nada tajam.

Kalau bisa dibilang wajah Mami sudah seperti Jinora kalau lagi marah sama Eshan. Mengerikan.

Daru menelan salivanya pelan dan membasahi bibir keringnya. Mami tidak akan mungkin langsung memukulinya kan?

"Masuk dulu Mi nanti aku ceritain," ajak Gisha pada Mami.

"Kamu juga ikut Mas, jangan pikir kamu bisa lolos."

Dengan berat hati Daru mengikuti Gisha dan Mami yang memasuki rumah.

Gisha yang kejam.

***

Memang kalau berurusan dengan Mami tidak akan pernah mudah. Ya itulah yang selalu Daru rasakan semenjak menikahi Gisha. Mami itu unik dan tidak ada tandingannya.

"Jadi begitu?" tanya Mami.

Gisha menganggukkan kepalanya. Dia baru saja selesai menceritakan semuanya pada Mami tanpa terkecuali.

"Kalian bisa bicara tanpa harus menyuruh Gisha keluar."

Daru diam sejenak.

Ya intinya jangan membantah ataupun menyelah ucapan Mami.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang