31. Hilangnya Gisha

23.3K 1.8K 74
                                    

Selamat malam 💕

Dalam kemengantukan emak ngetik bab ini 🤣🤣 Semoga aja typonya nggak banyak 🤭🤭

Kali ini nggak ada yang ngakak-ngakak dulu, biarin Mas Daru berhenti ngelawak sebentar 😁😁

Emak nggak mau banyak bicara langsung eksekusi aja ya.

Enjoy!!!

"Mas Rujaknya tumpah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Rujaknya tumpah."

Sekali lagi Gisha berucap.

Iya aku tahu, aku tidak buta Daru membatin.

Laki-laki itu mencoba untuk tidak emosi. Dia sangat panik sampai berkendara bagaikan orang gila. Hampir menabrak namun apa yang didapatnya. Gisha malah menangisi sekantong berisi rujak jambu air.

Astaga.

Bagaimana ini mau dijelaskan pakai logika?

Itu hanya perkara rujak yang bahkan boleh dibeli lagi. Kenapa dia harus sampai menangis begitu gila sampai mau membuat apartemen mereka banjir. Gisha tidak pernah bersikap seaneh ini, baru sekali ini saja.

Jadi Daru memang sedikit bingung dan kesal.

"Iya Gis, pesan yang baru aja," balas Daru sepelan mungkin.

Dia takut apa yang diucapkannya akan jadi salah di mata Gisha sebagaimana mood perempuan itu yang selalu berubah dan Daru tidak ingin memicuh mood burukny.

Gisha menatap Daru dengan berbinar.

"Rujak mangga muda aja ya Mas? Kalau dipikir-pikir aku nggak doyan sama jambu air ternyata."

Daru mencoba menghela napas tanpa ketahuan oleh sang istri. Entah kenapa sejak kemarin Gisha terlihat sangat aneh. Tingkah perempuan itu membuat Daru harus punya banyak stok kesabaran.

"Iya,iya sayang," pasrah Daru.

Lelaki itu tidak ingin memperkeruh suasana dengan menolak permintaan aneh istrinya. Yang ada perempuan itu malah mengamuk nantinya.

"Kok suara kamu nggak ihklas gitu Mas?"

Daru mengigit pipi dalamnya, dia ingin sekali menonjok orang namun tidak mungkin kalau dia menonjok Gisha. Dia kan cinta sama perempuan itu. Hanya saja tingkah Gisha lama kelamaan jadi menyebalkan.

"Aku ikhlas kok sayang, ikhlas banget Gis."

Daru berucap sembari melembarkan senyumnya untuk menunjukkan pada Gisha bahwa dia bersikap sebagaimana yang diharapkan perempuan itu. Gisha juga ikut tersenyum dan kemudian berucap, "Ya udah deh Mas."

Lalu perempuan mengecup pipi kanan Daru sembari tersenyum genit. Daru menghela napas, mau menerkam ini masih siang. Eh tapi nggak apa-apa kan bikin anak siang hari?

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang