Gisha mencintai Marko Seandaru begitu dalam hingga membuatnya terluka karena sebuah kenyataan tentang sang suami. 8 bulan perpisahan itu terjadi, Gisha masih sangat berharap. Namun sebuah surat yang berada dalam amplop cokelat yang tiba di rumahnya...
Emak nggak mau banyak bicara wkwkwk Lagi jam kerja nih, nggak boleh megang hape Mulu 🤣
Sok atuh dibaca, jangan lupa Typonya ditandai ya 🤗🤗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cepat makan, dokter ngomong tadi kalau kamu kekurangan cairan karena terlalu banyak muntah."
Daru menatap Mami dengan tubuh lemas.
Dia sedang sakit namun Mami sama sekali tidak bicara dengan lembut. Wanita itu terkesan seperti ibu tiri yang jahat dari pada mertuanya.
Ya, pagi ini Mami datang ke rumah sakit karena Gisha menelponnya. Perempuan itu mengatakan bahwa Daru terkena morning sickness. Harusnya hal itu dialami Gisha, namun kata dokter wajar kalau suami mengalaminya karena istrinya sedang hamil.
Saat ini Gisha sedang pulang mandi dan Dito mengantarnya. Perempuan hamil itu tidak suka dengan tubuhnya yang bau keringat.
Mami menyodorkan mangkuk berisi bubur ke hadapan Daru tanpa berniat menyuapi putranya itu. Daru melongo, beginikah perlakuan kepada orang sakit? Mami kejam sekali.
"Mami tidak perlu menyuapi kamu kan? Kamu udah besar."
"Iya nggak perlu Mi, aku akan makan sendiri!"
Daru merebut mangkuk bubur itu dengan kesal. Mami hampir terbahak.
"Sudahlah, mendekatlah."
Mami menyodorkan satu sendok utuh ke hadapan Daru. Dengan kesal laki-laki itu membuka mulutnya.
Suara kenop pintu yang diputar terdengar sedikit nyaring karena suasana agak sunyi.
Mami dan Daru menoleh ke arah pintu. Nampak Gisha dan Dito yang baru saja datang. Gisha nampak lebih segar. Melihat itu Daru menahan perasaannya untuk tidak cemburu. Dalam pandangan matanya Dito dan Gisha nampak serasi, mereka berdua terlihat seperti suami istri.
"Aku pikir kamu udah mati Ko."
Ucapan Dito membuat Daru mendelik kesal.
"Sialan kamu!"
Daru mengumpat sementara Gisha dan Mami tertawa.
Kenapa orang-orang ini suka sekali membuat Daru kesal, mereka tidak tahu kalau Daru sedang sakit? Lelaki itu bahkan tidak memiliki tenaga untuk marah.
Menyebalkan.
***
Beberapa jam setelahnya Daru diperbolekan pulang. Kata dokter kalau dia masih muntah-muntah lagi, itu sangat wajar, Daru saja yang memang lemah. Dari kemarin semua orang kuatir karena Daru nampak seperti seseorang yang sudah mau menghadap Tuhan.