37. Ngidam Jambak Andin

16.3K 1.6K 43
                                    

Hai sayang-sayang 🥰💕

Iya, Gisha Double update dong 🥰

Jangan lupa tandai typo ya dan Enjooyyyy

Jangan lupa tandai typo ya dan Enjooyyyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daru menyetir dengan keadaan panik. Dia takut terjadi apa-apa dengan sang istri dan bayi mereka. Sesekali Daru menatap ke belakang untuk memastikan keadaan Gisha.

Di saat-saat seperti ini Daru berharap Gisha segera membuka matanya dan mengatakan, "ini hanya prank Mas."

Namun, Gisha sama sekali tidak membuka matanya. Air mata Daru berderai, laki-laki mencoba tetap fokus menyetir. Dalam hati dia terus berdoa agar Gisha baik-baik saja.

Untungnya jalanan sangat lengang jadi Daru hanya menghabiskan beberapa menit untuk ke rumah sakit.

Setelah berhasil memarkirkan mobil, Daru menggendong Gisha untuk ke Intalasi Gawat Darurat.

"Dokter, tolong istri saya," teriaknya dengan keras.

"Dokter!"

"Sialan, dokter tolong istri saya. Dia sekarat."

Daru mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berteriak. Hingga akhirnya para petugas medis mendatanginya dan segera mengangkat Gisha ke atas brankar dan mendorong perempuan itu masuk ke dalam IGD.

"Mohon bapak tunggu di luar," pinta seorang perawat.

Daru menatap dengan mata melotot.

"Istri saya di dalam, saya harus ke sana!" teriak laki-laki itu emosi.

"Tidak bisa pak, dokter sedang melakukan pertolongan pertama. Mohon bapak menunggu!"

Si perawat mencoba untuk menghadapi Daru dengan sabar. Memang hal-hal seperti ini sudah sering mereka temui. Keluarga pasien kadang menyebalkan dan tidak mau ikut prosedur rumah sakit.

"Sialan, istri saya hampir meregang nyawa dan kamu menyuruh menunggu di sini? Kamu pikir aku bodoh? Sialan!"

Daru memaki.

Dia sangat panik sejujurny dan Dia takut.

Hingga tanpa aba-aba datang seorang dokter laki-laki dan memberikan bogeman untuk Daru hingga tubuh laki-laki itu oleng. Sudut bibir Daru langsung robek.

"Kalau bapak tidak bisa diam dan memaki silakan bawa istri bapak ke rumah sakit lain. Bapak kan yang tahu keadaannya. Saya ingatkan bapak hanya seorang keluarga pasien bukan dokter!"

Daru menatap seseorang yang tadi meninjunya. Seorang dokter muda yang tampan. Daru akhirnya sadar akan tindakan gilanya yang melanggar prosedur rumah sakit.

"Bapak duduk diam dan berdoa, bukan malah memaki-maki di sini!"

Oke Daru salah.

"Maafkan saya," ucap Daru dengan nada lemah. Laki-laki itu terduduk di kursi tunggu depan ruang IGD.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang