5. Hiburan dari Dito

29.5K 2.7K 75
                                    

Selamat malam semuanya.

Apa kabar?

Hari ini emak benar-benar nggak fit. Pulang kerja langsung tidur setelah bangun perasaan nggak enak, jantung berdebar kencang. Kayaknya maag emak kambuh 🥺

Emak langsung pergi minum obat dan puji Tuhan Alhamdulliah udah agak baikan.

Setelah merasa sedikit baikan, emak coba ngetik ini untuk kalian 😁

Pada nggak sabar ya nungguin?

Komentar episode sebelumnya pada emosi sama Daru ya?

Semoga episode ini nggak tambah emosi 🤭🤭🤣

Jangan lupa tandain kalau ada kata/kalimat yang penulisannya salah.

Oke deh.

Gisha melangkah ke tempat parkir, perempuan itu sedang mencoba menahan tangisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gisha melangkah ke tempat parkir, perempuan itu sedang mencoba menahan tangisannya. Di depan Daru tadi dia berusaha terlihat kuat agar laki-laki itu tahu bahwa dia bukanlah tipe wanita yang akan mudah menyerah.

"Gisha?"

Sebuah suara terdengar dari arah belakang. Gisha memberhentikan langkah kakinya. Dia berbalik dan melihat Dito berdiri di sana sembari menatapnya.

"Eh, oh hai Dito," sapa Gisha.

Sejujurnya dia agak canggung, dia tidak mengenal Dito sebelum ini. Hingga akhirnya dia tahu bahwa laki-laki itu adalah keponakan Mami.

"Kenapa? Marko apain kamu?" tanya Dito.

Sebenarnya Dito tahu bahwa segilanya apapun kakak lelakinya, namun laki-laki itu tidak mungkin akan menyakiti Gisha sekarang.

Dulu mungkin iya, saat dia sedang dikuasai amarah dan dendam. Tapi untuk sekarang, Dito rasa tidak mungkin.

"Eh enggak kok, aku cuma datang lihatin aja. Kangen soalnya."

Dito tersenyum prihatin. Bagaimana bisa Gisha masih mencintai Marko begitu dalam sementara perempuan itu sudah banyak terluka. Harusnya Marko kena karma karena telah menyakiti perempuan setulus Gisha.

"Dia nggak kasarin kamu kan? Aku tahu kakakku emang agak tempramen."

Gisha tersenyum tipis. Dito sangat baik.

"Enggak kok," jawab Gisha disertai senyum yang Dito tahu adalah senyum palsu.

"Terus ini sudah mau pulang?" tanya Dito lagi.

Gisha menganggukkan kepalanya. Ya, tidak ada lagi tempat yang dapat dia tuju. Dia baru saja merasa terusir oleh suaminya sendiri jadi tujuan satu-satunya adalah pulang ke rumah dan menangis di sana sepuasnya.

"Mau ikut aku sebentar? Jalan-jalan sedikit, kebetulan aku nggak kerja hari ini. Nanti aku antar pulang deh."

Gisha menatap ragu. Dia tidak sedekat itu dengan Dito meskipun sekarang status mereka adalah Ipar. Lagipula kalau dilihat orang lain dia jalan sama Dito pasti akan memunculkan skenario baru yang belum tentu benar.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang