Hai, double update nih 🥰🥰🥰
Hayuk langsung aja ya 😁
Beberapa minggu setelah liburan di Labuan Bajo, Gisha dan Daru memutuskan untuk menjual apartemen dan membeli rumah di kawasan dekat kantor cabang di Jakarta Selatan. Menurut Daru, lebih aman kalau tinggal di rumah karena lelaki itu akan lebih dekat untuk ke kantor. Lagi pula tidak lama lagi mereka akan memiliki anak dan lingkungan apartemen tidak terlalu baik untuk tumbuh dan kembang anak mereka nanti.“Sayang,” panggil Daru dari dapur.
Pagi ini lelaki itu berinisiatif untuk membuat sarapan.
“Hmm,” balas Gisha malas.
Waktu baru menunjukkan pukul 06.30 dan dia masih malas bangun sebenarnya. Namun, aroma nasi goreng yang dibuat Daru lebih menggoda iman daripada belaian hangat selimut. Setelah cuci muka dan mengosok gigi, Gisha keluar kamar dan melangkah menuju dapur.
“Lama banget sih,” ujar Daru dengan wajah cemberut yang menurut Gisha sangat menjijikan.
“Aku udah lapar banget sayang,” rajuk laki-laki itu dengan manja.
Gisha memutar bola matanya malas.
“Aku nggak ngelarang kamu makan, kalau lapar ya makan Mas.”
“Aku lagi pengen dibujuk Gis, nggak peka banget kamu jadi istri,” dengus Daru.
Tanpa berkata lagi laki-laki itu segera mengunyah nasi goreng buatannya dengan rakus. Kenapa Gisha tidak peka kalau dia lagi ingin dibujuk?
Sementara Gisha menatap suaminya dengan pandangan horor, Daru nampak seperti kerasukan hantu kelaparan.“Mas,” panggilnya pelan.
“Apa??” tanya Daru dengan mata melotot.
Astaga laki-laki itu sudah cocok memainkan tokoh hantu dalam film horor.
“Itu ada sisa, nasi di bibir kamu,” ucap Gisha sembari menunjuk bibir Daru.
Daru nampak tersenyum samar.
“Mana, nggak kelihatan,” serunya dengan nada manja.
Lagi-lagi Gisha harus mengusap dada melihat tingkah kekanak-kanakan Daru. Dia yang hamil namun anehnya Daru yang jadi super manja.
“Ngomong aja kalau pengen aku yang bersihin Mas,” sahut Gisha sembari mengambil tisu dan membersihkan sudut bibir suaminya dengan begitu romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daru & Gisha (Tamat)
RomansaGisha mencintai Marko Seandaru begitu dalam hingga membuatnya terluka karena sebuah kenyataan tentang sang suami. 8 bulan perpisahan itu terjadi, Gisha masih sangat berharap. Namun sebuah surat yang berada dalam amplop cokelat yang tiba di rumahnya...