12. Bujukan Setan

33.4K 2.8K 91
                                    

Halo selamat malam semuanya 🥰

Rintik-rintik yang mengguyur kota Manado, menghantar emak untuk mengetik episode 12 Daru & Gisha.

Maaf nggak sepanjang biasanya, sudut mata emak masih agak sakit. Natap hp juga harus pakai kacamata anti radiasi.

Tapi semoga ini tetap menghibur kalian ya.

Jangan lupa tandai kalau ada kesalahan dalam penulisan ya.

Enjoy !!

Daripada manja-manja sama kamu, mending sama monyet, lebih peka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daripada manja-manja sama kamu, mending sama monyet, lebih peka.

~ Gisha ~

Gisha panik, darah di kakinya masih belum berhenti. Memang hanya luka kecil tapi darahnya lumayan banyak dan terlihat sedikit mengerikan bagi Gisha.

Daru mencari P3K tapi ternyata tidak ada di apartemen mereka. Ya, sudah lama sebelumnya apartemen ini dibiarkan terbengkalai ketika dia masih berada dalam jeruji besi. Jadi mungkin orang yang disuruh membersihkan apartemen ini setiap dua minggu sudah membuang segala peralatan kesehatan yang memang dulu selalu disediakan lengkap oleh Gisha.

Oh sudahlah dari pada memikirkan yang sudah tidak ada mending memikirkan hal yang lain yang boleh membantu sebagai pertolongan pertama.

"Mas!" teriak Gisha.

Sesungguhnya dia takut darah. Ya, perempuan itu takut darah, bahkan ketika dulu Daru melukai, dia pingsan bukan karena pukulan dan tusukan dari Daru tapi karena takut darah.

"Telpon ambulance, bawa aku ke rumah sakit!" teriak perempuan itu dengan nada panik.

Daru melongo.

Ambulance? Rumah sakit? Sudah gila. Luka di kaki Gisha memang berdarah tapi tidak sampai harus memerlukan rumah sakit. Bisa malu kalau dia membawa istrinya ke sana.

Kenapa Gisha berlebihan sekali? Itu hanya luka kecil, tidak perlu seperti itu.

"Tunggu, aku pesan obat dan segala maca untuk obati kaki kamu, lukanya cuma kecil lho Gis," ucap Daru lalu mengambil ponselnya.

Gisha menatap suaminya dengan wajah masam, tidak peka memang si Daru. Tidak seperti kakaknya Adi yang kalau Mbak Nesa kenapa-napa langsung siap siaga.

Sebenarnya dia hanya bercanda tentang ambulans dan rumah sakit. Namun Daru sedatar itu sampai tidak tahu kalau sebenarnya yang Gisha inginkan saat terluka begini adalah dimanja dan diberi perhatian lebih.

"Nggak usah Mas, aku pakai tisu aja," ucap Gisha dengan nada datar.

Merajuk adalah cara paling ampuh yang biasa dipakai oleh perempuan dan Gisha ingin mencobanya.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang